Mubadalah.id – Tepat 10 Juli 2025 kemarin, Film SORE: Istri Dari Masa Depan secara serentak mulai tayang di bioskop dan sepertinya disambut antusias oleh pemuda-pemudi yang sedang mencari jati diri dalam perjalanan penerimaan. Haha, betul atau tidak?
Pemuda-pemudi yang menonton film itu pasti juga sedang merefleksikan dirinya sendiri. Tentang masa lalu yang tidak bisa kita ubah, rasa sakit yang tidak mudah tersembuhkan, atau waktu yang tidak bisa terulang. Selain dari pada itu, kematian yang tidak bisa terhindari oleh siapa pun.
Poster film ini juga menarik dari cara penyajiannya. Poster Film SORE menggambarkan sosok Jonathan yang berdiri di anak tangga paling atas dan potret Sore yang berpegangan pergelangan tangan Jonathan. Menariknya, poster ini memperlihatkan potret Sore berjumlah 13 dengan emosi yang berbeda.
Setelah saya menonton filmnya, ternyata benar, ada 13 plot dari adegan Sore tersaji dalam film ini dengan hasil emosi yang berbeda-beda. Emosi tersebut bermula dari senyuman penuh harapan, sedih, kecewa, marah dan terakhirnya senyuman penuh penerimaan.
Film SORE ini menggambarkan cerita romansa dari Sore dan Jonathan disertai plot-plot fantasi dengan setting tempat yang diambil dari beberapa negara. Saya tidak akan terlalu banyak membahas dari sinopsisnya, namun review ini akan lebih banyak mengupas bagaimana perjalanan penerimaan Sore sebagai istri masa depan Jonathan.
Tentang Usaha Sore Mengubah Jonathan
Dion Wiyoko berperan sebagai Jonathan. Ia adalah seorang fotografer yang selalu mengabaikan kesehatannya dan fokus pada dunia pekerjaannya. Selain itu, Jonathan juga suka merokok dan minum alkohol yang katanya dapat merilekskan pikiran-pikirannya.
Karakter ini berkebalikan dengan Sore yang diperankan oleh Sheila Dara Aisha. Sore berperan sebagai istri dari masa depan Jonathan yang hadir untuk mengubah Jonathan menjadi lebih baik. Hmm, plot yang paling menggemaskan bagi para perempuan seperti Sore yaitu saat Jonathan menganggap hidupnya baik-baik saja.
Sore memiliki karakter yang rapih, tegas dan disiplin. Sebetulnya saya tidak tahu pasti karena Sore hadir di kehidupan masa lalu Jonathan berperan untuk membuatnya berubah. Perempuan ini telah mengetahui semuanya tentang kehidupan Jonathan dan kapan waktunya akan berakhir. Sore memiliki kesempatan untuk mengubah Jonathan hingga 13 plot tersebut dihadirkan secara berulang-ulang. Sore selalu gagal untuk mengubah Jonathan karena dari diri Jonathan sendiri tidak mau berubah.
Lalu Sore mengubah Jonathan mulai dari menghentikan kebiasaannya tidur larut malam. Jonathan lebih suka bekerja di malam hari karena idenya keluar di malam hari. Lantas Sore mengusulkan untuk mengerjakannya di pagi hari, namun Jonathan selalu sulit untuk bangun pagi. Sore mulai memaksa Jonathan untuk bangun pagi dan mengajaknya lari pagi.
Selain itu Sore juga membuang semua rokok dan alkohol Jonathan demi kesehatan Jonathan. Sore mulai mengajak Jonathan untuk memakan buah-buahan dan sayuran. Semuanya Sore upayakan karena Sore tahu Jonathan akan meninggal di usia mudanya jika Jonathan tetap mengkonsumsi rokok dan alkohol.
Usaha Sore untuk mengubah Jonathan ternyata tidak berhasil menghindari waktu kematian Jonathan. Seperti apa yang diungkapkan Marko dalam film ini, “kematian, rasa sakit dan masa lalu tidak bisa diubah”.
Kalimat ini bukan sekedar nasehat bagi para penonton, namun kalimat ini menggambarkan isi cerita yang akan disampaikan. Sebaik apa pun usaha Sore untuk mengubah Jonathan, namun Sore tidak berhasil mengubah waktu dan kematian Jonathan.
Perjalanan Penerimaan Sore: Antara Usaha, Waktu dan Takdir
Usaha Sore untuk mengubah Jonathan sangat baik. Sore menemani Jonathan bertumbuh mulai dari berhenti merokok, tidak minum alkohol, olahraga pagi, makan makanan sehat, dan tidak tidur larut malam. Namun, ada satu plot yang sulit untuk ditembus oleh Sore yaitu luka Jonathan tentang ayahnya.
Sore berusaha mengubah luka itu menjadi hangat dengan cara menemukan antara Jonathan dan ayahnya. Sore menganggap bahwa Jonathan bisa mengobrol lagi dengan ayahnya agar rasa sakitnya hilang. Namun, usaha Sore selalu gagal untuk menemui ayah Jonathan karena kehabisan waktu.
Artinya, Sore sebagai istri masa depan Jonathan harus bisa menerima luka-luka dari masa lalu Jonathan. Sore tidak bisa mengubah masa lalu Jonathan dan ayahnya. Akhirnya, pada akhir plot adegan ke 13, Sore menerima semua luka masa lalu Jonathan dan akan tetap memilihnya sebagai suami di masa depannya.
Emosional Sore mulai teraduk saat masa lalu, masa sekarang dan masa depan bersinggungan. Sore mulai sadar bahwa ada sesuatu yang tidak bisa berubah dari seorang Jonathan, yaitu masa lalu, rasa sakit dan kematiannya.
Maka, Sore hanya perlu untuk menerima masa lalu Jonathan. Sore hanya perlu menemani Jonathan sembuh secara perlahan dari rasa sakitnya. Selain itu Sore juga hanya perlu mengikhlaskan kematian Jonathan. Film SORE: Istri Dari Masa Depan telah mengajarkan banyak hal tentang perjalanan penerimaan dan keikhlasan.
Melalui Sore kita belajar bahwa kita sebagai manusia tidak pernah luput dari kesalahan atau kebiasaan buruk. Manusia hanya perlu berubah menjadi versi dirinya yang lebih baik.
Manusia tidak bisa mengubah waktu dan takdir kematiannya. Ini mengingatkan saya pada buku The 7 Habits of Highly Effective People yang ditulis oleh Stephen R. Covey. Buku ini juga persis seperti amanat yang disampaikan pada film Sore yaitu perubahan yang efektif ialah dari dalam dirinya sendiri. []