• Login
  • Register
Selasa, 5 Desember 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah

Solidaritas Sosial untuk Hantu-hantu Perempuan

Adalah penggambaran wajar ketika hantu perempuan ingin menuntut balas. Ketidakadilan adalah tragedi yang perlu kita lawan

Moh. Rivaldi Abdul Moh. Rivaldi Abdul
16/10/2023
in Tak Berkategori
0
Hantu Perempuan

Hantu Perempuan

836
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Apa yang kamu pikirkan ketika mendengar kata hantu perempuan? Soal hal-hal yang berbau klenik kah? Sosok menyeramkan? Atau, perihal sesuatu yang tak masuk akal? Lebih dari semua itu, sebenarnya cerita hantu perempuan di Indonesia itu lekat dengan diskursus tragedi kekerasan dan ketidakadilan. Cerita-cerita perihal para korban kekerasan yang tidak mendapat keadilan yang kemudian menjadi sosok hantu penasaran yang menuntut balas.

Daftar Isi

    • Perkembangan Hantu Nusantara
  • Baca Juga:
  • Menengok Toleransi Ideal Ala Muslim dan Hindu di Pulau Lombok
  • Perempuan Adat: Dari Patriarki Hingga Eksklusi
  • Isu Feminisme dan Politik dalam Novel Arok Dedes
  • Negara Harus Cegah Khitan Perempuan
    • Hantu yang Menuntut Balas
    • Solidaritas Sosial Manusia dan Hantu Perempuan

Perkembangan Hantu Nusantara

Keadaan masyarakat turut memengaruhi perwujudan hantu. Misalnya, di Nusantara, sebelum hadirnya Islam, masyarakat masih belum mengenal pocong. Ya, asumsinya sederhana sih, sebab waktu itu belum ada budaya pemakaman orang berbalut kain kafan.

Kan aneh, kalau mayat yang dikremasi malah kita bayangkan gentayangan sambil minta tolong lepasin tali pocong dong. Baru setelah Islam menyebar di Nusantara, masyarakat mengenal budaya kafan, maka gambaran hantu gentayangan dalam wujud pocong pun muncul.

Begitu juga suster ngesot, hantu yang satu ini hadir ketika rumah sakit sudah ada di Nusantara. Ya, karena si hantu ini ngesotnya di rumah sakit, atau seminimalnya puskesmas-lah. Sebelum ada rumah sakit, proyeksi arwah perawat yang mati penasaran dan mengesot di tempat kerjanya itu belum ada. Yang ada waktu itu ya paling-paling wewe gombel, kunti, atau lainnya.

Semakin kemari penggambaran hantu dalam masyarakat kita juga makin modern. Hantu tidak lagi melulu soal sosok-sosok yang memakai pakaian putih. Bisa saja hantunya mengenakan pakaian kekinian. Hantu siswi berseragam batik, misalnya.

Baca Juga:

Menengok Toleransi Ideal Ala Muslim dan Hindu di Pulau Lombok

Perempuan Adat: Dari Patriarki Hingga Eksklusi

Isu Feminisme dan Politik dalam Novel Arok Dedes

Negara Harus Cegah Khitan Perempuan

Hantu yang Menuntut Balas

Jadi keadaan atau kejadian dalam masyarakat turut memengaruhi penggambaran hantu. Dalam hal ini, saya bukan sedang ingin berdebat apa hantu beneran ada atau hanya hayalan orang-orang.

Saya hanya ingin bilang bahwa gambaran hantu itu tidak lepas dari keadaan masyarakat. Sehingga, ketika banyak hantu-hantu penasaran yang perempuan, si Mumun, si Manis, Suster Ngesot, Kunti, dan lainnya, artinya apa? Bisa jadi karena dalam realitas masyarakat kita banyak tragedi ketidakadilan yang menimpa perempuan.

Banyak perempuan yang kehilangan nyawa akibat tragedi ketidakadilan, atau frustasi akan hidup yang tidak memberi ruang aman dan nyaman. Semasa hidup mereka tak punya kuasa menuntut keadilan. Baru setelah mati, mereka punya kekuatan untuk menuntut balas.

Cerita suster ngesot, misalnya, adalah penggambaran tragedi pemerkosaan dan pembunuhan yang tidak memberi keadilan bagi korban. Sehingga, si korban menjelma hantu penasaran yang menuntut balas. Sebab, di tengah masyarakat yang minim keberpihakan kepada korban kekerasan, siapa yang bakal menegakkan keadilan baginya?

Dalam cerita-cerita hantu, umumnya, ketika hantu-hantu perempuan mendapat keadilan, maka mereka pun menjadi arwah yang tenang. Sebab, mereka hanya ingin menuntut balas.

Solidaritas Sosial Manusia dan Hantu Perempuan

Adalah penggambaran wajar ketika hantu perempuan ingin menuntut balas. Ketidakadilan adalah tragedi yang perlu kita lawan. Hantu-hantu perempuan merupakan penggambaran komitmen atas ideologi perlawanan ini. Meski mereka sudah meninggal, namun perjuangan untuk mendapat keadilan tetap berlanjut. Mereka terus menuntut keadilan.

Saya jadi ingat dengan teori relasi sosial, anggap saja ini sosiologi hantu, perihal solidaritas dalam kehidupan yang berdampingan ini.

Dalam pandangan solidaritas Durkheim, perbedaan-perbedaan dalam masyarakat seharusnya menyatukan kita berdasar pembagian kerja sesuai kapasitas masing-masing. Maka, dalam hal sosiologi hantu untuk peradaban berkeadilan, adalah penggambaran sepatutnya untuk golongan manusia membantu golongan hantu perempuan dalam perjuangan untuk keadilan.

Caranya bagaimana? Caranya tentu tidak seperti dalam perfilman hantu, di mana pembalasan dendam dengan menjahati orang-orang. Bukan begitu. Melainkan, dengan cara mewujudkan peradaban berkeadilan yang tidak menindas pihak manapun. Peradaban berkeadilan yang memberi ruang aman dan nyaman bagi semua.

Dalam masyarakat yang tidak menindas pihak manapun itu, tidak berlebihan untuk kita menggambarkan hantu-hantu perempuan menjadi tenang. Sebab, mereka melihat keadaan yang memberi perempuan ruang aman dari tragedi kekerasan dan ketidakadilan. []

 

 

Tags: BudayaCerita Rakyathantu perempuanNusantaraTradisi
Moh. Rivaldi Abdul

Moh. Rivaldi Abdul

S1 PAI IAIN Sultan Amai Gorontalo pada tahun 2019. S2 Prodi Interdisciplinary Islamic Studies Konsentrasi Islam Nusantara di Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Sekarang, menempuh pendidikan Doktoral (S3) Prodi Studi Islam Konsentrasi Sejarah Kebudayaan Islam di Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Terkait Posts

Akikah Laki-laki Perempuan

Akikah Bagi Laki-laki dan Perempuan

4 Desember 2023
Fatwa MUI

Danone Angkat Bicara, Soal Fatwa MUI Haram Beli Produk Pro Israel

4 Desember 2023
Laki-laki perempuan

Islam: Agama yang Menyejajarkan Kemanusiaan Laki-laki dan Perempuan

4 Desember 2023
Toleransi

Menengok Toleransi Ideal Ala Muslim dan Hindu di Pulau Lombok

1 Desember 2023
pernikahan bukan solusi

Pernikahan Bukan Solusi untuk Meminimalisir Kekerasan Seksual

29 November 2023
Komnas Perempuan

Kiprah Komnas Perempuan Selama 25 Tahun Didirikan

28 November 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Merdeka dari Kekerasan Seksual

    Jalan Panjang Merdeka Dari Kekerasan Seksual

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Danone Angkat Bicara, Soal Fatwa MUI Haram Beli Produk Pro Israel

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perempuan dan Tradisi Menulis dalam Film Kartini serta Gadis Kretek

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Benarkah Stoikisme Obat di Abad ke-21?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Islam Tidak Mengharamkan Perempuan Menikah Lagi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Akikah Bagi Laki-laki dan Perempuan
  • Danone Angkat Bicara, Soal Fatwa MUI Haram Beli Produk Pro Israel
  • Islam: Agama yang Menyejajarkan Kemanusiaan Laki-laki dan Perempuan
  • Mengurai Pemikiran Leila Ahmed: Sosok Feminisme Muslim Asal Mesir
  • Deklarasi Pemilu Damai 2024: Upaya Cegah Konflik, Politisasi SARA dan Hoaks

Komentar Terbaru

  • Ainulmuafa422 pada Simple Notes: Tak Se-sederhana Kata-kata
  • Muhammad Nasruddin pada Pesan-Tren Damai: Ajarkan Anak Muda Mencintai Keberagaman
  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist