• Login
  • Register
Rabu, 22 Maret 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Pentingnya Remaja Terlibat dalam Mendukung UU TPKS

Kampanye di media sosial dengan melibatkan anak muda sebagai salah satu populasi pengguna media sosial terbesar, merupakan alternatif utama yang bisa kita lakukan

Muallifah Muallifah
22/07/2022
in Publik
0
Mendukung UU TPKS

Mendukung UU TPKS

295
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Sejarah perjalanan panjang dalam upaya untuk memberikan perlindungan dan keadilan bagi para korban kekerasan seksual, masih menjadi PR besar bagi seluruh masyarakat Indonesia. Jika melihat rancangan UU tentang Tindak Pidana Seksual sudah kita usulkan sejak tahun 2012. Sehingga penting bagi semua pihak untuk terus mendukung UU TPKS sampai pada upaya implementasinya.

Upaya yang Komnas perempuan lakukan yakni terus mendesak agar pengesahannya segera, untuk memberikan perlindungan para korban kekerasan seksual. Perjuangan sejak tahun 2012 bukanlah tanpa usaha. Sebab dalam praktiknya, pelbagai elemen dari masyarakat sipil, suara korban, serta kampanye masif terus melakukannyauntuk mendesak pengesahan RUU tersebut. Namun, lagi-lagi masih mendapatkan kegagalan, hingga akhirnya melalui tahapan yang amat panjang, menjadi sah juga. (12/4/2022)

Setelah pengesahan ini, apakah PR mendukung UU TPKS sudah selesai? Tentu tidak! kita terus mengkawal bagaimana penerapan undang-undang tersebut secara adil kepada korban, dan pelaku mendapatkan hukuman setimpal atas perbuatannya. Di samping itu, mengingat bahwa, akhir-akhir ini kasus kekerasan seksual merupakan isu yang sangat massif berada di media. Mulai dari kekerasan seksual di pesantren, hingga pada Lembaga pendidikan lainnya.

Dari kasus inilah, kita perlu melihat sejauh mana UU TPKS berpihak kepada korban? Apa saja yang perlu kita upayakan lebih dalam memberikan effort yang jauh lebih besar untuk menyebarkan pemahaman tentang UU TPKS?

Daftar Isi

    • PR Mengawal Implementasi UU TPKS
  • Baca Juga:
  • Panduan Bimbingan Skripsi Aman dari Kekerasan Seksual
  • Maple Yip, Perempuan di Balik In the Name of God: A Holy Betrayal
  • Female-Blaming, Patriarki dan Kasus-kasus yang Berulang
  • Luka yang Tidak akan Sembuh: Beban Psikis Korban Kekerasan Seksual dalam Novel Scars and Other Beautiful Things
    • Kampanye media sosial adalah hal yang paling bisa kita lakukan

PR Mengawal Implementasi UU TPKS

PR kita mendukung UU TPKS nyatanya masih panjang. Selain mengawal bagaimana penerapan kebijakan tersebut, tanggung jawab lainnya adalah memberikan informasi secara luas dalam rangka mengedukasi orang lain agar turut serta melihat fenomena yang sangat besar.

Baca Juga:

Panduan Bimbingan Skripsi Aman dari Kekerasan Seksual

Maple Yip, Perempuan di Balik In the Name of God: A Holy Betrayal

Female-Blaming, Patriarki dan Kasus-kasus yang Berulang

Luka yang Tidak akan Sembuh: Beban Psikis Korban Kekerasan Seksual dalam Novel Scars and Other Beautiful Things

Sebab sejauh ini, kekerasan seksual, oleh sebagian masyarakat justru anggapannya adalah kriminalitas yang ringan. Tambahan lagi dengan munculnya stigmatisasi kepada korban, serta tidak ada dukungan bukti yang jelas, membuat masyarakat acuh tak acuh untuk melihat detail sebuah kasus kekerasan seksual.

Dengan adanya media sosial pada saat ini, kiranya hal ini menjadi salah satu jembatan baru bagi kita semua untuk memberikan informasi lebih luas untuk mengkampanyekan UU TPKS di media sosial.

Yayasan Kesehatan perempuan bekerjasama dengan Infid dan Koalisi Perempuan Indonesia,  memberikan workshop tentang pentingnya pelibatan remaja dalam upaya mendukung UU TPKS. Dalam konteks ini, pemberian workshop kepada 25 remaja tekah terlaksana selama 4 hari (14-15 dan 18-19 Juli 2022). Acara tersebut bertajuk, “Pelibatan Remaja dalam Mendukung Implementasi UU TPKS melalui Kampanye Digital”.

Adanya kegiatan tersebut, bagi penulis selaku peserta merupakan sebuah wadah baru dalam belajar dan membangun jejaring para remaja untuk melakukan kegiatan kolektif di media sosial dalam memberikan pemahaman tentang UU TPKS. Pelibatan remaja sebagai golongan muda yang aktif di media sosial, tentu akan memberikan dampak yang cukup besart. Hal ini terlihat pada kegiatan praktik dalam membuat konten di media sosial.

Kampanye media sosial adalah hal yang paling bisa kita lakukan

Seluruh peserta dalam pelatihan tersebut, dibentuk beberapa kelompok untuk membuat konten tentang UU TPKS. Kemudian, konten tersebut kita upload pada masing-masing Instagram. Hasilnya tidak main-main, banyak sekali insight yang masuk atas postingan tersebut. pelbagai komentar ketidaksetujuan atas UU TPKS nyatanya masih ada di sekitar kita.

Perbedatan tersebut muncul karena anggapan yang salah tentang UU TPKS. Kebijakan ini dianggap sebagai aturan yang pro terhadap zina, LGBT, hingga klaim negatif yang lain. Stigma tersebut ketika didengar oleh masyarakat Indonesia, yang notabene adalah masyarakar beragama, menjadi perdebatan yang cukup panjang untuk memberikan pemahaman yang utuh, dan sangat tidak mudah.

Mengapa tidak mudah? Sebab dalam konstruk pikirannya, sudah terbangun tentang pemahaman yang salah dalam melihat UU TPKS. Maka dari itu, kampanye di media sosial dengan melibatkan anak muda sebagai salah satu populasi pengguna media sosial terbesar. Harapannya nanti menjadi alternatif utama yang bisa kita lakukan.

Pelibatan anak muda sebagai penggerak perubahan dan pembawa informasi yang bijak sangat bisa kita lakukan untuk menyebarkan informasi UU TPKS. Pelibatan tersebut juga berarti kerjasama kolektif dari masyarakat sipil, pemerintah hingga anak muda dalam memberikan edukasi kepada masyarakat media sosial. Menyampaikan bahwa UU TPKS sangat penting bagi penanganan kasus kekerasan seksual. []

Tags: Hak anakkampanyeKekerasan seksualLiterasi Media SosialremajaUU TPKS
Muallifah

Muallifah

Penulis asal Sampang, sedang menyelesaikan studi di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Tinggal di Yogyakarta

Terkait Posts

Perayaan Nyepi

Nilai Inklusif dalam Perayaan Nyepi 2023

22 Maret 2023
Travel Haji dan Umroh

Bagaimana Menghindari Penipuan Biro Travel Umroh dan Haji?

20 Maret 2023
Perempuan Harus Berpolitik

Ini Alasan, Mengapa Perempuan Harus Berpolitik

19 Maret 2023
Pembahasan Childfree

Polemik Pembahasan Childfree Hingga Hari Ini

18 Maret 2023
Bimbingan Skripsi, Kekerasan Seksual

Panduan Bimbingan Skripsi Aman dari Kekerasan Seksual

17 Maret 2023
Kekerasan Simbolik

Bibit Kekerasan Simbolik di Lembaga Pendidikan

16 Maret 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Aman Berpuasa untuk Ibu Hamil

    Tips Aman Berpuasa untuk Ibu Hamil dan Menyusui

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Refleksi: Sulitnya Menjadi Kaum Minoritas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pentingnya Pembagian Kerja Istri dan Suami

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nilai Inklusif dalam Perayaan Nyepi 2023

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Prinsip Perkawinan Menjadi Norma Dasar Bagi Pasangan Suami Istri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Ramadan dan Nyepi; Lagi-lagi Belajar Toleransi
  • Nilai Inklusif dalam Perayaan Nyepi 2023
  • Pentingnya Pembagian Kerja Istri dan Suami
  • Refleksi: Sulitnya Menjadi Kaum Minoritas
  • Dalam Catatan Sejarah, Perempuan Kerap Dilemahkan

Komentar Terbaru

  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Petasan, Kebahagiaan Semu yang Sering Membawa Petaka pada Maqashid Syari’ah Jadi Prinsip Ciptakan Kemaslahatan Manusia
  • Berbagi Pengalaman Ustazah Pondok: Pentingnya Komunikasi pada Belajar dari Peran Kiai dan Pondok Pesantren Yang Adil Gender
  • Kemandirian Perempuan Banten di Makkah pada Abad ke-20 M - kabarwarga.com pada Kemandirian Ekonomi Istri Bukan Melemahkan Peran Suami
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist