Mubadalah.id – Dalam Islam, khususnya teks Hadis bisa ditemukan dalam berbagai pernyataan dan teladan Nabi Muhammad Saw. mengenai prinsip kasih sayang kepada anak.
Prinsip kasih sayang tentu saja berlaku dalam semua isu dan hukum Islam, terutama hak-hak anak dalam Islam.
Bahkan, prinsip ini harus lebih diutamakan dibanding kepada orang dewasa karena ada dua aspek dalam diri anak, yaitu:
Pertama, sebagai manusia secara umum yang harus memperoleh kasih sayang (Shahih al-Bukhari, no. 7465: Shahih Muslim, no. 6172).
Kedua, sebagai orang lemah yang sedang tumbuh kembang (Sunan al-Tirmidzi, no. 2043, 2044 dan 2046, Sunan Abi Dawud, no. 4945, dan Musnad Ahmad, no. 7056).
Pernyataan-pernyataan Nabi Saw. yang eksplisit mengenai hal ini terhadap anak yang dalam usia belum dewasa sangat jelas. Begitu pun perilaku teladan beliau juga banyak sekali dalam berinteraksi dengan anak-anak.
Di antara pernyataan tegas Nabi Saw. untuk berperilaku kasih sayang kepada anak-anak adalah kisah beliau di hadapan Aqra’ bin Habis al-Tamimi (Shahih al-Bukhari no. 6063: Shahih Muslim, no. 6170)
Menyayangi Semua Manusia
Di bawah ini adalah riwayat al-Bukhari: Dari Jarir bin Abdullah berkata: Rasulullah Saw. bersabda, “Allah tidak menyayangi orang yang tidak menyayangi manusia.” (Shahih al-Bukhari, no. 7465).
Dari Ibn Abbas r.a. berkata: Rasulullah Saw. bersabda, “Bukan dari kelompok kami orang yang tidak menyayangi anak-anak kecil kami. Dan kami tidak menghormati orangorang tua kami, tidak memerintahkan kebaikan dan tidak mencegah kemungkaran.” (Sunan al-Tirmidzi, no. 2046).
Dari al-Zuhri: menceritakan kepada kami oleh Abu Salamah bin Abdurrahman. Bahwa Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah Saw. mencium sang cucu, Hasan bin Ali, dengan penuh kasih sayang. Di samping beliau ada Aqra’ bin Habis al-Tamimi menimpali, “Aku punya anak sepuluh, tidak ada satu pun yang aku cium.”
Nabi Saw. memandangnya penuh heran, “Orang yang tidak menyayangi anak, atau orang lain, akan sulit Tuhan dan manusia sayangi. (Shahih al-Bukhari, no. 6063). []