• Login
  • Register
Selasa, 1 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Featured

RUU yang Ngawurnya Kebangetan itu, Bernama Ketahanan Keluarga

Fitri Nurajizah Fitri Nurajizah
27/02/2020
in Featured, Publik
0
68
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Saya sebagai jomblo yang Insya Allah ikhlas ini penasaran, sebenarnya RUU Ketahanan Keluarga itu isinya gimana sih?. Kok sampai membuat orang yang sudah yakin untuk menikah, malah mundur alon-alon.

Setelah saya coba baca RUU yang terdiri dari 15 bab dan 146 pasal tersebut, saya menyadari  bahwa isinya memang banyak hal yang membuat kita terkejut dan terheran-heran. Pantas saja para aktivis yang memperjuangkan hak-hak perempuan banyak yang menentang dan menolak secara terang-terangan agar RUU itu tidak sampai disahkan.

Menurut berita yang beredar RUU Ketahanan Keluarga digagas oleh lima orang anggota DPR, yaitu Mbak Ledia Henifa, Netty Prasetiyani, Endang Maria Astuti, Kang Sodik  Mudjhahid serta Bang Ali Taher. Dan dalam bulan ke dua tahun 2020, RUU ini, tiba-tiba masuk dalam program Legislasi Nasional (Prolegnas) Prioritas. Ini RUU atau tahu bulat, kok dadakan sih.

Bahkan menurut Kak Elma Adisya, reporter Magdalene. RUU Ketahanan Keluarga ini adalah RUU yang Halu dan bermasalah. Sebab, di dalamnya banyak terdapat pasal yang sangat kaku. Misalnya, dalam pasal 25 ayat 3, dijelaskan bahwa kewajiban istri ada tiga, yaitu mengatur urusan rumah tangga, menjaga keutuhan keluarga, serta wajib memenuhi hak suami dan anak sesuai norma agama, etika sosial, dan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Padahal, urusan menjaga keutuhan keluarga, mengatur urusan rumah tangga dan memenuhi hak anak adalah tugas suami dan istri. Karena, rumah tangga dibangun oleh kedua-nya. Otomatis dalam menjalaninya dengan baik serta mempertahankannya agar tetap utuh, harmonis, bahagia dan juga nyaman ialah kewajiban bersama. Jadi, tidak bisa dibebankan kepada salah satunya, fergusho..

Baca Juga:

Women as The Second Choice: Perempuan Sebagai Subyek Utuh, Mengapa Hanya Menjadi Opsi?

Tafsir Sakinah

Kiat-kiat Mewujudkan Keluarga Maslahah Menurut DR. Jamal Ma’mur Asmani

Fiqhul Usrah: Menanamkan Akhlak Mulia untuk Membangun Keluarga Samawa

Nah, bagi para jomblo-jomblo yang hendak menikah, atau teman-teman yang sudah berrumah tangga, dari pada blenger (pusing), karena harus terus mempertimbangkan serta membangun keluarga sesuai dengan  RUU Ketahanan Keluarga yang lumayan ngaco ini, mending anda-anda pelajari lima pilar penyangga ketahanan keluarga ala mubadalah aja deh. dijamin, Insya Allah berkah…hehe…

Nih saya jelasin ya..

Dr. Faqihuddin Abdul Qodir dalam buku Qiro’ah Mubadalah halaman 343, menjelaskan bahwa ada lima pilar penyangga kehidupan rumah tangga yang jika kelima hal ini dipraktekkan secara kokoh dan berkesinambungan, visi kebaikan dan cita-cita keluarga yang Sakinah, Mawaddah dan Rahmah akan dengan sangat mudah dirasakan serta dinikmati oleh suami, istri dan anggota keluarganya.

Lima pilar tersebut ialah. Pertama¸ pilar komitmen pada ikatan janji yang kokoh sebagai amanah Allah Swt. Ikatan janji ini di sepakati oleh kedua belah pihak dan diwujudkan dalam aqad pernikahan. Walaupun yang melakukan akad adalah laki-laki, tetapi dalam prakteknya yang mengikatkan diri dalam pernikahan tersebut ialah laki-laki dan perempuan. Dengan begitu, keduanya dituntut untuk saling menjaga, melestarikan serta memelihara ikatan janji tersebut. Maka tidak heran jika dalam al-Qur’an disebut sebagai “ikatan janji kokoh.”

Kedua, pilar prinsip berpasangan dan berkesalingan. Artinya suami dan istri adalah dua orang yang berpasangan atau al-Qur’an menyebutkan istri sebagai pakaian suami dan suami sebagai pakaian istri. Dengan begitu, istri maupun suami harus saling menghangatkan menghiasi, menutupi, memelihara , menyempurnakan serta memuliakan satu sama lain.

Ketiga, pilar perilaku saling memberi kenyamanan atau kerelaan. Artinya  ialah sikap saling memperlakukan pasangan dengan baik. Jadi, segala sesuatu yang baik mesti dihadirkan serta dirasakan oleh suami dan istri.

Lalu pilar yang ke-empat ialah pilar kebiasaan saling bermusyawarah. Menurut saya ini juga merupakan hal yang sangat penting sekali dalam kehidupan berumah tangga. Sebab, salah satu terjadinya Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) ialah tidak terjalinnya komunikasi yang sehat, dan menafikan pendapat salah satu anggota keluarganya. Dengan begitu, sikap saling berembuk dan bertukar pendapat dalam memutuskan sesuatu terkait kehidupan rumah tangga adalah sesuatu yang baik.

Kemudian pilar penyangga rumah tangga ala mubadalah yang ke-lima ialah, pilar saling merasa nyaman dan memberi kenyamanan kepada pasangan. Pilar terakhir ini tentu tidak kalah penting dari ke-empat pilar di atas.

Sebab, dengan saling memberi kenyamanan kepada pasangan akan melahirkan kehidupan rumah tangga yang saling ridho dan dapat melahirkan rasa cinta kasih. Jadi, membangun rumah tangga itu tidak hanya harus kokoh tetapi juga bahagia. Karena, percuma kalau hanya awet tapi rajet (banyak masalah) aja sih. Gak asik, iyaa kan??

Itulah lima pilar yang lebih baik dipraktikan oleh anda yang hendak menikah atau sudah menikah, tapi merasa was-was dengan RUU Ketahanan Keluarga yang ngawurnya kebangetan itu. 

Terakhir, saya ingin memberi kekuatan kepada teman-teman saya yang hendak menikah, terus maju dan mantapkan niatmu. Serta jangan lupa, amalkan lima pilar penyangga rumah tangga yang merupakan nasihat baik dari Qiraah Mubadalah.

Selain itu, bagi teman–teman yang sudah menikah, teruslah berproses untuk menciptakan keluarga yang bahagia dan harmonis. Soal RUU Ketahanan Keluarga lupakan saja, mending pilih lima pilar ala mubadalah aja deh … sok dicoba, pasti ada rasa manis-manisnya gitu.. []

1

Tags: islamkemanusiaanMubadalahparentingRUU Ketahanan Keluarga
Fitri Nurajizah

Fitri Nurajizah

Perempuan yang banyak belajar dari tumbuhan, karena sama-sama sedang berproses bertumbuh.

Terkait Posts

Pacaran

Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!

30 Juni 2025
Pisangan Ciputat

Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

30 Juni 2025
Kesetaraan Disabilitas

Ikhtiar Menyuarakan Kesetaraan Disabilitas

30 Juni 2025
Feminisme di Indonesia

Benarkah Feminisme di Indonesia Berasal dari Barat dan Bertentangan dengan Islam?

28 Juni 2025
Wahabi Lingkungan

Wahabi Lingkungan, Kontroversi yang Mengubah Wajah Perlindungan Alam di Indonesia?

28 Juni 2025
Patung Molly Malone

Ketika Patung Molly Malone Pun Jadi Korban Pelecehan

27 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Toxic Positivity

    Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Women as The Second Choice: Perempuan Sebagai Subyek Utuh, Mengapa Hanya Menjadi Opsi?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ikhtiar Menyuarakan Kesetaraan Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi
  • Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!
  • Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman
  • Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID