• Login
  • Register
Senin, 12 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Sedikit Cara dari Aku Buat Mengendalikan FOMO dari Derasnya Sumber Informasi

Kita dapat mulai menerapkan kawan dari FOMO, yaitu JOMO atau Joy Of Missing Out. Coba tinggalkan sejenak segala hastag, filter atau trend tertentu

Salsabila Septi Salsabila Septi
05/08/2024
in Personal
0
Mengendalikan Fomo

Mengendalikan Fomo

838
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Hastag, trend, fillter dan lain sebagainya adalah istilah yang merujuk pada beberapa hal yang orang lakukan di media sosial secara beramai-ramai. Istilah ini muncul seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi.

Tanpa kita sadari semua orang satu suara menyatakan sikap atau keinginan tertentu. Mereka satu komando tanpa ada komandan itu sendiri. Masifnya perkembangan teknologi dan mudahnya membuat satu suara itu menjadikan beragam informasi meluas melalui sosial media.

Ini bukan hal yang negatif, tetapi jika apa yang tersebar adalah hal negatif bagaimana kondisinya? Segala yang tersebar melalui sosial media akan cepat masyarakat terima baik dari segi ekonomi, sosial, hingga usia. Hal ini juga menyebabkan adanya disturpsi informasi yang menyebabkan penyebaran berita hoax secara masif.

Mengenal FOMO

FOMO (Fear Of Missing Out) atau kondisi ketakutan yang disebabkan ketertinggalan informasi pasti sudah tidak asing lagi bagi kita. Kondisi ini menyebabkan informasi yang beredar baik itu gaya hidup, fashion, pemikiran dan lain sebagainya beredar sangat cepat.

Manusia sebagai makhluk sosial takut jika mereka ketinggalan informasi terkini. Budaya ini pada hal nya sudah berkembang sejak lama, tetapi karena pengaruh media perkembangannya jadi lebih masif daripada yang kita kira.

Baca Juga:

Awet Muda di Era Media Sosial: Perspektif dan Strategi Perempuan

Antara Reels dan Realita: Dilema Orang Tua Gen Z di Tengah Arus Media Sosial

Mengenal Lebih Dekat Kanker Ovarium: Sebagai Salah Satu Sillent Killer pada Wanita

Kartini di Era Internet, Habis Gelap, Terbitlah Algoritma

Sebenarnya budaya FOMO ini punya sisi positifnya. Kita sebagai individu harus sadar terkait informasi terbaru dan mencari kebenarannya. Dikusi di ruang publik juga akan lebih dinamis jika banyak orang yang memahami isu tersebut. Sama halnya beberapa bulan lalu terkait pembahasan UKT maupun RUU Penyiaran.

Jika keduanya tidak berdasarkan FOMO tadi, maka tidak akan ada komando satu arah antar semua masyarakat atau mahasiswa dari Sabang sampai Merauke ini.

Walau demikian, FOMO sudah punya konotasi jelek dalam persepsi kita semua. Ketakutan untuk ketertinggalan itu menyebabkan kita mencari informasi dengan serampangan. Apalagi jika FOMO yang berkaitan dengan gaya hidup, kita akan mengikuti semua gaya hidup yang tersebar di sosial media tanpa mempertimbangkannya terlebih dahulu.

Fase FOMO

Ketika mengalami fase FOMO ini kita akan mencari tahu, membagikan bahkan menerapkan dalam kehidupan kita. Tak jarang juga mengcopy paste langsung apa yang sedang hot di sosial media. Seperti halnya dengan pengakuan salah satu youtuber terkait bobroknya pendidikan Indonesia dan pentingnya investasi dalam crypto. Hal ini mendapat respon dari beberapa kalangan dan ada juga yang langsung tanpa pikir panjang mengikutinya.

Ada juga FOMO terkait merk handphone tertentu. Merk yang mengeluarkan inovasi begitu baik dan mau memulai terlebih dahulu bisnisnya dan jika viral maka akan sangat ramai ini. Anggap saja terkait merk handphone, makanan, hingga fashion. Budaya FOMO memang nampaknya sebagai pedang bermata dua. Jika dapat mengendalikan jadi senjata yang ampuh. Dan jika sulit terkendalikan akan melukai diri sendiri.

Dalam buku Fear of Missing Out: Bijak Mengambil Keputusan di Dunia yang Menyajikan Banyak Hal karya Patrick J. McGinnis, perilaku ini memiliki nama Fomosapiens. Yang mana ini merupakan prilaku seorang saat mengira apa yang terjadi di luar sana lebih baik daripada dirinya.

Setelah mengecek handphone yang ia miliki, seorang merasa bahwa unggahan, filter dan trend terbaru di media sosial harus dia ikuti. Perasaan sesak akan muncul jika tidak melakukan hal serupa.

Jawaban Rasullulah Terkait FOMO

Sebenarnya kita sudah mengenal konsep FOMO ini dari dulu. Sama halnya dengan istilah “Rumput tetangga lebih hijau” yang pasti sudah ada sejak ribuan tahun lalu. Yang membedakan, sekarang akses menuju rumput tetangga yaitu setipis tisu. Lalu bagaimana agar kita tidak hanyut dalam arus FOMO ini.

Langkah awal dan baik adalah bersyukur. Dari Aisyah R.A, Rasullullah SAW pernah bersabda bahwa Allah akan memberikan nikmat pada umatnya sebelum dia bersyukur pada-Nya.

“Tidaklah Allah menganugerahkan nikmat kepada seorang hamba kemudian ia mengetahui nikmat tersebut berasal dari Allah, melainkan Allah menulis syukur untuknya sebelum ia mensyukuri nikmat tersebut. Tidaklah seorang hamba berbuat dosa kemudian ia menyesalinya, melainkan Allah menulis ampunan baginya sebelum ia meminta ampunan kepada-Nya.” (HR Al Hakim)

Jika membayangkan saja hal ini memang sulit. Derasnya informasi pasti tidak dapat kita bendung semua dengan tembok setebal apapun. Dan jika memaksakan diri untuk membentengi kita agar tidak terpapar informasi terkini juga tidak dapat dibenarkan.

Kita dapat mulai menerapkan kawan dari FOMO, yaitu JOMO atau Joy Of Missing Out. Coba tinggalkan sejenak segala hastag, filter atau trend tertentu. Kembali mengenal diri dan kembali bersyukur atas nikmat yang Tuhan berikan pada kita. []

 

 

Tags: gaya hidupLife Stylemedia sosialMengendalikan Fomoviral
Salsabila Septi

Salsabila Septi

Menulis untuk ketenangan, dan menjaga alam untuk kemaslahatan.

Terkait Posts

Membaca Kartini

Merebut Tafsir: Membaca Kartini dalam Konteks Politik Etis

10 Mei 2025
Kisah Luna Maya

Kisah Luna Maya, Merayakan Perempuan yang Dicintai dan Mencintai

9 Mei 2025
Waktu Berlalu Cepat

Mengapa Waktu Berlalu Cepat dan Bagaimana Mengendalikannya?

9 Mei 2025
Memilih Pasangan

Jangan Nekat! Pentingnya Memilih Pasangan Hidup yang Tepat bagi Perempuan

8 Mei 2025
Keheningan

Keheningan Melalui Noble Silence dan Khusyuk sebagai Jembatan Menuju Ketenangan Hati

8 Mei 2025
Separuh Mahar

Separuh Mahar untuk Istri? Ini Bukan Soal Diskon, Tapi Fikih

7 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Pekerja Rumah Tangga

    Ibu, Aku, dan Putriku: Generasi Pekerja Rumah Tangga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Barak Militer Bisa Menjadi Ruang Aman bagi Siswi Perempuan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tidak Ada Cinta bagi Arivia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Vasektomi untuk Bansos: Syariat, HAM, Gender hingga Relasi Kuasa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengirim Anak ke Barak Militer, Efektifkah?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Islam Hadir untuk Gagasan Kemanusiaan
  • Apakah Barak Militer Bisa Menjadi Ruang Aman bagi Siswi Perempuan?
  • Ibu, Aku, dan Putriku: Generasi Pekerja Rumah Tangga
  • Tidak Ada Cinta bagi Arivia
  • Menyusui adalah Pekerjaan Mulia

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version