• Login
  • Register
Selasa, 15 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Sepenting Apa Sih Word Affirmation Buat Pasangan?

Word Affirmation ini tidak hanya oleh suami kepada istri. Pun sebaliknya, istri kepada suami. Karena menjaga keromantisan rumah tangga adalah kewajiban bersama

Suci Wulandari Suci Wulandari
30/08/2023
in Keluarga, Rekomendasi
0
Word Affirmation

Word Affirmation

1.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Menjaga keromantisan hubungan dengan pasangan bisa dimulai dari cara yang paling sederhana, yaitu word affirmation, ekspresi cinta kepada pasangan, baik lewat sebutan romatis untuk pasangan, ungkapan terimakasih, maupun pujian-pujian kecil pada pasangan.

Bulan kemarin, saya dan suami menyempatkan diri untuk silaturrahim ke salah satu pondok di Jawa Timur. Di sana, kami bertemu dengan Bu Nyai dan keluarga besar, tanpa Pak Kyai karena beliau sedang melaksanakan ibadah haji.

Singkat cerita, di sela obrolan ringan kami, Pak Kyai telpon dari Makkah al-Mukarromah. Tanpa niat menguping, perbincangan mereka terdengar dengan sangat jelas. Pak Kyai memanggil Bu Nyai dengan sebutan “adek”. Beliau kemudian bertanya seputar kabar Bu Nyai, tentang perkembangan para santri, dan kondisi pondok selama beliau tinggal.

Tak lupa Pak Kyai mengucapkan terimakasih kepada istri tercinta karena sudah dengan sabar “ngopeni” pondok tanpa beliau. Satu dua kalimat Pak Kyai ditujukan pada kami selaku santri, dibumbui doa-doa dari beliau.

Perbincangan mereka ditutup dengan kalimat gombal ala-ala Pak Kyai kepada istrinya. Romantis dan penuh cinta, menurut saya.

Baca Juga:

Praktik Kesalingan sebagai Jalan Tengah: Menemukan Harmoni dalam Rumah Tangga

Menakar Kualitas Cinta Pasangan Saat Berhaji

Kuasa Suami atas Tubuh Istri

Relasi Imam-Makmum Keluarga dalam Mubadalah

Word Affirmation Ala Rasulullah

Dalam Islam, Rasulullah adalah teladan utama bagi umatnya. Beliau mengajarkan bagaimana cara menghargai perempuan, baik kepada yang lebih tua maupun pada yang lebih muda. Rasulullah juga dengan apik mengajarkan pada kita bagaimana menjaga keromantisan dalam rumah tangga, salah satunya mengekspresikan cinta dalam bentuk kata.

Dalam sejarah, masyhur kita dengar kisah bagaimana Rasulullah memanggil Sayyidah Khodijah “Ya Habibi”, “wahai kekasihku” dan panggilan beliau kepada Sayyidah Aisyah dengan ucapan, “Ya Humairoh”, yang berarti “wahai perempuan yang pipinya kemerah-merahan”. Sebutan romantis dari seorang suami kepada istrinya.

Dalam The Five Love Language karya Gary Chapman, panggilan Rasulullah terhadap istri beliau tersebut masuk dalam kategori word Affirmation, yakni bahasa cinta lewat rangkaian kata-kata.

Para ulama banyak yang mengikuti jejak Rasulullah, salah satunya adalah Kyai Asyari, ayah dari Kyai Hasyim, pendiri Nahdhatul Ulama. Beliau memanggil ibunda Hayim dengan sebutan “Nyai”, panggilan yang mesra sekaligus menunjukkan penghormatan tinggi saat itu.

Pentingnya Word Affirmation untuk menjaga Keromantisan Hubungan Suami Istri

Di lingkungan saya tinggal, panggilan untuk seseorang sesuai dengan kedudukannya. Misalnya, penggunaan kata “bi atau kamu” (perempuan) dan “mek atau anta” (laki-laki) untuk mereka yang lebih kecil atau seumuran atau bagi mereka yang lebih rendah kedudukannya.

Kata “Side” untuk perempuan dan laki-laki yang kedudukannya setingkat lebih tinggi. Dan kata “pelungguh” untuk mereka yang benar-benar tinggi kedudukannya.

Masih banyak para suami yang memanggil istrinya dengan sebutan nama atau kata bi atau kamu. Padahal, istri wajib setidaknya menggunakan kata side kepada suami. Kenapa begitu? Ternyata salah satu faktornya adalah budaya patriarki yang sangat kental. Posisi istri itu setingkat di bawah suami.

Relasi atasan bawahan ini seringkali diungkapkan dalam bahasa yang sangat lugas. Beberapa kali teman saya sesama pengajar mengeluh ketika ada yang ngomong, “Mana atasan kamu?” atau “Atasanmu menunggumu”, bukan “Mana suamimu?” atau “Suamimu menunggumu”.

Hal ini tentu saja bertentangan dengan prinsip zawaj, salah satu prinsip dasar pernikahan. Bu Nur Rofiah bil Uzm dalam Nalar Kritis Muslimah menjelaskan bahwa relasi suami istri sejatinya adalah relasi berpasangan, bukan relasi atasan dan bawahan.

Mengemas Bahasa Cinta terhadap Pasangan

Di depan orang lain, suami teman saya itu memanggilnya dengan sebutan nama atau kata “bi” atau “kamu”. Dia merasa sang suami kurang menghargainya sebagai istri. Padahal ini baru urusan “panggilan”, belum urusan-urusan yang lain.

Teman saya yang lain bercerita, suaminya selalu memanggilnya dengan panggilan “adek” atau “sayang” baik ketika sedang berdua maupun ada orang lain. Suaminya juga rajin mengucapkan “terimakasih” ketika dia menyajikan makanan dan kopi, bahkan di depan tamunya.

Dari situ, teman saya merasa pasangannya benar-benar menghargai dan menyayanginya. Bukan sekedar bahasa gombalan anak muda. Karena selain mengungkapkan lewat kata, sang suami juga selalu membersamainya mengerjakan pekerjaan rumah tangga.

Ternyata, bahasa cinta lewat kata itu sangat penting lho. Sesederhana apapun itu, panggilan kepada pasangan, ungkapan terimakasih, ataupun sekedar pujian. Tidak sekedar untuk semakin memupuk rasa cinta, tapi juga menjaga keromantisan hubungan agar semakin langgeng.

Word Affirmation ini tidak hanya oleh suami kepada istri. Pun sebaliknya, istri kepada suami. Karena menjaga keromantisan rumah tangga adalah kewajiban bersama. []

Tags: BahasaCintahubunganistripasanganRomantissuamiword affirmation
Suci Wulandari

Suci Wulandari

Dosen Ilmu al-Qur'an dan Tafsir di STAI Darul Kamal, Lombok Timur, NTB

Terkait Posts

Krisis Ekologi

Empat Prinsip NU Ternyata Relevan Membaca Krisis Ekologi

14 Juli 2025
Mas Pelayaran

Kedisiplinan Mas Pelayaran: Refleksi tentang Status Manusia di Mata Tuhan

13 Juli 2025
Praktik Kesalingan

Praktik Kesalingan sebagai Jalan Tengah: Menemukan Harmoni dalam Rumah Tangga

12 Juli 2025
Isu Disabilitas

Tidak Ada yang Sia-sia Dalam Kebaikan, Termasuk Menyuarakan Isu Disabilitas

12 Juli 2025
Ikrar KUPI

Ikrar KUPI, Sejarah Ulama Perempuan dan Kesadaran Kolektif Gerakan

11 Juli 2025
Kopi yang Terlambat

Jalanan Jogja, Kopi yang Terlambat, dan Kisah Perempuan yang Tersisih

10 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Krisis Ekologi

    Empat Prinsip NU Ternyata Relevan Membaca Krisis Ekologi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merawat Bumi Sebagai Tanggung Jawab Moral dan Iman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Asma’ binti Yazid: Perempuan yang Mempertanyakan Hak-Haknya di Hadapan Nabi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ukhuwah Nisaiyah: Solidaritas Perempuan dalam Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ronggeng Dukuh Paruk dan Potret Politik Tubuh Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Asma’ binti Yazid: Perempuan yang Mempertanyakan Hak-Haknya di Hadapan Nabi
  • Empat Prinsip NU Ternyata Relevan Membaca Krisis Ekologi
  • Ukhuwah Nisaiyah: Solidaritas Perempuan dalam Islam
  • Merawat Bumi Sebagai Tanggung Jawab Moral dan Iman
  • Jihad Perempuan Melawan Diskriminasi

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID