• Login
  • Register
Selasa, 1 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Pesan Kesalingan dalam Ngaji Qasidah Burdah

Khoniq Nur Afiah Khoniq Nur Afiah
15/05/2020
in Pernak-pernik
0
(sumber foto muslim.okezone.com)

(sumber foto muslim.okezone.com)

166
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Maulla ya shollu wasallim daiman Abadan

A’lan Habibi Kakhoiril Kholqi kullihimii

Bunyi salah satu bait dalam karya fenomenal Al Kawakib ad Dhuriyyah fi Madh Khair al Bariyyah atau lebih terkenal dengan Qosidah Burdah karya Imam Bushiry juga masih banyak dilantunkan di era sekarang. Seorang ulama dan juga sastrawan terkenal asal Maroko memiliki sebuah karya sastra yang berisi tentang ungkapan cinta kepada kekasihnya yaitu Allah SWT dan Baginda Nabi Muhammad SAW.

Tulisan ini lahir dari Ngaji Qosidah Burdah yang diadakan oleh Kiai Hilmy Hasbullah Pengasuh Pondok pesantren Krapyak Yogyakarta. Ngaji tersebut dilaksanakan secara online dalam rangka ngaji posoan (puasa) di tengah pandemi.

Syair-syair indah dalam Qosidah Burdah ini ternyata memiliki banyak muatan-muatan luar biasa untuk para pembacanya. Imam Bushiri tidak hanya menyampaikan pesan kecintaan terhadap Allah dan rasul-Nya, tetapi juga pesan tentang menjaga persaudaraan, menjaga hawa nafsu, kesalingan, serta pesan-pesan mulia yang lainnya.

Baca Juga:

Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi

Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian

Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!

Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

Pesan-pesan seperti menjaga persaudaraan dan kesalingan memang tidak dibahas secara spesifik atau tidak banyak bait yang membahas dalam Qoisdah Burdah. Tetapi, ada bait yang berpesan mengenai hal-hal tersebut seperti penyebutan suku Udzroh dalam bait ke 9.

Imam Bushiriy dalam bait ke 9 menyebutkan suku Udzroh untuk menjelaskan mengenai cara mencintai. Imam Bushiry memiliki cara mencintai yang mirip dengan bani Udzroh. Suku Udzroh seringkali mencintai hingga mengalami kematian. Hal tersebut merupakan pertanda mencintai yang begitu mendalam.

Lalu sebenarnya siapa sih suku Udzroh? Suku Udzroh adalah suku di Yaman yang terkenal romantismenya, mereka suka bercinta dan kerap sekali cintanya membawa kematian. Selain itu, banyak orang yang bertanya-tanya mengenai, apa sebenarnya kunci romantisme dari suku Udzroh?

Dalam penjelasannya Kiai Hilmy menceritakan romatisme suku Udzroh melalui kalimat “ana fi kullu bina khiffah, wa fi nisaaiha khiffah”.

Bahwasannya rahasia romantis suku Udzroh adalah karena kemurahan hati, ringan tangan atau dalam bahasa jawa “entengan” yang dimiliki oleh kaum laki-lakinya. Sehingga gambaran sederhana kehidupan kaum udzroh begitu tentram dan bahagia dengan saling melengkapi satu sama lain. Tidak lain jika konsep tersebut adalah sesuai dengan konsep mubadalah.

Hubungan suami istri adalah relasi kemitraan. Suami-istri adalah partner kerja, baik ruang domestik maupun publik. Mereka saling membatu dalam urusan rumah seperti memasak, mengurus anak serta mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Kunci tersebut yang dijelasakan serta disampaikan dalam ngaji Qosidah Burdah. Selain laki-laki dari suku Udzroh yang entengan, perempuan dari suku Udzroh juga pintar menjaga diri sehingga dua hal tersebut menjadi bentuk kerjasama yang baik dalam rahasia sekaligus kunci romantisme dari suku Udzroh. Laki-laki yang entengan dan perempuan yang bisa menjaga diri adalah hal yang perlu diperhatikan dalam keluarga, demi terciptanya keharmonisan keluarga.

Penulis kembali menegaskan bahwa kunci dari romatisme suku Udzroh adalah kesalingan. Seperti yang dijelaskan oleh Dr. Faqihuddin Abdul Kodir dalam bukunya yang berjudul Qiraah Mubadalah, bahwasannya kesalingan antara perempuan dan laki-laki dalam ranah domestic dan publik adalah sebuah keadilan serta kemaslahatan bagi keduanya.

Sehingga, ada hikmah yang perlu kita petik guna mewujudkan keluarga yang penuh keharmonisan dan kebahagiaan. Marilah kita semua berlomba-lomba menciptakan keluarga seperti suku Udzroh seperti yang disebutkan dalam bait Qosidah Burdah. Semoga senantiasa dapat memetik berbagai hikmah ilmu untuk mewujudkan keluarga yang harmonis dan penuh kebahagiaan. []

Khoniq Nur Afiah

Khoniq Nur Afiah

Santri di Pondok Pesantren Al Munawwir Komplek R2. Tertarik dengan isu-isu perempuan dan milenial.

Terkait Posts

Wahabi

Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi

30 Juni 2025
Beda Keyakinan

Meninjau Ulang Cara Pandang terhadap Orang yang Berbeda Keyakinan

30 Juni 2025
Seksualitas Perempuan

Fikih yang Berkeadilan: Mengafirmasi Seksualitas Perempuan

29 Juni 2025
Sakinah

Tafsir Sakinah

28 Juni 2025
Seksualitas Perempuan

Mari Hentikan Pengontrolan Seksualitas Perempuan

28 Juni 2025
Fiqh Kesetaraan

Menggeser Fiqh Fitnah Menuju Fiqh Kesetaraan

28 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Toxic Positivity

    Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Women as The Second Choice: Perempuan Sebagai Subyek Utuh, Mengapa Hanya Menjadi Opsi?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ikhtiar Menyuarakan Kesetaraan Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi
  • Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!
  • Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman
  • Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID