• Login
  • Register
Minggu, 13 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Pandangan Nyai Usfiyatul Soal Kepemimpinan

Nyai Usfiyatul Marfu’ah mengatakan laki-laki dan perempuan mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi seorang pemimpin.

Redaksi Redaksi
21/04/2022
in Aktual
0
Social Justice Day, Vagabond

Social Justice Day

82
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Anggota Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Tengah, Nyai Usfiyatul Marfu’ah mengatakan laki-laki dan perempuan mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi seorang pemimpin.

Dalam persoalan pemimpin, Nyai Usfiyatul menyampaikan mengenai tafsir surat an-Nisa ayat 34.

Dari ayat tersebut, menurut Nyai Usfiyatul, al-Qur’an menggunakan kata bima fadhalallahu awliya u mim ba’ bukan bima fadhallahu alahinna, juga bukan bitafdilihinna.

“Artinya bima fadhalallahu awliya, adalah kalau sebagian laki-laki yang memiliki kelebihan atau keunggulan dibandingkan dengan perempuan hanya sebagian saja, ba’duhum awliya ‘i mim ba’ bukan semuanya,” kata Nyai Usfiyatul, dalam video yang diunggah Facebook Mubadalah.id.

“Artinya kita bisa melihat kalau begitu perempuan juga sama, sebagian perempuan memiliki kelebihan dibandingkan sebagian laki-laki lainnya,” tambahnya.

Baca Juga:

Merebut Kembali Martabat Perempuan

Laki-laki dan Perempuan adalah Manusia yang Setara

Sudah Saatnya Menghentikan Stigma Perempuan Sebagai Fitnah

Film Horor, Hantu Perempuan dan Mitos-mitos yang Mengikutinya

Selain itu, Nyai Usfiyatul menyampaikan , dari kata qawwamuna ini memberikan arti, apabila seorang menjadi pemimpin, maka, wabima anfaku min amwalihim, ukurannya seseorang itu bisa memberikan nafkah dari hartanya.

“Laki-laki ataupun perempuan sudah banyak memiliki harta, perempuan memiliki harta, laki-laki memiliki harta juga ada. Jadi kalau begitu, kepemimpinan itu ya tidak semestinya hanya dibebankan kepada laki-laki saja kalau memang yang memiliki harta dan yang bisa menafkahi itu tidak hanya laki-laki,” tegasnya.

“Ayat ini bisa memperkuat posisi antara laki-laki dan perempuan di dalam posisi yang sama dan setara, di antara keduanya bisa memiliki kelebihan satu dengan yang lain. bukan hanya dimiliki laki-laki saja, ataupun dimiliki perempuan saja,” tutupnya. (Rul)

Tags: an-Nisa 34laki-lakipemimpinperempuan
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Marzuki Wahid

Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan

6 Juli 2025
Sejarah Ulama Perempuan

Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan: Samia Kotele Usung Penelitian Relasional, Bukan Ekstraktif

6 Juli 2025
Samia

Samia Kotele: Bongkar Warisan Kolonial dalam Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

6 Juli 2025
Ulama Perempuan

Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial

6 Juli 2025
Sejarah Ulama Perempuan ISIF

ISIF akan Gelar Halaqoh Nasional, Bongkar Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

5 Juli 2025
kekerasan seksual terhadap anak

Dr. Nur Rofiah Tegaskan Pentingnya Mengubah Cara Pandang untuk Hentikan Kekerasan Seksual pada Anak

18 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Praktik Kesalingan

    Praktik Kesalingan sebagai Jalan Tengah: Menemukan Harmoni dalam Rumah Tangga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pentingnya Menempatkan Ayat Kesetaraan sebagai Prinsip Utama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perbedaan Biologis Tak Boleh Jadi Dalih Mendiskriminasi Hak Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perempuan dan Pembangunan; Keadilan yang Terlupakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kedisiplinan Mas Pelayaran: Refleksi tentang Status Manusia di Mata Tuhan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Merebut Kembali Martabat Perempuan
  • Kedisiplinan Mas Pelayaran: Refleksi tentang Status Manusia di Mata Tuhan
  • Kala Kesalingan Mulai Memudar
  • Hancurnya Keluarga Akibat Narkoba
  • Praktik Kesalingan sebagai Jalan Tengah: Menemukan Harmoni dalam Rumah Tangga

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID