• Login
  • Register
Rabu, 9 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Pentingnya Peran Orang Tua dalam Pengasuhan Bersama

Irma Khairani Irma Khairani
09/07/2020
in Keluarga
0
Ilustrasi Oleh Nurul Bahrul Ulum

Ilustrasi Oleh Nurul Bahrul Ulum

153
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Seorang anak merupakan harapan kedua orang tuanya untuk meneruskan kehidupan mereka, masa depan yang baik menjadi hal yang sangat penting untuk disiapkan oleh orang tua terhadap anak mereka. Untuk mendapatkan masa depan yang baik tentunya diperlukan pendidikan yang baik pula, dan pendidikan pertama kali dilakukan oleh orang tua kepada anak di dalam keluarga.

Keluarga sebagai komunitas pertama yang dikenal oleh seorang anak perannya menjadi sangat penting karena di dalam keluarga seorang anak belajar, mulai dari merangkak, berbicara, berjalan, dan banyak hal lainnya.

Dalam keluarga terdapat Ibu dan Ayah yang memiliki peran sebagai orang tua dan menjadi role model bagi seorang anak. Maka dari itu seorang anak membutuhkan kondisi yang baik dan supportif dalam keluarganya untuk mendukung pertumbuhan baik secara jasmani dan rohani.

Orang tua tentunya memiliki cara yang berbeda-beda dalam mengasuh seorang anak untuk bisa bekembang dan belajar, pada satu keluarga akan berbeda dengan keluarga yang lainnya. Hal tersebut bisa disebabkan oleh perbedaan latar belakang orang tua, misalnya seperti pengalaman, pendidikan, kondisi sosial-ekonomi keluarga, dan lain sebagainya.

Peran kedua orang tua entah Ibu ataupun Ayah sangat dibutuhkan. Namun, dengan budaya patriarki yang ada, yang mana berdampak akan adanya domestikasi perempuan yaitu peran perempuan yang dibatasi hanya sebatas urusan rumah tangga (sumur, kasur, dan dapur), sehingga proses pengasuhan anak dititikberatkan kepada ibu. Hal ini menjadi keniscayaan karena seorang ibu dengan peran domestiknya banyak menghabiskan waktu di rumah bersama dengan anak-anaknya.

Baca Juga:

Melawan Perundungan dengan Asik dan Menyenangkan

Relasi Imam-Makmum Keluarga dalam Mubadalah

Mengebiri Tubuh Perempuan

Mengapa Perempuan Lebih Religius Daripada Laki-laki?

Dengan peran yang cukup besar, seorang Ibu mesti memiliki kecakapan dalam berbagai hal, terutama dalam hal proses pengasuhan dan pendidikan anak. Sehingga, pendidikan menjadi hal yang sangat penting untuk dimiliki seorang ibu, karena seorang ibu yang berpendidikan tentunya akan memiliki wawasan yang cukup luas dan ini sangat berdampak terhadap caranya mengasuh dan mendidik anak.

Kemudian, tak hanya dikarenakan budaya patriarki yang menyebabkan pengasuhan dan pendidikan anak dititikberatkan pada seorang Ibu, yang mana dapat menyebabkan tidak maksimalnya proses pengasuhan dan pendidikan anak. Orang tua yang keduanya bekerja pun dapat berdampak terhadap proses pengasuhan dan pendidikan anak. Ketika kedua orang tuanya bekerja maka waktu yang dihabiskan oleh orang tua dengan anak akan berkurang, sehingga proses pengasuhan dan pendidikan menjadi tidak maksimal.

Kiranya, dalam proses pengasuhan dan pendidikan anak menjadi tanggung jawab kedua orang tuanya yaitu Ibu dan Ayah. Dengan pola pengasuhan yang seimbang dan kerjasama antara ayah dan ibu, pengasuhan dan pendidikan anak akan maksimal.

Sears (2007) menyampaikan bahwa pada setiap proses pertumbuhan dan perkembangan anak, Ibu dan Ayah memiliki tugas untuk mengasuh dan mendidik anak. Orangtua harus bekerja sama mengamati dan memenuhi kebutuhan anak sesuai dengan usia perkembangannya, dengan kerja sama antara Ibu dan Ayah kiranya ini merupakan cara yang paling efektif untuk menjalankan tugas pengasuhan dan pendidikan anak.

Kerja sama yang dilakukan Ibu dan Ayah dalam pengasuhan dan pendidikan anak berdampak terhadap beberapa hal yaitu, pertama, membantu perkembangan anak secara positif. Dr. Kyle D. Pruett seorang ahli psikiatri menyampaikan relasi ayah dengan anak di masa kecilnya akan meningkatkan perkembangan empati anak, kemudian sebuah hadist menyatakan al-um-al-madrasatul ula yang memiliki arti seorang Ibu merupakan wadah pendidikan yang utama dan pertama bagi anak.

Maka, apabila Ibu dan Ayah saling bekerja sama dalam mengasuh dan mendidik anaknya, akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan anak dengan baik. Tak hanya berdampak terhadap anak, kerja sama orang tua yang dilakukan pun berdampak terhadap orang tua untuk meningkatkan kualitas hubungan yang baik, dan dapat mengurangi stress misalnya stress yang diakibatkan peran berlebih yang dirasakan entah oleh Ibu atau Ayah.

Sehingga penting kiranya kerja sama dalam keluarga antara Ibu dan Ayah melihat menfaat yang bisa dirasakan, apalagi dengan kerja sama antara Ibu dan Ayah dalam proses pengasuhan dan pendidikan anak akan sangat berdampak terhadap perkembangan dan pembentukan karakter yang baik bagi seorang anak. Jadi, anak bukan hanya tanggung jawab Ibu atau tanggung jawab Ayahnya, tetapi anak adalah tanggung jawab bersama dari keduanya. []

Irma Khairani

Irma Khairani

Irma telah rampung menamatkan studi sarjana Ilmu Politik di Universitas Nasional. Isu gender, pendidikan, dan politik adalah minatnya, saat ini aktif di komunitas Puan Menulis.

Terkait Posts

Relasi Imam-Makmum

Relasi Imam-Makmum Keluarga dalam Mubadalah

9 Juli 2025
Jiwa Inklusif

Menanamkan Jiwa Inklusif Pada Anak-anak

8 Juli 2025
Pemimpin Keluarga

Siapa Pemimpin dalam Keluarga?

4 Juli 2025
Marital Rape

Ketika Istilah Marital Rape Masih Dianggap Tabu

2 Juli 2025
Anak Difabel

Di Balik Senyuman Orang Tua Anak Difabel: Melawan Stigma yang Tak Tampak

1 Juli 2025
Peran Ibu

Peran Ibu dalam Kehidupan: Menilik Psikologi Sastra Di Balik Kontroversi Penyair Abu Nuwas

1 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Pernikahan Tradisional

    Sadar Gender Tak Menjamin Bebas dari Pernikahan Tradisional

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kemanusiaan sebagai Fondasi dalam Relasi Sosial Antar Manusia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menanamkan Jiwa Inklusif Pada Anak-anak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meruntuhkan Mitos Kodrat Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Perempuan Lebih Religius Daripada Laki-laki?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Melawan Perundungan dengan Asik dan Menyenangkan
  • Relasi Imam-Makmum Keluarga dalam Mubadalah
  • Mengebiri Tubuh Perempuan
  • Mengapa Perempuan Lebih Religius Daripada Laki-laki?
  • Mengapa Pengalaman Biologis Perempuan Membatasi Ruang Geraknya?

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID