• Login
  • Register
Rabu, 14 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Sebait Puisi untuk Mahsa Amini

Di Indonesia, tragedi ini mencetuskan berbagai diskusi dan pernyataan sikap atas kematian Mahsa Amini. Salah satunya adalah acara “Open Mic Solidaritas Untuk Iran: Nyawa Perempuan Lebih Penting dari Selembar Kain.”

Retno Daru Dewi G. S. Putri Retno Daru Dewi G. S. Putri
11/10/2022
in Pernak-pernik
0
Mahsa Amini

Mahsa Amini

564
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Mahsa Amini adalah perempuan 22 tahun asal Iran yang menjadi korban pembunuhan polisi moral di negara tersebut. Ia disiksa hingga meregang nyawa akibat penutup kepala yang ia kenakan dianggap tidak sesuai dengan aturan.

Peraturan yang termasuk hasil Revolusi Islam tersebut awalnya bertujuan untuk menggulingkan Mohammad Reza Shah Pahlavi, mantan raja Iran yang korup. Sayangnya, menurut Human Rights Watch, kebijakan itu justru menimbulkan krisis hak asasi manusia (HAM) termasuk represi bagi warga perempuan atas nama agama. Mahsa Amini adalah salah satu korbannya.

Berbagai organisasi, komunitas, dan aktivis kemanusiaan di dunia mengecam tindakan yang merenggut nyawa Mahsa Amini. UN Women mengeluarkan pernyataan yang berfokus pada pelanggaran HAM di Iran tersebut. Di Indonesia, tragedi ini mencetuskan berbagai diskusi dan pernyataan sikap atas kematian Mahsa Amini. Salah satunya adalah acara “Open Mic Solidaritas Untuk Iran: Nyawa Perempuan Lebih Penting dari Selembar Kain”.

Acara yang diselenggarakan secara online tersebut merupakan hasil kerja sama dari beberapa komunitas yaitu Koalisi Perempuan Indonesia, Kalyanamitra, Puan Menulis, AMAN Indonesia, Konde.co, She Builds Peace, Pelita Padang, Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika, SeRVE Indonesia, The Leader, PP Fatayat NU, Girl Ambassadors For Peace, Balai Syura Ureung Inong Aceh, dan La Rimpu.

Puisi untuk Mahsa Amini

Para representatif dari masing-masing komunitas mendapat waktu masing-masing 3 menit untuk memberikan tanggapan dan harapan mereka. Sebagai perwakilan dari komunitas Puan Menulis, saya memiliki kesempatan untuk membacakan puisi berjudul Puisi untuk Mahsa Amini.

Mewujudkan cita-cita
Melanjutkan studi ke jenjang S2
Merencanakan masa depan dengan mereka yang tercinta
Atau menghabiskan waktu bersama keluarga

Baca Juga:

Waisak: Merayakan Noble Silence untuk Perenungan Dharma bagi Umat Buddha

Islam Hadir untuk Gagasan Kemanusiaan

Islam Memuliakan Perempuan Belajar dari Pemikiran Neng Dara Affiah

Aurat dalam Islam

Semua yang biasa dilakukan penerus bangsa berusia dua puluh dua

Akan tetapi…
Ditangkap polisi
Atas nama moral dihakimi
Mengatasnamakan agama, nyawa dihabisi

Nasib Mahsa Amini

Tubuh perempuan dikekang
Pemikiran mereka ditentang
Suaranya dibungkam

Apakah itu layak dinamakan Revolusi Islam?

Pergerakan yang katanya membawa pembaharuan?
Tujuan menghilangkan tiran di tahun 70an?
Kenapa meminggirkan perempuan?

Islam punya Khadijah
Islam punya Aisyah
Laki-laki dan perempuan Islam sama-sama Khalifah Fil Ardh
Sebagai pemimpin bagi dirinya sendiri dan sesama manusia dalam menyebarkan kebaikan dalam nama Islam di bumi milik Tuhan

Mahsa Amini mungkin bukan yang pertama
Tetapi penting bagi kita untuk menghentikan Mahsa Amini berikutnya

Tubuh perempuan yang diberkahi Tuhan adalah kendaraan
Untuk menyebar kebaikan, menegakkan kesetaraan, dan memperjuangkan kemanusiaan.
Jangan dilarang-larang!
Ingat! Perempuan punya pilihan!

Karena keimanan tidak bisa diukur dari pakaian
Rambut yang tersembunyi maupun tergerai panjang
Tidak menentukan kedekatan saya, anda, kita dengan Tuhan
Siapa manusia dengan berani menghukum hingga membunuh sesamanya?

Kini Mahsa Amini telah tiada
Jangan jadikan kepulangannya sia-sia
Hentikan pemaksaan atas nama agama
Mulai dari sekitar kita hingga nanti kita goncang dunia. []

Jakarta, 4 Oktober 2022.

 

 

 

 

 

Tags: HijabIranislamJilbabmahsa Amini
Retno Daru Dewi G. S. Putri

Retno Daru Dewi G. S. Putri

Daru adalah staf redaksi Jurnal Perempuan dan seorang pengajar bahasa Inggris di Lembaga Bahasa Internasional, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia. Anggota Puan Menulis ini memiliki minat seputar topik gender, filsafat, linguistik, dan sastra.

Terkait Posts

Kepemimpinan Perempuan

Kepemimpinan Perempuan dalam Negara: Kajian atas Tiga Ayat Kontroversial

13 Mei 2025
Membolehkan Perempuan Menjadi Hakim

Ulama Fiqh yang Membolehkan Perempuan Menjadi Hakim

13 Mei 2025
Islam

Islam Hadir untuk Gagasan Kemanusiaan

11 Mei 2025
Menyusui

Menyusui adalah Pekerjaan Mulia

10 Mei 2025
Bekerja adalah

Bekerja adalah Ibadah

10 Mei 2025
Mengapa Bekerja

Perempuan Bekerja, Mengapa Tidak?

10 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Membolehkan Perempuan Menjadi Hakim

    Ulama Fiqh yang Membolehkan Perempuan Menjadi Hakim

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tonic Immobility: Ketika Korban Kekerasan Seksual Dihakimi Karena Tidak Melawan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kepemimpinan Perempuan dalam Negara: Kajian atas Tiga Ayat Kontroversial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kemanusiaan sebelum Aksesibilitas: Kita—Difabel

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kebebasan Berekspresi dan Kontroversi Meme Prabowo-Jokowi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Muhammad Bercerita: Meninjau Ungkapan Laki-laki Tidak Bercerita dan Mitos Superioritas
  • Kepemimpinan Perempuan dalam Negara: Kajian atas Tiga Ayat Kontroversial
  • Tonic Immobility: Ketika Korban Kekerasan Seksual Dihakimi Karena Tidak Melawan
  • Ulama Fiqh yang Membolehkan Perempuan Menjadi Hakim
  • Kemanusiaan sebelum Aksesibilitas: Kita—Difabel

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version