• Login
  • Register
Minggu, 2 April 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Stop Body Shaming

Fatikha Yuliana Fatikha Yuliana
07/01/2020
in Publik
0
body, shaming

Semua tubuh apapun dan bagaimana pun bentuknya itu indah. Jadi, stop basa-basi dengan cara mengomentari tubuh orang lain.

63
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Masih ingat dengan film Indonesia berjudul Imperfect yang tayang di bioskop belum lama ini?. Film Imperfect: Karir, Cinta, dan Timbangan, adalah film Ernest Prakasa yang menceritakan kisah Rara (Jessica Mila) yang selalu diintimidasi teman-temannya karena tubuhnya gemuk.

Dalam film tersebut Rara bekerja di lingkungan yang dipenuhi perempuan cantik dan ideal. Hal itu membuatnya tidak pede. Terlebih Rara kerap menjadi korban bully.  Setelah merasa direndahkan karena sering mendapat body shaming, Rara bertekad untuk memperbaiki diri. Ia mulai mengatur pola makan hingga lebih merawat diri. Alhasil dia menjadi kurus dan cantik. Dianggap berhasil menjadi perempuan “ideal”.

Imperfect bukan satu-satunya film yang mengangkat body shaming. Beberapa judul film lain juga memiliki alur yang nyaris sama, berkisah tentang seseorang berbadan gemuk yang menjadi olok-olokan di lingkungannya. Lalu kisahnya berakhir dengan mereka yang berubah menjadi manusia “ideal” meski butuh waktu panjang dan sulit selama menjalani proses diet.

Body shaming atau mengomentari kekurangan fisik orang lain memang tanpa sadar sering kita lakukan. Body shaming dapat muncul dalam berbagai bentuk, seperti mengkritik bentuk fisik seseorang (wajah, tubuh, kulit, dan sebagainya), membandingkan fisik antara satu orang dengan orang lain, menjelek-jelekkan penampilan orang lain dengan atau tanpa sepengetahuan dirinya.

Mulai dari basa-basi, bercanda kelewatan, atau bahkan demi mencairkan suasana. Padahal, sebenarnya kebiasaan buruk ini tidak baik dilakukan terus-menerus. Menariknya, tanpa disadari pola komunikasi dan interaksi sehari-hari kita sangat kental dengan body shaming.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Ini Jumlah Mahar Pada Masa Nabi Muhammad Saw
  • Mahar Adalah Simbol Cinta dan Komitmen Suami Kepada Istri
  • Ketika Anak Kehilangan Sosok Ayah dalam Kehidupannya
  • Keheningan Laku Spiritualitas Manusia Pilihan Tuhan

Baca Juga:

Ini Jumlah Mahar Pada Masa Nabi Muhammad Saw

Mahar Adalah Simbol Cinta dan Komitmen Suami Kepada Istri

Ketika Anak Kehilangan Sosok Ayah dalam Kehidupannya

Keheningan Laku Spiritualitas Manusia Pilihan Tuhan

”Wajahmu kok makin banyak jerawatnya sih?”
”Wah makin langsing aja, Beb.”
“Kamu sekarang jadi iteman ya?”
“Itu perut atau gentong, Bro?”

Banyak perkataan yang terlihat sepele sering kita ucapkan, dimana secara tanpa sadar itu merupakan perkataan body shaming. Beberapa perkataan yang kerap kita ucapkan terdengar ringan sebagai bahan bercandaan, namun justru itu menyakitkan bagi orang lain yang kita komentari fisiknya.

Pelaku body shaming biasanya jarang menyadari bahwa tindakannya bisa menyakiti orang lain, karena menganggapnya hanya sebuah bercandaan. Body shaming termasuk bullying verbal yang akan memberi dampak negatif pada korbannya. Dampaknya bisa terjadi dalam jangka waktu yang panjang.

Selain itu, body shaming bisa memunculkan perilaku tidak sehat bagi korbannya. Karena seseorang yang terlalu sering dicela cenderung memiliki keinginan untuk mengubah bentuk tubuhnya dengan segala cara, misalnya dengan diet mati-matian, minum obat pelangsing, dan hal-hal lain yang malah menjadi kebiasaan buruk bagi dirinya.

Body shaming juga bisa membuat korbannya mengalami gangguan makan (eating disorder) seperti anoreksia nervosa dan bulimia nervosa. Seseorang tidak percaya diri dengan tubuhnya sendiri dan membuat ia tidak mau bergaul dengan orang lain.

Rasa malu yang begitu tinggi terhadap bentuk tubuh hingga sampai pada keadaan depresi. Walden Eating Disorders Treatment menyebutkan body shaming seakan menjadi bukti, keberadaan seseorang semata-mata hanya dinilai secara fisik dan tidak dilihat dari kualitas lainnya.

Selain berdampak pada korban, body shaming  juga memiliki dampak negatif pada pelakunya. Hasil riset yang dilakukan oleh Florida State University menyimpulkan bahwa, orang yang sering mengomentari orang lain gemuk, pada umumnya cenderung akan mengalami kenaikan berat badan sebanyak 2,5 kali lipat.

Sebab semakin sering mengomentari orang lain gemuk, maka akan semakin membuat dirinya merasa langsing, aman, dan baik-baik saja sehingga cenderung mengabaikan pola makan. Sebetulnya metabolisme tubuh seseorang itu berbeda-beda. Ada yang dari lahir sudah berperawakan gemuk dan ada yang langsing.

Saat ini perilaku body shaming dapat dilaporkan layaknya laporan dugaan pencemaran nama baik, yang melakukannya terancam jeratan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) maupun delik pidana umum. Melalui UU ITE No. 11 Tahun 2008 yang kemudian diubah dengan UU No. 19 Tahun 2016 laporan tersebut dapat diterima apabila bentuk dari perilaku body shaming itu mengandung unsur penghinaan, menjatuhkan harkat dan martabat, serta diketahui oleh orang banyak.

Manusia memiliki kemuliaan dengan akal dan kemenangan. Berpikir terlebih dahulu sebelum bersikap dan berbicara pada sesama. Demikian juga  untuk menimbang rasa, apakah sikap dan perilaku kita dapat melukai hati atau tidak. Tiada penciptaan yang paling mulia selain manusia yang memanfaatkan akal dan kemenangan dengan baik dan benar.

Semua tubuh apapun dan bagaimana pun bentuknya itu indah. Jadi, stop basa-basi dengan cara mengomentari tubuh orang lain. Kita bisa mengganti basa-basi dengan tanya kabar atau kesibukan yang sedang dilakukan saat ini.

Fatikha Yuliana

Fatikha Yuliana

Fatikha Yuliana, terlahir di Indramayu. Alumni Ponpes Putri Al-Istiqomah Buntet Pesantren Cirebon. Berkuliah di Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon. Jatuh cinta pada kopi dan pantai.

Terkait Posts

Sepak Bola Indonesia

Antara Israel, Gus Dur, dan Sepak Bola Indonesia

1 April 2023
Keberkahan Ramadan, Kemerdekaan Indonesia

Kemerdekaan Indonesia Bukti dari Keberkahan Ramadan

31 Maret 2023
Konsep Ekoteologi

Konsep Ekoteologi; Upaya Pelestarian Alam

30 Maret 2023
Kasih Sayang Islam

Membangun Kasih Sayang Dalam Relasi Laki-laki dan Perempuan Ala Islam

29 Maret 2023
Ruang Anak Muda

Berikan Ruang Anak Muda Dalam Membangun Kotanya

29 Maret 2023
Sittin al-‘Adliyah

Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Prinsip Kasih Sayang Itu Timbal Balik

28 Maret 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Anak Kehilangan Sosok Ayah

    Ketika Anak Kehilangan Sosok Ayah dalam Kehidupannya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Keheningan Laku Spiritualitas Manusia Pilihan Tuhan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mahar Adalah Simbol Cinta dan Komitmen Suami Kepada Istri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kasus KDRT: Praktik Mikul Dhuwur Mendem Jero yang Salah Tempat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Momen Ramadan, Mengingat Masa Kecil yang Berkemanusiaan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Ini Jumlah Mahar Pada Masa Nabi Muhammad Saw
  • Mahar Adalah Simbol Cinta dan Komitmen Suami Kepada Istri
  • Ketika Anak Kehilangan Sosok Ayah dalam Kehidupannya
  • Keheningan Laku Spiritualitas Manusia Pilihan Tuhan
  • Menikah Harus Menjadi Tujuan Bersama, Suami Istri

Komentar Terbaru

  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Petasan, Kebahagiaan Semu yang Sering Membawa Petaka pada Maqashid Syari’ah Jadi Prinsip Ciptakan Kemaslahatan Manusia
  • Berbagi Pengalaman Ustazah Pondok: Pentingnya Komunikasi pada Belajar dari Peran Kiai dan Pondok Pesantren Yang Adil Gender
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist