• Login
  • Register
Jumat, 1 Desember 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Film

Representasi Feminisme dalam Film Perempuan Berkalung Sorban

Film ini telah menunjukan bagaimana dunia memperlakukan perempuan tidak seperti seharusnya. Pun tidak sesuai dengan konsep yang Rasulullah SAW ajarkan

Hamam Hamam
28/10/2023
in Film
0
Film Perempuan Berkalung Sorban

Film Perempuan Berkalung Sorban

890
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Representasi semangat feminise dalam film perempuan berkalung sorban merupakan upaya yang para pejuang feminis lakukan dalam mendobrak budaya atau tradisi masyarakat. Di mana hingga saat ini nilai-nilai  patriarki masih mendominasi.

Hal tersebut mereka lakukan sebagai perlawanan terhadap nilai patriarki termasuk di dunia film yang masih marak dengan bias gender. Yakni dengan memposisikan perempuan pada marginalisasi, subordinasi, eksploitasi, atau dengan hanya menjadi objek dari kaum laki-laki.

Film Perempuan Berkalung Sorban menggambarkan kehidupan di pesantren dengan fenomena sosio-kultural yang unik. Di mana seringkali dalam realita menunjukkan peran kiai sebagai pemimpin dan pengelola pesantren lebih besar dibanding seorang nyai (perempuan).

Melalui film ini, menceritakan tentang komunitas pesantren dengan menggunakan kacamata yang baku dalam menafsirkan teks-teks agama. Selain itu juga mendobrak sistem yang tidak berpihak kepada seorang perempuan akibat sosial dan budaya yang ada. Film tersebut juga mengandung perjuangan perempuan dalam kesetaraan gender.

Perempuan Berkalung Sorban berkisah mengenai perjalanan hidup Annisa, seorang perempuan berkarakter cerdas,  dan berpendirian kuat. Annisa hidup dan dibesarkan di lingkungan dan tradisi Islam yang kental, di pesantren salafiah putri Al-Huda di Jawa Timur milik ayahnya Kiai Hanan

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Bukan Hanya Perempuan, Laki-laki juga Rentan Menjadi Korban Kekerasan Seksual
  • Mengenal Lebih Dekat dengan Sari Narulita: Sosok Aktivis Ulama Perempuan Muda
  • Asma Al-Murabit: Perempuan Ulama yang Menuntut Pembebasan Kaum Perempuan
  • 16 HAKTP: Melihat Dampak Kekerasan Terhadap Perempuan
    • Representasi Ketimpangan Gender dalam Film Perempuan Berkalung Sorban
    • Konsep Islam

Baca Juga:

Bukan Hanya Perempuan, Laki-laki juga Rentan Menjadi Korban Kekerasan Seksual

Mengenal Lebih Dekat dengan Sari Narulita: Sosok Aktivis Ulama Perempuan Muda

Asma Al-Murabit: Perempuan Ulama yang Menuntut Pembebasan Kaum Perempuan

16 HAKTP: Melihat Dampak Kekerasan Terhadap Perempuan

Dalam lingkungan dan tradisi tersebut, ilmu yang sejati dan benar hanyalah al- Qur’an dan Hadits, sedangkan buku-buku umum (modern) dianggap sebagai ajaran yang menyimpang diajarkan bagaimana menjadi seorang perempuan yang harus tunduk pada laki-laki.

Seperti halnya film Perempuan berkalung sorban, tokoh protagonis ( pameran utama) dalam film adalah Perempuan yang Bernama Annisa. Ia digambarkan sebagai sosok Perempuan yang berani, cerdas, kuat, dan teliti. Perilaku dan cara berfikirnya, tamapak  perpaduan antara maskulinitas dan feminitas.

Representasi Ketimpangan Gender dalam Film Perempuan Berkalung Sorban

Film Perempuan Berkalung Sorban mengandung unsur  kesetimpangan gender  yang ditunjukkan oleh sikap seorang bapak yang lebih mendukung kegiatan dan pendidikan anak laki-lakinya dibanding anak perempuannya.

Sehingga gagasan dan opininya adalah suatu hal yang remeh. Perempuan seolah menjadi kiblat atas berbagai kesalahan yang terjadi di Dunia

Adanya pembatasan terhadap tindakan yang perempuan lakukan membuatnya merasa ada ketidakadilan. Yakni dengan adanya tindakan yang mengesampingkan kedudukan seorang perempuan dalam memperoleh jabatan kepemimpinan.

Begitu pula yang terjadi di lingkungan tempat kita tinggal. Budaya yang mengakar memaksa perempuan membawa sterotipe bahwa ia adalah makhluk domestik. Kehadirannya tak lain dan tak bukan hanya sebatas menjadi pelengkap bagi laki-laki.

Konsep Islam

Hal tersebut tidak sesuai dengan konsep Islam yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW. Dalam Islam, pekerjaan rumah tangga maupun kerja di depan publik adalah hal yang dapat kita pilih. Selain itu, baik perempuan maupun laki-laki mampu menjalaninya. Islam mendukung berdirinya perempuan di ruang publik.

Sejarah mencatat bagaimana perempuan pada masa Nabi SAW ikut berdaya dalam penyebaran Islam, seperti yang tercatat dalam kitab Tahrir Al-Mar’ah fi Ashr al-Risalah karya Syekh Abu Syuqqah.

Di dalam kitab tersebut, Abu Syuqqah menceritakan tentang banyaknya perempuan yang ikut andil dalam perjuangan Islam masa Rasulullah SAW. Baik dalam bidang pendidikan, perekonomian, sosial budaya, dan ibadah.

Pada masa Nabi SAW banyak perempuan yang berkiprah di sektor-sektor penting. Seperti contoh Siti Aisyah di bidang pendidikan, Siti Khadijah di bidang ekonomi dan bisnis, Zainab ats-Tsaqofiyah yang menafkahi suami dan anaknya, dan tentu masih banyak lagi.

Perempuan-perempuan hebat tersebut adalah contoh bagaimana sesungguhnya Islam memuliakan dan menghargai perempuan. Perempuan dan laki-laki seharusnya memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang baik dalam pendidikan, karir maupun jabatan.

Oleh karena itu, relasi yang seimbang memberikan jalan yang luas baik bagi perempuan maupun laki-laki untuk saling membantu dan memajukan Islam itu sendiri.

Maka film Perempuan berkalung sorban  menunjukan bagaimana dunia memperlakukan perempuan tidak seperti seharusnya. Pun tidak sesuai dengan konsep yang Rasulullah SAW ajarkan.

Rasulullah SAW mencontohkan bagaimana perempuan boleh dan mampu untuk ikut berperan di ruang publik. Seperti banyaknya sahabat perempuan Rasulullah SAW ikut andil dalam kehidupan bermasyarakat pada zaman Rasulullah SAW. Tidak ada batasan bagi perempuan untuk berkarir dan mencari ilmu.

Kesimpulan secara keseluruhan film Perempuan Berkalung Sorban menunjukkan bahwa eksistensi perempuan dalam perspektif feminis pada film ini sesungguhnya telah melalui perjalanan panjang untuk membela hak-hak perempuan. []

 

Tags: feminismeFilmFilm Perempuan Berkalung SorbanKesetaraan GenderperempuanReview Film
Hamam

Hamam

Terkait Posts

Film 172 Days

Film 172 Days : Kehilangan Bukanlah Akhir, Melainkan Awal dari Perjalanan

24 November 2023
Kisah Gadis Kretek

Kisah Gadis Kretek: Perempuan dan Jejak Tradisi Masa Lalu

17 November 2023
Film Budi Pekerti

Mengenal Cyber Bullying Melalui Film Budi Pekerti

10 November 2023
Gadis Kretek

Series “Gadis Kretek”: Tentang Independensi, Kebebasan dan Kompetensi Perempuan

8 November 2023
Gadis Kretek

Serial TV Gadis Kretek: Memotret Dinamika Perempuan Melawan Stigmatisasi

6 November 2023
Film Buya Hamka

Film Buya Hamka: Manifestasi dari Kata-kata “Kenapa Kita Harus Mencari Cinta yang Setara?”

3 November 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Anxiety

    Menyikapi Anxiety dengan Romanticizing Life ala Stoicisme

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menilik Pendekatan Tafsir Ala Qiraah Mubadalah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Fadilah Munawwaroh: Ulama Perempuan Muda yang Aktif Menyuarakan Bahaya Perkawinan Anak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hadapi Tantangan Abad ke-2: Lakpesdam Menyelenggarakan Muktamar Pemikiran NU

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Feminisida: Pelenyapan Nyawa yang tidak Netral Gender

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menengok Toleransi Ideal Ala Muslim dan Hindu di Pulau Lombok
  • 4 Solusi Alternatif untuk Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Pesantren
  • Konflik Relasi Ibu dan Anak Perempuan (dewasa) nya
  • Ini 4 Tips Mencegah Kekerasan Seksual di Kampus
  • Bu Nyai Azizah, Sosok Wanita Inspiratif dari Tanah Semarang

Komentar Terbaru

  • Ainulmuafa422 pada Simple Notes: Tak Se-sederhana Kata-kata
  • Muhammad Nasruddin pada Pesan-Tren Damai: Ajarkan Anak Muda Mencintai Keberagaman
  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist