• Login
  • Register
Sabtu, 12 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Sekelumit Kisah Perempuan Pahlawan di Muktamar NU

Bagi saya semua panitia Muktamar NU 34 yang digelar di Lampung, pekan kemarin adalah orang-orang berkarakter kuat, jernih dan dedikatif

Hijroatul Maghfiroh Hijroatul Maghfiroh
30/12/2021
in Pernak-pernik
0
DKUP

DKUP

61
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Bagi saya semua panitia Muktamar NU 34 yang digelar di Lampung, pekan kemarin adalah orang-orang berkarakter kuat, jernih dan dedikatif. Ya mungkin itu penilaian subjektif saya sebagai panitia recehan yang buta kubu-kubuan.

Saya merasakan semua panitia bekerja sangat maksimal nggak melihat kubu yang didukungnya bakal menang atau kalah (bagi yang memiliki kubu tentunya). Saya terharu dengan ketelatenan dan ketenangan Mas Imam Aziz memimpin dan mengarahkan tim kepanitiaan. Beberapa kali beliau datang larut malam di lokasi pembukaan untuk mengecek kesiapan dan tentu memastikan semua akan berjalan lancar.

Begitu juga Pak Nuh, ketika saya berkesempatan menyaksikan sidang pleno I, suara Pak Nuh begitu datar dan tenang tanpa perubahan nada sedikitpun, meski peserta nada bicaranya semakin malam semakin meninggi. Malam itu ketika Pak Nuh dibrondong nada tinggi para muktamirin yang meminta pemilihan satu putaran, saya belajar dari argumen yang disampaikan Pak Nuh masih dengan nada halus dan datar tentang bagaimana proses demokrasi dalam berorganisasi.

Bagi Pak Nuh, kenapa penting proses pemilihan menjadi dua tahap karena tahap pertama anggap penjaringan untuk siapa saja berkesempatan mengajukan menjadi calon, tahap selanjutnya adalah pemilihan para calon yang memenuhi persyaratan yang disepakati (50 + 1). Begitulah demokrasi yang harus dibayar dalam berorganisasi: memberikan kesempatan kepada siapa saja untuk mengajukan diri, selanjutnya memperhitungkan setiap suara agar tidak diabaikan, karenanya putaran kedua tetap perlu dilakukan.

Selebihnya saya menaruh penghargaan setinggi-tingginya untuk orang-orang yang saya kenal dekat, yang bekerja tanpa lelah, jauh sebelum Muktamar dan sepanjang Muktamar berlangsung; Sie Konsumsi dan Akomodasi. Mereka adalah perempuan-perempuan tangguh, bekerja tanpa kenal waktu apalagi kubu sepanjang Muktamar berlangsung…!!! (Sepanjang Muktamar, catat itu, karena kalau sie acara recehan macam saya bekerjanya ya pas persiapan pembukaan, pembukaan dan penutupan – itupun gantian dengan panitia lokal).

Sie akomodasi dikomandoi Umi Fitria Ariyani sampai pucat pasi mengatur akomodasi untuk panitia, peserta, sekaligus romli dan romlahnya yang datangnya lebih sangar dari jaelangkung (karena rombongan tanpa pemberitahuan pula, kalau jaelangkung kan sendirian).

Baca Juga:

Laki-laki dan Perempuan adalah Manusia yang Setara

Sudah Saatnya Menghentikan Stigma Perempuan Sebagai Fitnah

Film Horor, Hantu Perempuan dan Mitos-mitos yang Mengikutinya

Hingga Saat Ini Perempuan Masih Dipandang sebagai Fitnah

Saking dedikatifnya pasukan akomodasi Kak Efri Wahdiyah dan Ai Rosita tidurnya nomaden, di malam ketiga kopernya masih ditaruh di mobil hanya untuk memastikan mereka tidak menempati tempat yang seharusnya orang lain tempati. Kak Efri dan tim lokal bahkan menggotong sendiri kasur-kasur yang akan dipakai peserta dari truk ke asrama yang akan dijadikan lokasi penginapan.

Sie konsumsi dikomandani Teh Yayah Ruchyati lebih banting tulang lagi, pagi buta mereka dan tentu tim lokal harus memastikan sarapan sudah tersedia dan terdistribusi, begitu terus hingga makan malam. Ketika sidang pleno komisi dari malam hingga pemilihan berakhir, mereka berjaga.

Bahkan tengah malam ketika panitia dan peserta teriak kehausan, tim konsumsi Teh Nurhabibah Assyarozi  Bu Hajjah Umi Kulsum dan lainnya tertahan di pintu masuk karena ada sterilisasi paspamwapres dengan membawa konsumsi. Dan siangnya pas penutupan, saya masih mendapati mereka ikut serta dalam penutupan tentu untuk memastikan semuanya kenyang.

Oh iya, apresiasi juga untuk tim kesehatan dokter Makky Manar dan tim yang selalu siaga posko kesehatannya. Selamat juga atas hasil negatif seluruh tes antigen yang dilakukan, konon ada lebih kurang 1600 tes antigen dan 300 tes PCR.

Akhirnya apresiasi untuk semua panitia yang perannya tak kalah penting, sangat berarti bagi kelancaran pelaksanaan Muktamar NU. Insya Allah, kerja-kerja panjenengan menjadikan panjenengan semua santri-santri khusus dan kesayangannya Mbah Hasyim Asyari. []

Tags: Muktamar NUPanitiaperempuan
Hijroatul Maghfiroh

Hijroatul Maghfiroh

Saat ini sedang menempuh studi di bidang Sustainability and Environmental Studies di Macquarie University, Australia. Ia adalah pendiri Eco-Peace Indonesia, sebuah inisiatif lintas iman untuk pendidikan lingkungan bagi generasi muda. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Program Manager Lingkungan dan Perubahan Iklim di LPBI-PBNU (2010–2022). Selain itu, ia juga penulis buku Dakwah Ekologi: Panduan Penceramah Agama tentang Akhlak pada Lingkungan

Terkait Posts

Ayat sebagai

Pentingnya Menempatkan Ayat Kesetaraan sebagai Prinsip Utama

12 Juli 2025
Hak Perempuan

Perbedaan Biologis Tak Boleh Jadi Dalih Mendiskriminasi Hak Perempuan

12 Juli 2025
Setara

Laki-laki dan Perempuan adalah Manusia yang Setara

12 Juli 2025
Gender

Islam dan Persoalan Gender

11 Juli 2025
Tauhid

Tauhid: Kunci Membongkar Ketimpangan Gender dalam Islam

11 Juli 2025
Tauhid dalam Islam

Tauhid: Fondasi Pembebasan dan Keadilan dalam Islam

11 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Negara Inklusi

    Negara Inklusi Bukan Cuma Wacana: Kementerian Agama Buktikan Lewat Tindakan Nyata

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tidak Ada yang Sia-sia Dalam Kebaikan, Termasuk Menyuarakan Isu Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Islam dan Persoalan Gender

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tauhid: Kunci Membongkar Ketimpangan Gender dalam Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Laki-laki dan Perempuan adalah Manusia yang Setara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Pentingnya Menempatkan Ayat Kesetaraan sebagai Prinsip Utama
  • Perempuan dan Pembangunan; Keadilan yang Terlupakan
  • Perbedaan Biologis Tak Boleh Jadi Dalih Mendiskriminasi Hak Perempuan
  • Tidak Ada yang Sia-sia Dalam Kebaikan, Termasuk Menyuarakan Isu Disabilitas
  • Laki-laki dan Perempuan adalah Manusia yang Setara

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID