• Login
  • Register
Jumat, 11 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Perempuan Milenial Melek Dakwah Digital

Berdakwah tidak harus sempurna dulu pemahaman agamanya. Sebab menegakkan kebaikan dan menjauhkan keburukan (amar ma’ruf nahi munkar) adalah kewajiban setiap muslim

Nurul Latifah Nurul Latifah
12/04/2023
in Personal
0
Perempuan Milenial

Perempuan Milenial

715
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

“Kenapa ya ada banyak berita bohong di internet? Apakah bisa sebar kebaikan (dakwah) di sosial media tanpa termakan hoax?”

Mubadalah.id – Bersyukurlah kita, para perempuan milenial yang hidup di era globalisasi sekarang ini. Apapun informasi dapat kita peroleh. Hanya dengan modal jaringan internet dan gawai (handphone) kita sudah bisa tau semua yang terjadi di belahan bumi lainnya. Namun, hoax (berita bohong) sering kita jumpai juga sebagai konsekuensi dari arus informasi yang secepat kilat ini.

Perkembangan teknologi yang semakin pesat berdampak pada seluruh aspek kehidupan kita. Berdasarkan data Badan Penelitian dan Pengembangan, di Indonesia ada lebih dari 277,7 juta pengguna sosial media. Kemudahan akses tersebut menjadi peluang dalam menyebarkan kebaikan (dakwah). Namun, Komnas Perempuan menemukan bahwa masih ada kesenjangan literasi perempuan dari laki-laki, literasi keaksaraan (melek huruf) dan literasi teknologi digital untuk komunikasi dan informasi masih menjadi masalah.

Selain itu, tidak jarang kaum milenial lebih suka mengikuti festival dan konser, seperti color run, menonton grup band dengan mengeluarkan budget besar, pameran distro clothing, jelajah kuliner (trend foody), nonton di bioskop, healing ke tempat yang instagramable. Akan tetapi mungkin sering absen dan kurang minat dalam kajian keagamaan.

Perlu ada Pembaharuan Metode Dakwah

Pembaharuan dalam metode dakwah menjadi penting agar diterima oleh kaum milenial khususnya para remaja yang sesuai dengan zaman kini (now). Dakwah digital menjadi salah satu metode dakwah yang menggunakan kecanggihan teknologi yang tidak terlepas dari era serba online ini.

Islam merupakan agama dakwah. Di mana dakwah adalah kewajiban setiap muslim untuk mencari ridla Allah SWT dengan menyebarkan pesan Islam dengan lisan (bil lisan), dan akhlak yang baik (bil mal). Kewajiban tersebut ada dalam Surat Saba ayat 28:

Baca Juga:

Sudah Saatnya Menghentikan Stigma Perempuan Sebagai Fitnah

Film Horor, Hantu Perempuan dan Mitos-mitos yang Mengikutinya

Hingga Saat Ini Perempuan Masih Dipandang sebagai Fitnah

Life After Graduated: Perempuan dalam Pilihan Berpendidikan, Berkarir, dan Menikah

“Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui. “

Dalam perkembangannya, dakwah tidak hanya menyeru atau menyampaikan risalah-risalah dari Allah dan sunnah Rasul. Melainkan juga merupakan suatu usaha untuk mengubah situasi yang lebih baik untuk diri sendiri, lingkungan dan masyarakat. Menurut Prof. KH. Quraish Shihab, dakwah bukan sekedar usaha meningkatkan pemahaman keagamaan dalam tingkah laku dan prinsip hidup saja, tetapi juga lebih menyeluruh dalam berbagai aspek kehidupan. Terlebih memasukkan ajaran-ajaran agama dalam pengamalan sehari-hari.

Nabi Membawa Misi Perdamaian

Allah mengutus para Nabi dan Rasul-Nya sebagai pembawa misi kedamaian dan penuntun umat dari jalan yang gelap menuju jalan yang terang benderang. Tata cara berdakwah yang santun juga tertera dalam Surat An-Nahl ayat 125, yaitu: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”

Berdakwah tidak harus sempurna dulu pemahaman agamanya. Sebab menegakkan kebaikan dan menjauhkan keburukan (amar ma’ruf nahi munkar) adalah kewajiban setiap muslim, baik laki-laki dan perempuan. Nabi Muhammad Saw juga bersabda mengenai kewajiban setiap orang untuk berbuat baik.

Yaitu:“Siapa saja di antara kamu melihat kemungkaran maka hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya (kekuasaannya). Apabila ia tidak mampu maka dengan lidahnya (nasihatnya), apabila ia tidak mampu maka dengan hati, dan itulah selemah-lemah iman.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Dakwah lisan yang Rasulullah lakukan, hingga kini dakwah digital yang kita lakukan di era sekarang adalah upaya agar dakwah senantiasa lestari. Perubahan zaman telah berdampak terhadap perkembangan kemajuan teknologi termasuk untuk berdakwah. Perempuan dan laki-laki sama-sama berperan sebagai subjek dan objek dakwah. Membumikan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil alamin (rahmat bagi semesta), berarti rahmat bagi laki-laki juga perempuan. []

 

Tags: dakwahdigitalmedia sosialmilenialperempuan
Nurul Latifah

Nurul Latifah

Mahasiswa tinggal di Malang Jawa Timur

Terkait Posts

Berhaji

Menakar Kualitas Cinta Pasangan Saat Berhaji

11 Juli 2025
Ikrar KUPI

Ikrar KUPI, Sejarah Ulama Perempuan dan Kesadaran Kolektif Gerakan

11 Juli 2025
Life After Graduated

Life After Graduated: Perempuan dalam Pilihan Berpendidikan, Berkarir, dan Menikah

10 Juli 2025
Pelecehan Seksual

Stop Menormalisasi Pelecehan Seksual: Terkenal Bukan Berarti Milik Semua Orang

9 Juli 2025
Pernikahan Tradisional

Sadar Gender Tak Menjamin Bebas dari Pernikahan Tradisional

8 Juli 2025
Menemani dari Nol

From Zero to Hero Syndrome: Menemani dari Nol, Bertahan atau Tinggalkan?

7 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kopi yang Terlambat

    Jalanan Jogja, Kopi yang Terlambat, dan Kisah Perempuan yang Tersisih

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Life After Graduated: Perempuan dalam Pilihan Berpendidikan, Berkarir, dan Menikah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film Horor, Hantu Perempuan dan Mitos-mitos yang Mengikutinya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sudahkah Etis Jokes atau Humor Kepada Difabel? Sebuah Pandangan Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kuasa Suami atas Tubuh Istri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menakar Kualitas Cinta Pasangan Saat Berhaji
  • Islam: Membebaskan Manusia dari Gelapnya Jahiliyah
  • Ikrar KUPI, Sejarah Ulama Perempuan dan Kesadaran Kolektif Gerakan
  • Berkeluarga adalah Sarana Menjaga Martabat dan Kehormatan Manusia
  • Jalanan Jogja, Kopi yang Terlambat, dan Kisah Perempuan yang Tersisih

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID