• Login
  • Register
Sabtu, 19 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Orangtua Tak Bisa Sendiri Atasi Tingginya Perkawinan Anak

dul dul
25/07/2019
in Aktual
0
perkawinan, anak

FOTO BERSAMA: Direktur Rumah Kitab, Lies Marcoes (keempat dari kiri) bersama stekholder lainnya usai Halaqoh dan Deklarasi Bersama Mencegah Perkawinan Anak di Balaikota Cirebon, 24 Juli 2019.

17
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Beberapa studi Rumah Kita Bersama (Kitab) menemukan bahwa orangtua tidak bisa berdiri sendiri untuk mengatasi problem perkawinan anak. Untuk itu, Rumah Kitab melibatkan beberapa tokoh agama, pemuka adat, pemerintah yang mempunyai pengaruh di masyarakat, termasuk remaja.

Hal itu dikemukakan Direktur Rumah Kitab, Lies Marcoes saat ditemui Mubaadalahnews.com usai Halaqoh dan Deklarasi Bersama Mencegah Perkawinan Anak di Balaikota Cirebon, 24 Juli 2019.

“Saya menyebutnya mengeja daya remaja. Jadi remaja itu harus kita pahami (dulu). Bagaimana situasi kondisi, dorongan dan pilihan mereka,” kata Mbak Lies, sapaan akrabnya.

Selain itu, Negara harus memberikan kesejahteraan yang seluas-luasnya bagi rakyatnya teutama yang termarjinalisasikan seperti anak, perempuan dan disabilitas untuk menepuh jenjang pendidikan bagi anak, sehingga tidak ada perkawinan anak dan sejenisnya.

“Halaqoh dan deklarasi ini sebetulnya seperti ujung yang telah dilakukan Rumah Kitab. Ini menandakan satu permintaan kesepakatan dengan pemerintah daerah untuk menindaklanjuti, karena kita tahu hal ini tidak bisa dilakukan sendiri,” ujarnya.

Baca Juga:

COC: Panggung yang Mengafirmasi Kecerdasan Perempuan

Pesan Terakhir Nabi Saw: Perlakukanlah Istri dengan Baik, Mereka adalah Amanat Tuhan

Fazlur Rahman: Memahami Spirit Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Al-Qur’an

Aisyah: Perempuan dengan Julukan Rajulah Al-‘Arab

Ia menilai Cirebon bisa menjadi contoh nasional maupun international. Sebab, Cirebon mempunyai sejarah yang bagus, yakni diselenggarakannya Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) pada tahun 2017.

“Cirebon memiliki potensi yang baik, karena daya ungkitnya baik, dan pemerintahnya cukup responsive,” tuturnya.

Selain itu, Cirebon juga ada sejumlah Non Government Organization (NGO) yang bekerja cukup lama dalam usaha-usaha mewujudkan keadilan bagi perempuan dan anak dalam implementasinya pencegahan perkawinan anak dan kekerasan.

Lebih lanjut lagi, Cirebon memiliki khazanah kajian keagaman terkait dengan isu-isu perempuan dan anak. Jadi kegiatan ini menghubungkan tali yang berurai.

“Kita tahu bahwa kehidupan ini sulit, tetapi saya percaya kepada anak muda mempunyai kreativitas mimipi. Maka kejarlah mimpi kalian dan selalu percaya bahwa dalam mencapai mimpi itu kalian akan menemukan tangga-tangga itu,” pesan Mbak Lies. (DUL)

dul

dul

Orang biasa

Terkait Posts

Marzuki Wahid

Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan

6 Juli 2025
Sejarah Ulama Perempuan

Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan: Samia Kotele Usung Penelitian Relasional, Bukan Ekstraktif

6 Juli 2025
Samia

Samia Kotele: Bongkar Warisan Kolonial dalam Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

6 Juli 2025
Ulama Perempuan

Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial

6 Juli 2025
Sejarah Ulama Perempuan ISIF

ISIF akan Gelar Halaqoh Nasional, Bongkar Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

5 Juli 2025
kekerasan seksual terhadap anak

Dr. Nur Rofiah Tegaskan Pentingnya Mengubah Cara Pandang untuk Hentikan Kekerasan Seksual pada Anak

18 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Penindasan Palestina

    Refleksi tentang Solidaritas yang Tidak Netral dalam Menyikapi Penindasan Palestina

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fazlur Rahman: Memahami Spirit Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Al-Qur’an

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pesan Terakhir Nabi Saw: Perlakukanlah Istri dengan Baik, Mereka adalah Amanat Tuhan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Aisyah: Perempuan dengan Julukan Rajulah Al-‘Arab

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kehamilan Perempuan Bukan Kompetisi: Memeluk Setiap Perjalanan Tanpa Penghakiman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • COC: Panggung yang Mengafirmasi Kecerdasan Perempuan
  • Pesan Terakhir Nabi Saw: Perlakukanlah Istri dengan Baik, Mereka adalah Amanat Tuhan
  • Fazlur Rahman: Memahami Spirit Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Al-Qur’an
  • Aisyah: Perempuan dengan Julukan Rajulah Al-‘Arab
  • Refleksi tentang Solidaritas yang Tidak Netral dalam Menyikapi Penindasan Palestina

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID