Saat ini dunia tengah berperang melawan virus Corona atau biasa juga disebut Covid-19. Bahkan di beberapa negara sudah memberlakukan Lockdown, sedangkan di Indonesia pemerintah baru PSBB (Pembatasan Sosial Skala Besar), di beberapa kota besar dan daerah penyangga ibu kota, dengan menghimbau kepada masyarakat untuk tetap #DiRumahAja, memakai masker ketika hendak bepergian, dan menunda segala aktifitas di luar rumah yang sifatnya tidak penting.
Tentu pada minggu-minggu pertama hal ini cukup membosankan bagi warga Indonesia, terutama bagi orang yang biasa pergi-pergi, baik untuk bekerja, memenuhi undangan, dan santai-santai di tempat keramaian.
Namun, jika kesempatan ini disambut dengan cara yang positif pasti akan lebih bermakna. Misalnya, mengisi waktu di rumah aja selama pandemi berlangsung dengan hal-hal yang bisa mengarah pada terwujudnya “Baiti Jannati”. Kita tahu bahwa proses mewujudkan rumahku surgaku itu memang tidak mudah. Banyak orang yang menginginkan namun tidak tahu hal apa saja yang harus dilakukan.
Secara sederhana istilah “Baiti Jannati” ini bisa diartikan sebagai rumah yang damai dan tempat yang membuat orang-orang di dalamnya merasa tenang dan bahagia. Di mana dengan begitu mampu mengantarkan mereka ke dalam surganya Allah SWT.
Beberapa waktu lalu saya pernah bertemu dengan senior saya di pondok pesantren dulu. Dalam kesempatan tersebut ia bercerita tentang tips-tips membangun relasi rumah tangga yang baik. Diharapkan dengan cara tersebut bisa mengantarkan beliau beserta keluarganya merasakan bahwa rumah mereka memang berasa surga ketika relasi yang dibangun adalah relasi kesalingan.
Mang Taufiq (bukan nama asli) selalu menempatkan istrinya sebagai mitra, sehingga dalam hal apapun baik pekerjaan domestik maupun publik selalu dilakukan secara bersama-sama dan melalui komunikasi yang sehat. Beliau tidak segan untuk mengasuh anak-anaknya ketika ada di rumah, tidak malu juga untuk mengerjakan pekerjaan rumah seperti mencuci, membereskan rumah dan memasak.
Beliau tidak merasa sedang membantu istrinya, tetapi itu memang hal-hal yang wajib beliau lakukan ketika istrinya tidak sempat menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan tersebut. Selain itu, soal pengasuhan anak juga tidak dibebankan kepada salah satunya, tetapi diasuh, dididik dan dibesarkan secara bersama-sama.
Lalu dalam urusan pekerjaan, Mang Taufiq seringkali meminta pendapat istrinya, berpamitan ketika hendak pergi serta selalu mengabarinya ketika jauh dari rumah. Hal itu bertujuan untuk menjaga komunikasi yang baik dengan istrinya.
Begitupun sebaliknya, ketika sang istri tengah berpergian ke luar rumah, ia senantiasa memberi kabar kepada Mang Taufiq. Sungguh ini bukan praktik bucin, tapi ini memang romantisme yang perlu dibangun dalam kehidupan rumah tangga.
Dengan praktik kesalingan tersebut Mang Taufiq merasa rumah tangganya yang hampir berusia sebelas tahun ini, baik-baik saja dan harmonis. Lalu, istilah “Baiti Jannati” sudah bisa dirasakan oleh dia beserta anggota keluarganya.
Diakhir obrolan kami, beliau juga memberi nasihat yang sangat bijak yaitu “Seorang istri itu bukan pembantu, jadi ketika suami meminta sesuatu baik urusan lahir maupun batin, harus meminta dengan cara yang baik. Sehingga ketika istri melakukannya ia merasa ikhlas dan tidak merasa terpaksa. Itu lah relasi yang baik dalam berrumah tangga”.
Menurut saya, tips yang diajarkan oleh Mang Taufiq di atas bisa dipraktikan oleh siapa saja yang telah berrumah tangga. Baik penganten anyar maupun pengantin lama atau dalam bahasa sunda biasa disebut penganten bari, terutama ditengah pandemi yang mengharuskan semua orang untuk berada #DiRumahAja.
Saat ini semua orang mempunyai waktu yang lebih banyak untuk keluarga. Nah, dengan begitu alangkah eloknya jiga kesempatan tersebut digunakan sebaik mungkin. Misalnya, suami yang selama ini jarang sekali ada di rumah sehingga tidak pernah tahu dan tidak pernah terlibat dalam urusan rumah tangga, pada saat ini bisa turun tangan mengerjakannya bersama istri dan mungkin dengan anak-anaknya.
Sebab, dari banyak pernyataan perempuan yang telah menikah, mereka sangat senang jika suaminya ikut terlibat dalam hal-hal yang seringkali dianggap sepele. Seperti membersihkan rumah, mengasuh anak, serta berbelanja atau memasak.
Dengan terlibatnya suami dalam urusan rumah tersebut, diharapkan bisa mengurangi beban istri. Apalagi dalam keadaan seperti ini, istri mempunyai tugas tambahan yaitu membantu menyelesaikan tugas anak-anaknya dari sekolah yang dikerjakan lewat online. saya yakin pasti para ibu-ibu sangat kerepotan, karena selain mengerjakan urusan rumah dia juga harus memastikan tugas-tugas anaknya selesai.
Jadi, para suami tidak harus selalu melakukan sesuatu yang wah dan mewah untuk membahagiakan istri, cukup bantuin istri masak, nyuci, nemenin anak-anak bermain serta mengerjakan tugas saja mereka udah seneng loh… hehe
Wabah Covid-19 ini mungkin bisa saja mendatangkan nilai-nilai kebaikan jika selama wabah terjadi, kita melakukan hal- hal positif. Seperti yang telah dijelaskan di atas. Tentu hal tersebut, tidak saja dilakukan selama ada wabah, tetapi selama kita menjalankan kehidupan rumah tanga. Dan mungkin jika langkah kecil ini dilakukan secara terus menerus, maka dapat melahirkan kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawadah dan rahmah.
Jadi, nanti meme-meme yang bertebaran di media sosial, bukan lagi “hasil tes corona negatif, hasil test pack positif, Tetapi, “tes corona negatif, hubungan suami dan istri makin romantis”. Selamat berjuang! Dan tolong do’akan para jomblo-jomblo yang sudah ngebet pengen punya pasangan, bisa segera mempraktikkan relasi kesalingan ini. []