• Login
  • Register
Minggu, 13 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Pernikahan Bukan Sekadar Menghalalkan Hubungan Intim

Abdul Rosyidi Abdul Rosyidi
26/10/2022
in Aktual
0
Pernikahan Bukan Sekadar Menghalalkan Hubungan Intim

Pernikahan Bukan Sekadar Menghalalkan Hubungan Intim

221
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubaadalahnews.com,- Pernikahan dalam Islam bukanlah sekadar menghalalkan hubungan intim melainkan untuk membentuk keluarga bahagia, sakinah, mawaddah wa rahmah. Dalam Islam pernikahan bukan sekadar menghalalkan hubungan intim.

Mempersiapkan seseorang agar mampu membangun keluarga bahagia lebih penting dibanding sekadar menyegerakan pernikahan untuk kehalalan hubungan.

Demikian dikatakan Dosen Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) dan Wakil Direktur Mahad Aly Pesantren Kebon Jambu, KH Faqihuddin Abdul Kodir.

Kang Faqih menyebut, peristiwa meninggalnya Y (17 tahun) di Indramayu, pekan kemarin, membuat banyak pihak prihatin. Korban ditengarai menikah pada usia remaja yakni 15 tahun dan diduga meninggal karena dianiaya suaminya sendiri.

“Pernikahan anak yang mengakibatkan kematian ini adalah sesuatu yang berisiko tinggi, secara fisik, psikis, dan sosial,” katanya Minggu, 25 November 2018.

Baca Juga:

Perjanjian Pernikahan

Menimbang Kebijakan Nikah Massal

Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri

ISIF akan Gelar Halaqoh Nasional, Bongkar Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

Anak-anak membutuhkan waktu dan kesempatan untuk bisa tumbuh, baik secara mental maupun sosial. Pernikahan bisa merenggut kesempatan emas seorang anak untuk bisa tumbuh sebagai generasi yang kuat dan tangguh.

“Saya amat menyayangkan peritiwa tersebut. Jika sudah terjadi seringkali kita menyalahkan takdir, padahal sebelumnya kita telah melakukan hal-hal berisiko,” kata Dosen Tafsir Hadits Sekolah Paskasarjana IAIN Syekh Nurjati Cirebon itu.

Pernikahan anak memang berisiko tinggi, baik secara fisik, psikis, dan sosial. Dalam kasus kematian Y, semua orang harusnya dimintai pertanggungjawaban, termasuk aparat negara yang mengizinkan dan mengesahkan.

Pendidikan wajib, menikah sunah

Dalam Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) di Pesantren Kebun Jambu Ciwaringin Cirebon, 2017 silam, disebutkan pernikahan anak terjadi karena berbagai faktor. Faktor tersebut terutama sosial, ekonomi, dan bisa jadi karena dorongan libido yang tinggi.

“Tetapi, karena risikonya juga tinggi, maka harus ada upaya maksimal untuk menghentikan pernikahan anak ini,” terangnya.

Menurutnya, masyarakat perlu mengetahui bahwa Islam mewajibkan anak memperoleh pendidikan dan tidak mewajibkan menikah. Pendidikan dalam Islam adalah wajib, sementara pernikahan paling jauh adalah sunah.

Salah satu tuntutan KUPI adalah agar pemerintah untuk menunaikan kewajiban penyelenggaran pendidikan dasar 12 tahun. Juga menyelesaikan persoalan ekonomi masyarakat.

Jika anak bisa melampaui pendidikan dasar, setidaknya ia bisa terbebas dari pernikahan di usia anak. Dalam Islam, negara berkewajiban memberi yang terbaik untuk kemaslahatan seluruh rakyatnya.

Menurutnya, para remaja sebaiknya bisa menahan diri dan menjaga diri agar tidak terjerumus pada ekspresi seks yang diharamkanan.

Beberapa ayat al-Qur’an meminta orang-orang beriman untuk menundukkan pandangan dan tidak tebar pesona.

Beberapa hadits juga menyarankan agar berpuasa yang bisa diartikan tidak hanya puasa dari makan dan minum, tetapi dari seluruh kegiatan yang menjurus pada ekspresi seks yang diharamkan.

“Para remaja bisa menyibukkan diri dengan berbagai aktivitas positif yang dapat mengembangkan kepribadian, meningkatkan kapasitas diri, menambah pengetahuan, memperbanyak pengalaman, dan memperluas jaringan. Semua ini sebagai bekal kehidupan yang lebih baik dan lebih tangguh,” pungkasnya.[AR]

Demikian penjelasan terkait pernikahan bukan sekadar menghalalkan hubungan intim. Semoga bermanfaat.

 

Tags: aparat.sosialfisikisifkawinkawin anakkematianNikahpernikahanpsikisrisikoY
Abdul Rosyidi

Abdul Rosyidi

Abdul Rosyidi, editor. Alumni PP Miftahul Muta'alimin Babakan Ciwaringin Cirebon.

Terkait Posts

Marzuki Wahid

Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan

6 Juli 2025
Sejarah Ulama Perempuan

Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan: Samia Kotele Usung Penelitian Relasional, Bukan Ekstraktif

6 Juli 2025
Samia

Samia Kotele: Bongkar Warisan Kolonial dalam Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

6 Juli 2025
Ulama Perempuan

Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial

6 Juli 2025
Sejarah Ulama Perempuan ISIF

ISIF akan Gelar Halaqoh Nasional, Bongkar Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

5 Juli 2025
kekerasan seksual terhadap anak

Dr. Nur Rofiah Tegaskan Pentingnya Mengubah Cara Pandang untuk Hentikan Kekerasan Seksual pada Anak

18 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Praktik Kesalingan

    Praktik Kesalingan sebagai Jalan Tengah: Menemukan Harmoni dalam Rumah Tangga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pentingnya Menempatkan Ayat Kesetaraan sebagai Prinsip Utama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kedisiplinan Mas Pelayaran: Refleksi tentang Status Manusia di Mata Tuhan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kala Kesalingan Mulai Memudar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merebut Kembali Martabat Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Pentingnya Perspektif Keadilan Gender dalam Memahami Tafsir
  • Merebut Kembali Martabat Perempuan
  • Kedisiplinan Mas Pelayaran: Refleksi tentang Status Manusia di Mata Tuhan
  • Kala Kesalingan Mulai Memudar
  • Hancurnya Keluarga Akibat Narkoba

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID