• Login
  • Register
Sabtu, 20 Agustus 2022
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Peran Anak Muda Dalam Mencegah Krisis Iklim

Anak muda yang aktif dan cerdas harus mampu memanfaatkan media sosial dengan baik dan bijak. Media sosial bisa menjadi alat yang tepat dalam mengkampanyekan isu krisis iklim

Efrial Ruliandi Silalahi Efrial Ruliandi Silalahi
29/06/2022
in Publik
0
Krisis Iklim

Krisis Iklim

275
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – 5 Juni kemarin, seluruh dunia telah memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, yang menjadi momen penting dalam mengkampanyekan lingkungan hidup. Kondisi bumi sedang tidak baik-baik saja teman-teman. Beberapa dekade terakhir kesadaran mengenai dampak perubahan iklim mulai meningkat.

Pada tahun 2019 lalu, ada empat juta orang dari berbagai penjuru dunia turun ke jalan. Mereka berpartisipasi dalam climate strike atau biasa disebut juga Fridays for Future. Di Indonesia, juga memperingati hal serupa melalui Aksi Jeda untuk Iklim. Di Jakarta, aksi ini terikuti oleh ribuan orang.

Aksi menentang perubahan iklim tengah melahirkan banyak tokoh muda. Mereka terkenal karena keberanian dan kepeduliannya terhadap kondisi iklim. Tentunya kita tidak asing dengan nama Greta Thunberg yang pada tahun 2018 lalu melakukan protes sendirian di gedung parlemen Swedia sembari membentangkan poster bertuliskan “School Strike for Climate”. Selain Greta ada juga Vanessa Nakate, aktivis muda asal Uganda. Seperti Greta, Vanessa juga membolos sekolah demi melakukan aksi protes di depan Gedung parlemen negaranya.

Daftar Isi

    • Anak Muda Indonesia Peduli Isu Perubahan Iklim
  • Baca Juga:
  • Ketika Nawaning Menjadi Tumpuan Harapan Perempuan Indonesia
  • Kandungan Skincare yang Aman untuk Ibu Hamil dan Menyusui
  • Hati-Hati! Ingkar Janji Akan Menikahi Bisa Dijerat Hukum
  • Moderasi Beragama dan Stigma-stigma yang Melingkupinya
    • Narasi Isu Perubahan Iklim masih Belum Merata
    • Menunggu Aksi Nyata Anak Muda Cegah Krisis Iklim

Anak Muda Indonesia Peduli Isu Perubahan Iklim

Di Indonesia sosok anak muda Bernama Salsabila Khairunisa. Ia melakukan aksi “Mogok Sekolah Untuk Hutan” di depan kantor Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Sedangkan di Vietnam ada anak muda bernama Mai Thi Thuan, serta di Pakistan ada Yusuf Baluch. Anak muda mulai banyak yang semakin peduli dengan dampak perubahan iklim yang sedang terjadi.

Data UNDP Tahun 2019 menunjukkan anak muda di seluruh dunia mempunyai kesadaran lebih tinggi mengenai perubahan iklim, dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Maka tidak heran jika banyak anak muda yang terjun dan berjuang mengatasi krisis iklim.

Survei Indonesians Climate Change 2020 yang dilakukan Purpose Climate Lab menyebutkan bahwa anak muda sangat takut dengan perubahan iklim, dan itu berdampak secara psikologis, sosial dan fisik. Fakta tersebut terkonfirmasi melalui survei yang melibatkan 2.073 responden di 27 wilayah perkotaan dan pedesaan di Indonesia.

Baca Juga:

Ketika Nawaning Menjadi Tumpuan Harapan Perempuan Indonesia

Kandungan Skincare yang Aman untuk Ibu Hamil dan Menyusui

Hati-Hati! Ingkar Janji Akan Menikahi Bisa Dijerat Hukum

Moderasi Beragama dan Stigma-stigma yang Melingkupinya

Walaupun secara data isu perubahan iklim marak menjadi perbincangan anak muda. Namun secara kuantitatif (angka) masih kalah jauh jika dibandingkan dengan isu lain yang lebih konkret. Misalnya soal kelaparan, kesehatan, korupsi, dan sebagainya. Padahal semua hal tersebut saling berkaitan dan mempunyai benang merah yakni soal krisis iklim.

Isu perubahan iklim anggapannya masih tidak nyata karena dampaknya yang belum begitu terasa bagi sebagian masyarakat. Padahal, sudah banyak contoh peristiwa yang terjadi di banyak tempat, seperti kekeringan, banjir, gagal panen dan lain sebagainya.

Narasi Isu Perubahan Iklim masih Belum Merata

Data CNN Indonesia mengatakan bahwa indikator krisis iklim menjadi perhatian bagi Generasi Z dan Milenial. Artinya, walaupun isu perubahan iklim banyak menjadi pembicaraan oleh dua generasi tersebut, namun isunya masih mentok pada kelompok tertentu saja. Bila berbicara data, hanya bersifat segmented atau terbatas pada kelompok kelas menengah, pelajar dan mahasiswa.

Isu krisis iklim ini belum bergerak sporadis (meluas) di kelompok kaum miskin perkotaan, masyarakat adat, dan kelompok rentan lainnya yang memiliki akses informasi terbatas. Oleh karena itu, kita semua mempunyai kewajiban untuk membumikan narasi perubahan iklim. Hal itu bisa melalui bentuk apa saja, apa itu kampanye, teatrikal, festival dan lain sebagainya.

Kesenjangan informasi ini bisa terjadi karena narasi perubahan iklim yang belum merata serta cara pandang (pola pikir) seseorang, biasanya timbul karena ketidakpekaan, atau karena belum merasakan langsung dampaknya. Menurut saya  perlunya membangun kesadaran publik secara masif, bahwa publik perlu mendapatkan pengetahuan mengenai perubahan iklim dengan narasi yang sederhana dan membumi, sehingga tidak mengawang dan dapat mendekatkan isu ini pada masyarakat.

Kampanyenya bisa kita lakukan dengan mengaitkan isu perubahan iklim dengan isu lain yang dampaknya sudah terasa oleh masyarakat. Misalnya mengaitkan krisis iklim dengan dampak kesehatan, ekonomi atau fenomena alam yang terjadi banyak tempat. Media sosial menjadi alat untuk membumikan dampak krisis iklim.

Negara kita merupakan pengguna media sosial terbesar di dunia, seharusnya kampanye perubahan iklim bisa dengan mudah Indonesia lakukan, namun sayangnya isu krisis iklim ini tenggelam dan viral dengan konten yang kurang mendidik.

Menunggu Aksi Nyata Anak Muda Cegah Krisis Iklim

Anak muda yang aktif dan cerdas harus mampu memanfaatkan media sosial dengan baik dan bijak. Media sosial bisa menjadi alat yang tepat dalam mengkampanyekan isu krisis iklim. isu perubahan iklim tidak jauh berbeda dengan pandemi covid-19 di awal-awal kemunculannya. Masyarakat tidak banyak yang tahu tentang virus tersebut.

Namun, perlahan masyarakat mulai paham dan menyadari tentang covid-19 karena dampak yang terasa dan informasi yang mereka dapat. Anak muda mempunyai peranan penting dan mempunyai potensi yang luar biasa dalam menyebarkan informasi di media sosial. Usaha ini perlu kita dukung, dan kita dengar oleh semua pihak, agar memastikan informasi dapat tersampaikan dan ditindaklanjuti dalam langkah dan perubahan nyata.

Di umur kita yang masih milenial, kiranya dapat memberikan sedikit kontribusi bagi bumi untuk 30 tahun mendatang, yang mana usia kita tentunya sudah tidak muda lagi. Semua orang akan lansia pada waktunya. Hampir 70 juta milenial di tahun 2022 pada 30 tahun mendatang kita akan menjadi kaum lansia, setidaknya ada 140 juta lansia di tahun 2052.

Namun keadaannya sekarang menurut data LBH Apik Tahun 2021 hampir 75% lansia memiliki resiko tinggi mengalami kerentanan ekonomi termasuk kesehatan. Bila kita tidak bertindak dari sekarang, maka berdampak pada krisis iklim yang lebih parah. Refleksi di akhir tulisan ini bahwa kita perlu memaknai kembali, apakah kita sudah hadir untuk menciptakan lingkungan yang aman dan ramah? Untuk kita dan untuk generasi penerus kita nanti. []

Tags: IndonesiaIsu LingkunganKrisis IklimPandemi Covid-19pemuda
Efrial Ruliandi Silalahi

Efrial Ruliandi Silalahi

Suka Menonton Film dan Pemburu Buku Gratisan

Terkait Posts

Pelaku Kekerasan

Syekhul Azhar Ahmad Thayyib: Pelaku Kekerasan Terhadap Perempuan Itu Kurang Akal

20 Agustus 2022
Ingkar Janji

Hati-Hati! Ingkar Janji Akan Menikahi Bisa Dijerat Hukum

18 Agustus 2022
Melawan Radikalisme

Melawan Radikalisme dengan Merawat Semangat Nasionalisme

17 Agustus 2022
Mother Earth

Membincang Konsep Mother Earth dalam Islam

16 Agustus 2022
Perempuan Bekerja

Sudahkah Kita Merdeka sebagai Perempuan Bekerja?

16 Agustus 2022
Perempuan Pengawas Pemilu

Indonesia Darurat Perempuan Pengawas Pemilu

15 Agustus 2022

Discussion about this post

No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan dalam Pacaran

    Memaklumi Kekerasan dalam Pacaran Atas Nama Cinta, Patutkah?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketika Nawaning Menjadi Tumpuan Harapan Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perempuan Merdekalah!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Hannah : Perempuan Merdeka itu Terbebas dari Tirani Manusia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Upaya-upaya Konkret untuk Mengatasi Ekstremisme Beragama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Mengenal Hukum Kesetiaaan bagi Sang Pecinta Sejati
  • Nyai Mariatul Asiah : Perempuan Merdeka itu Aman dan Nyaman
  • Syekhul Azhar Ahmad Thayyib: Pelaku Kekerasan Terhadap Perempuan Itu Kurang Akal
  • Perempuan Merdekalah!
  • Belajar dari Film Asa; Merdeka Dari Kekerasan Seksual

Komentar Terbaru

  • Tradisi Haul Sebagai Sarana Memperkuat Solidaritas Sosial pada Kecerdasan Spiritual Menurut Danah Zohar dan Ian Marshal
  • 7 Prinsip dalam Perkawinan dan Keluarga pada 7 Macam Kondisi Perkawinan yang Wajib Dipahami Suami dan Istri
  • Konsep Tahadduts bin Nikmah yang Baik dalam Postingan di Media Sosial - NUTIZEN pada Bermedia Sosial Secara Mubadalah? Why Not?
  • Tasawuf, dan Praktik Keagamaan yang Ramah Perempuan - NUTIZEN pada Mengenang Sufi Perempuan Rabi’ah Al-Adawiyah
  • Doa agar Dijauhkan dari Perilaku Zalim pada Islam Ajarkan untuk Saling Berbuat Baik Kepada Seluruh Umat Manusia
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2021 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2021 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist