• Login
  • Register
Minggu, 14 Agustus 2022
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Sekelumit Kisah Perempuan Pahlawan di Muktamar NU

Bagi saya semua panitia Muktamar NU 34 yang digelar di Lampung, pekan kemarin adalah orang-orang berkarakter kuat, jernih dan dedikatif

Hijrotul Maghfiroh Hijrotul Maghfiroh
30/12/2021
in Pernak-pernik
0
DKUP

DKUP

32
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Bagi saya semua panitia Muktamar NU 34 yang digelar di Lampung, pekan kemarin adalah orang-orang berkarakter kuat, jernih dan dedikatif. Ya mungkin itu penilaian subjektif saya sebagai panitia recehan yang buta kubu-kubuan.

Saya merasakan semua panitia bekerja sangat maksimal nggak melihat kubu yang didukungnya bakal menang atau kalah (bagi yang memiliki kubu tentunya). Saya terharu dengan ketelatenan dan ketenangan Mas Imam Aziz memimpin dan mengarahkan tim kepanitiaan. Beberapa kali beliau datang larut malam di lokasi pembukaan untuk mengecek kesiapan dan tentu memastikan semua akan berjalan lancar.

Begitu juga Pak Nuh, ketika saya berkesempatan menyaksikan sidang pleno I, suara Pak Nuh begitu datar dan tenang tanpa perubahan nada sedikitpun, meski peserta nada bicaranya semakin malam semakin meninggi. Malam itu ketika Pak Nuh dibrondong nada tinggi para muktamirin yang meminta pemilihan satu putaran, saya belajar dari argumen yang disampaikan Pak Nuh masih dengan nada halus dan datar tentang bagaimana proses demokrasi dalam berorganisasi.

Bagi Pak Nuh, kenapa penting proses pemilihan menjadi dua tahap karena tahap pertama anggap penjaringan untuk siapa saja berkesempatan mengajukan menjadi calon, tahap selanjutnya adalah pemilihan para calon yang memenuhi persyaratan yang disepakati (50 + 1). Begitulah demokrasi yang harus dibayar dalam berorganisasi: memberikan kesempatan kepada siapa saja untuk mengajukan diri, selanjutnya memperhitungkan setiap suara agar tidak diabaikan, karenanya putaran kedua tetap perlu dilakukan.

Selebihnya saya menaruh penghargaan setinggi-tingginya untuk orang-orang yang saya kenal dekat, yang bekerja tanpa lelah, jauh sebelum Muktamar dan sepanjang Muktamar berlangsung; Sie Konsumsi dan Akomodasi. Mereka adalah perempuan-perempuan tangguh, bekerja tanpa kenal waktu apalagi kubu sepanjang Muktamar berlangsung…!!! (Sepanjang Muktamar, catat itu, karena kalau sie acara recehan macam saya bekerjanya ya pas persiapan pembukaan, pembukaan dan penutupan – itupun gantian dengan panitia lokal).

Sie akomodasi dikomandoi Umi Fitria Ariyani sampai pucat pasi mengatur akomodasi untuk panitia, peserta, sekaligus romli dan romlahnya yang datangnya lebih sangar dari jaelangkung (karena rombongan tanpa pemberitahuan pula, kalau jaelangkung kan sendirian).

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Tidak Wajar Jika Perempuan Tidak Bisa Memasak, Benarkah?
  • Nabi Membela Perempuan Korban Kekerasan Seksual
  • Ketika Laki-Laki jadi Seksi Konsumsi, Lalu Perempuan Seksi Perlengkapan, Mengapa Tidak?
  • Jilbabisasi Paksa: Ketika Menutupi, Sebenarnya Mengekspos

Baca Juga:

Tidak Wajar Jika Perempuan Tidak Bisa Memasak, Benarkah?

Nabi Membela Perempuan Korban Kekerasan Seksual

Ketika Laki-Laki jadi Seksi Konsumsi, Lalu Perempuan Seksi Perlengkapan, Mengapa Tidak?

Jilbabisasi Paksa: Ketika Menutupi, Sebenarnya Mengekspos

Saking dedikatifnya pasukan akomodasi Kak Efri Wahdiyah dan Ai Rosita tidurnya nomaden, di malam ketiga kopernya masih ditaruh di mobil hanya untuk memastikan mereka tidak menempati tempat yang seharusnya orang lain tempati. Kak Efri dan tim lokal bahkan menggotong sendiri kasur-kasur yang akan dipakai peserta dari truk ke asrama yang akan dijadikan lokasi penginapan.

Sie konsumsi dikomandani Teh Yayah Ruchyati lebih banting tulang lagi, pagi buta mereka dan tentu tim lokal harus memastikan sarapan sudah tersedia dan terdistribusi, begitu terus hingga makan malam. Ketika sidang pleno komisi dari malam hingga pemilihan berakhir, mereka berjaga.

Bahkan tengah malam ketika panitia dan peserta teriak kehausan, tim konsumsi Teh Nurhabibah Assyarozi  Bu Hajjah Umi Kulsum dan lainnya tertahan di pintu masuk karena ada sterilisasi paspamwapres dengan membawa konsumsi. Dan siangnya pas penutupan, saya masih mendapati mereka ikut serta dalam penutupan tentu untuk memastikan semuanya kenyang.

Oh iya, apresiasi juga untuk tim kesehatan dokter Makky Manar dan tim yang selalu siaga posko kesehatannya. Selamat juga atas hasil negatif seluruh tes antigen yang dilakukan, konon ada lebih kurang 1600 tes antigen dan 300 tes PCR.

Akhirnya apresiasi untuk semua panitia yang perannya tak kalah penting, sangat berarti bagi kelancaran pelaksanaan Muktamar NU. Insya Allah, kerja-kerja panjenengan menjadikan panjenengan semua santri-santri khusus dan kesayangannya Mbah Hasyim Asyari. []

Tags: Muktamar NUPanitiaperempuan
Hijrotul Maghfiroh

Hijrotul Maghfiroh

Terkait Posts

nikah sirri

Beri Sanksi Tegas Bagi Pelaku Nikah Sirri

14 Agustus 2022
Nabi Ibrahim

Keluarga Satu Visi Ala Nabi Ibrahim As (4)

13 Agustus 2022
Sudahkah Kita Beragama

Sebagai Manusia, Sudahkah Kita Beragama?

13 Agustus 2022
fiqh

Fiqh Itu Tidak Statis

13 Agustus 2022
satu visi

Keluarga Satu Visi Ala Nabi Ibrahim As (3)

13 Agustus 2022
nikah sirri

Nikah Sirri Adalah Bentuk Lain Dari Praktik Perdagangan Manusia

13 Agustus 2022

Discussion about this post

No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Berbagi Suami

    Ini Bukan tentang Drama Berbagi Suami, Tapi Nyata Ada

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sebagai Manusia, Sudahkah Kita Beragama?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fiqh Itu Tidak Statis

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Masalah Ketimpangan Gender dalam Dunia Pendidikan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Makna Kemerdekaan bagi Para Penyintas Kesehatan Mental

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Beri Sanksi Tegas Bagi Pelaku Nikah Sirri
  • Makna Kemerdekaan bagi Para Penyintas Kesehatan Mental
  • Masalah Ketimpangan Gender dalam Dunia Pendidikan
  • Keluarga Satu Visi Ala Nabi Ibrahim As (4)
  • Sebagai Manusia, Sudahkah Kita Beragama?

Komentar Terbaru

  • Tradisi Haul Sebagai Sarana Memperkuat Solidaritas Sosial pada Kecerdasan Spiritual Menurut Danah Zohar dan Ian Marshal
  • 7 Prinsip dalam Perkawinan dan Keluarga pada 7 Macam Kondisi Perkawinan yang Wajib Dipahami Suami dan Istri
  • Konsep Tahadduts bin Nikmah yang Baik dalam Postingan di Media Sosial - NUTIZEN pada Bermedia Sosial Secara Mubadalah? Why Not?
  • Tasawuf, dan Praktik Keagamaan yang Ramah Perempuan - NUTIZEN pada Mengenang Sufi Perempuan Rabi’ah Al-Adawiyah
  • Doa agar Dijauhkan dari Perilaku Zalim pada Islam Ajarkan untuk Saling Berbuat Baik Kepada Seluruh Umat Manusia
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2021 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2021 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist