• Login
  • Register
Sabtu, 20 Agustus 2022
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Re Grow Solusi Darurat Sampah Pangan di Indonesia

Re-Grow bisa dilakukan dengan sederhana, tak perlu harus menunggu punya ladang pribadi yang luas atau sawah 1 hektar, Re-Grow bisa dilakukan cukup dengan media tanah dalam pot-pot kecil atau polybag

Belva Rosidea Belva Rosidea
26/06/2022
in Publik
0
Darurat Sampah

Darurat Sampah

201
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Berita kemiskinan dan anak-anak kelaparan masih merajalela di negeri ini, namun produksi sampah pangan terbilang tinggi, bukankah sebuah ironi? Selama ini perhatian terhadap sampah pangan kurang begitu digaungkan dibandingkan dengan sampah plastik yang mulai banyak mendapat perhatian. Sehingga masih sedikit dari kita yang aware dengan darurat sampah pangan.

Anggapan bahwa sampah pangan sebatas sampah organik yang mudah terurai, sehingga tidak membahayakan lingkungan merupakan hal yang perlu kita luruskan. Mengapa? Sampah pangan atau juga disebut sampah dapur merupakan jenis sampah terbesar yang dihasilkan di Indonesia.

Pada tahun 2020, data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, menunjukkan jumlah sampah terbesar di Indonesia didominasi oleh sampah pangan sebanyak 44 persen. Kemudian diikuti sampah plastik 15 persen, kertas 13 persen.

Bahkan, Indonesia menempati peringkat kedua sebagai negara produsen sampah pangan terbanyak di dunia. Jelas, terjadi darurat sampah di Indonesia. Lalu, apa bahayanya?

Daftar Isi

    • Menghasilkan cairan leachate yang berbahaya
  • Baca Juga:
  • Kandungan Skincare yang Aman untuk Ibu Hamil dan Menyusui
  • Membincang Konsep Mother Earth dalam Islam
  • Merawat Lingkungan dan Menjaga Bangsa Ini Sama Pentingnya
  • 5 Alasan Persoalan Sampah Wajib Disuarakan Gerakan Perempuan
    • Menghasilkan gas rumah kaca (GRK)
    • Mengurangi kandungan nutrisi pada sejumlah tumbuhan
    • Manfaat Re Grow sebagai Solusi Darurat Sampah

Menghasilkan cairan leachate yang berbahaya

Cairan leachate merupakan cairan yang terbentuk akibat bercampurnya sampah pangan dengan sampah non-organik yang tidak bisa membusuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang miskin oksigen. Secara signifikan cairan leachate berdampak pada eutrofikasi sistem perairan, mengurangi jumlah oksigen dan mendorong pertumbuhan organisme berbahaya. Karena tingkat toksisitasnya yang tinggi, leachate menjadi ancaman utama bagi akuifer dan kesehatan air tanah. Akibatnya, banyak dari masyarakat yang mengalami krisis air bersih.

Baca Juga:

Kandungan Skincare yang Aman untuk Ibu Hamil dan Menyusui

Membincang Konsep Mother Earth dalam Islam

Merawat Lingkungan dan Menjaga Bangsa Ini Sama Pentingnya

5 Alasan Persoalan Sampah Wajib Disuarakan Gerakan Perempuan

Menghasilkan gas rumah kaca (GRK)

Proses pembusukan sampah organik dengan konsentrasi sampah non-organik yang tinggi akan melepaskan gas metana atau CH4 yang disinyalir 25 kali lebih berbahaya dari karbon dioksida. Jumlah produksi emisi sampah pangan terlaporkan mencapai 3,3 gigaton setara karbon dioksida (IPCC, 2007).

Meningkatnya emisi gas rumah kaca ini dapat mendorong pemanasan global, menciptakan perubahan iklim, membuka jalan bagi kepunahan banyak spesies flora dan fauna. Perubahan iklim akibat emisi gas rumah kaca turut berkonstribusi terhadap terjadinya berbagai bencana alam di dalam negeri seperti, kekeringan, banjir, tanah longsor dan risiko penurunan ketersediaan air yang signifikan di sejumlah daerah terutama pulau Jawa dan Bali.

Mengurangi kandungan nutrisi pada sejumlah tumbuhan

Penelitian ekologi oleh Chunwu Zhu, Lewis H. Ziska, dkk, yang terpublikasi oleh Science Advances menunjukkan, beras yang terpapar karbon dioksida pada level tinggi mengandung nutrisi yang lebih rendah. Sebanyak 18 varietas padi yang teruji mengandung lebih sedikit protein, zinc, zat besi, penurunan vitamin B1, B2, B5, B9. Hal ini menjadi ancaman baru kasus kekurangan gizi di Indonesia mengingat mayoritas penduduknya bergantung kepada beras sebagai makanan pokok.

Lalu, bagaimana solusinya? Berbagai solusi darurat sampah dapur mulai ada gagasan dalam berbagai cara, salah satunya yakni dengan metode Re-Grow. Apa sih Re-Grow? Re-Grow merupakan kegiatan menanam kembali sampah sayuran menjadi tanaman baru. Sebagai penduduk dari sebuah negara agraris yang besar, tentunya kegiatan tanam-menanam lekat dengan keseharian mayoritas penduduk Indonesia. Itu sebabnya Re-Grow bisa menjadi salah satu solusi cantik darurat sampah pangan di Indonesia.

Darurat Sampah
Darurat Sampah

Re-Grow bisa kita lakukan dengan sederhana, tak perlu harus menunggu punya ladang pribadi yang luas atau sawah 1 hektar. Re-Grow bisa kita lakukan cukup dengan media tanah dalam pot-pot kecil atau polybag. Bahkan beberapa tanaman sayur bisa tumbuh hanya dengan media air. Beberapa sampah sayuran yang bisa Re-Grow yakni seperti, daun bawang, sawi/pakcoy, seledri, wortel, bawang, jahe atau tanaman rimpang lainnya.

Manfaat Re Grow sebagai Solusi Darurat Sampah

Metode Re-grow jelas memberi manfaat, selain yang pasti mengurangi kontribusi sampah untuk negeri, ada beberapa manfaat yang kita dapat, antara lain:

  1. Menghemat uang belanja

Re-grow akan sangat terasa manfaatnya ketika harga sayuran melambung tinggi. Teman-teman sekalian serasa punya kebun sayur sendiri.

  1. Mempercantik dapur

Di masa kini, interior dapur yang estetik seakan menjadi kebutuhan. Tanaman Re-grow selain ramah lingkungan juga dapat menjadi hiasan hijau yang cantik loh, bahkan bisa sekalian buat background virtual meeting.

  1. Lebih hemat waktu

Kalau sekedar mau masak telur dadar, teman-teman gak perlu lagi tuh ke pasar cuma buat beli daun bawang 3000 rupiah, tinggal petik fresh from garden.

Re-Grow memang bisa menjadi salah satu solusi permasalahan sampah dapur. Namun, kebiasaan-kebiasaan baik ramah lingkungan yang lain juga perlu kita terapkan mulai dari diri sendiri dan sejak dini. Utamanya yakni dengan membeli dan mengolah bahan pangan secukupnya, menghabiskan makanan yang ada, dan berhenti membuang-buang makanan.

Sebagai generasi muda, sudah saatnya bagi kita untuk berlomba-lomba memberikan kontribusi terbaik dan sebanyak-banyaknya bagi Nusa dan Bangsa, namun bukan kontribusi sebanyak-bayak nya dalam hal sampah tentunya. Yuk mulai dari kita, berhenti membuang-buang makanan sebab masih banyak saudara di luar sana yang menjadi korban krisis pangan. []

 

 

 

Tags: Darurat SampahIsu LingkunganKeadilan EkologisPengelolaan SampahZero Waste
Belva Rosidea

Belva Rosidea

College Student, Faculty of Dentistry Jember University

Terkait Posts

Pelaku Kekerasan

Syekhul Azhar Ahmad Thayyib: Pelaku Kekerasan Terhadap Perempuan Itu Kurang Akal

20 Agustus 2022
Ingkar Janji

Hati-Hati! Ingkar Janji Akan Menikahi Bisa Dijerat Hukum

18 Agustus 2022
Melawan Radikalisme

Melawan Radikalisme dengan Merawat Semangat Nasionalisme

17 Agustus 2022
Mother Earth

Membincang Konsep Mother Earth dalam Islam

16 Agustus 2022
Perempuan Bekerja

Sudahkah Kita Merdeka sebagai Perempuan Bekerja?

16 Agustus 2022
Perempuan Pengawas Pemilu

Indonesia Darurat Perempuan Pengawas Pemilu

15 Agustus 2022

Discussion about this post

No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan dalam Pacaran

    Memaklumi Kekerasan dalam Pacaran Atas Nama Cinta, Patutkah?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketika Nawaning Menjadi Tumpuan Harapan Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perempuan Merdekalah!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Upaya-upaya Konkret untuk Mengatasi Ekstremisme Beragama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Hannah : Perempuan Merdeka itu Terbebas dari Tirani Manusia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Nyai Mariatul Asiah : Perempuan Merdeka itu Aman dan Nyaman
  • Syekhul Azhar Ahmad Thayyib: Pelaku Kekerasan Terhadap Perempuan Itu Kurang Akal
  • Perempuan Merdekalah!
  • Belajar dari Film Asa; Merdeka Dari Kekerasan Seksual
  • Nyai Rahmi : KUPI harus Lakukan Terobosan Baru Dalam Berbangsa dan Bernegara

Komentar Terbaru

  • Tradisi Haul Sebagai Sarana Memperkuat Solidaritas Sosial pada Kecerdasan Spiritual Menurut Danah Zohar dan Ian Marshal
  • 7 Prinsip dalam Perkawinan dan Keluarga pada 7 Macam Kondisi Perkawinan yang Wajib Dipahami Suami dan Istri
  • Konsep Tahadduts bin Nikmah yang Baik dalam Postingan di Media Sosial - NUTIZEN pada Bermedia Sosial Secara Mubadalah? Why Not?
  • Tasawuf, dan Praktik Keagamaan yang Ramah Perempuan - NUTIZEN pada Mengenang Sufi Perempuan Rabi’ah Al-Adawiyah
  • Doa agar Dijauhkan dari Perilaku Zalim pada Islam Ajarkan untuk Saling Berbuat Baik Kepada Seluruh Umat Manusia
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2021 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2021 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist