• Login
  • Register
Selasa, 20 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Surga Dunia di Belanda: Batas Tipis antara Halal dan Haram

Salah satu quote Multatuli yang terwakili oleh tokoh Max Havelaar mengatakan: "Advenne Que Puorra" Lakukan apa yang harus kau lakukan

Zahra Amin Zahra Amin
21/10/2023
in Pernak-pernik
0
Surga Dunia

Surga Dunia

1.2k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Pekan kemarin, tepatnya pada 13 sampai dengan 23 Oktober 2023 aku berkesempatan mengikuti kegiatan Eurotrip dan Travel Writing 2023 bersama rombongan, dengan Tour Leader Mas Iqbal Aji Daryono, Mbak Suluh Pratitasari, dan Mas Among Kurnia Ebo. Eurotrip kali ini, menurutku adalah paket istimewa, karena mempertemukan para penulis dalam mentoring Mas Iqbal, dan jaringan para pengusaha Mas Ebo.

Salah satu negara yang kami kunjungi dalam kegiatan tersebut adalah Belanda. Jika boleh aku mengatakan, Belanda adalah surga bagi manusia yang mencari kenikmatan dunia. Banyak hal yang memang membuatku terkejut, tapi lama-lama jadi terbiasa.

Sebagaimana petatah petitih Jawa, “Ojo gumunan, Ojo Getunan, lan Ojo Kagetan. (Jangan mudah terheran-heran, Jangan mudah menyesal, Jangan mudah terkejut). Tiga nilai filosofi Jawa ini yang berkali-kali menemani perjalananku di Belanda.

Ojo Gumunan

Ketika usai makan siang di Wagamama di sekitaran Dam Square Amsterdam, beberapa teman kami ada yang membeli aneka cemilan dengan rasa mariyuana atau ganja. Di sini ganja memang legal. Belanda menjadi satu dari 9 negara (Kanada, Australia, Argentina, Italia, Meksiko, Uruguay, Argentina, Jerman dan Belanda) di dunia yang melegalkan ganja.

Teman satu kamarku bilang, dia akan mendukung jika ada petisi pelegalan ganja di Indonesia jika itu kepentingannya untuk medis. Bahkan dia juga ikut membeli cookies rasa mariyuana. Selain cookies ada cokelat, jelly, dan permen lollipop yang dikemas lucu-lucu.

Baca Juga:

Merebut Tafsir: Membaca Kartini dalam Konteks Politik Etis

Perilaku Konsumtif Menjelang Lebaran, Haram?

Haram Mengeksploitasi Para Tenaga Kerja

Menjaga Lisan Dimulai dari Tidak Mencela Makanan

Mereka menawarkan kami, sepasang suami istri yang masih muda itu. Beberapa di antara kami mengambil dan ikut menikmatinya. Sementara aku dan satu lagi perempuan berjilbab yang tidak ikut ambil, entahlah aku masih ragu dan nggak yakin soal ini.

Mungkin jiwa santriku masih melekat kuat, jadi sama sekali tidak menginginkannya. Meski demikian ada juga temanku yang makan keju rasa mariyuana karena tidak sengaja, kata dia perasaannya happy terus. Serasa berada di surga dunia.

Eh aku juga sempat minum wine, atau anggur merah satu sloki atau gelas kecil karena penasaran dengan rasanya. Ternyata seperti minum sirup obat batuk. Dan aku baru sadar setelah meminumnya tanya ke teman-teman, berasa orang bego, ini halal apa nggak? Ketawalah semua orang yang ada di situ.

Ojo Getunan

Lalu setelahnya ojo getunan, atau jangan mudah menyesal. Ini terjadi ketika makan siang bareng dengan teman-teman, aku memesan Denburi semacam nasi campur sayuran, ditambah telor setengah matang di rumah makan Wagamama Amsterdam.

Saat itu aku minta tambahan topping beef, dan telor dimasak matang penuh. Karena aku nggak suka telor setengah matang. Begitu pesanan kami datang, aku agak menyesal karena satu porsi buanyak banget, dan ragu bisa menghabiskannya sendirian.

Dan benar saja, aku tak sanggup menghabiskan makanan itu, lalu melintas dalam benak fatwa KUPI tentang pengelolaan sampah, tiba-tiba saja aku merasa bersalah telah membuang makanan dengan sia-sia.

Ojo Kagetan

Ya ketika melintasi Red Light District di wilayah De wallen Amsterdam. Semacam prostitusi legal di sini, yang aku maksudkan juga seperti surga dunia. Sebenarnya datang ke sini selain karena penasaran, aku hanya tahu lewat baca di buku-buku, dan alasan lainnya sayang sudah jauh-jauh datang ke Belanda kok tidak sekalian melihatnya secara langsung.

Aku merasa agak geli dan malu melihat tubuh perempuan, seperti milik sendiri yang terpajang di etalase toko dengan kaca transparan. Para perempuan itu tetap berbusana meski tipis, dan minim sekali, sehingga terlihat lekak lekuk tubuh serta kulitnya yang putih mulus.

Laki-laki yang melintas, lalu tertarik tinggal tawar menawar di depan pintu dengan petugas yang berjaga. Tarifnya sekitar 50 sampai 100 Euro. Atau sekitar 800 ribuan sampai 1,7 juta. (Berdasarkan kurs Euro hari ini). Ketika melintas di jalanan itu, secara refleks aku berkali-kali istighfar.

Amsterdam Suatu Ketika

Ya perjalanan selama 10 hari bersama para mentor ini bagai mimpi bagiku, akhirnya bisa menapak jejak di negeri kincir angin Belanda. Cerita yang dulu hanya bisa aku baca melalui banyak buku dan novel.

Dalam salah satu quote Multatuli yang terwakili oleh tokoh Max Havelaar mengatakan: “Advenne Que Puorra” Lakukan apa yang harus kau lakukan. Artinya, apapun yang terjadi selalu ingat kewajiban.

Sebagai muslim, banyak hal yang menjadi tantangan ketika tinggal di negara lain, ketika muslim menjadi minoritas.

Soal salatku yang lebih banyak dirapel karena tidak menemukan tempat salat, atau ragu tidak bersih atau suci karena toilet tanpa air. Di Eropa, semua toilet tanpa air, kering. Dan hanya menggunakan tisu.

Untuk yang terakhir, ke mana mana akhirnya aku bawa bidet portable, semacam botol semprot untuk cebok.

Selain itu soal makanan, hingga akhirnya dari pada kelaparan atau terlalu banyak ragu dan pilah-pilih, aku bismillah saja halal yang penting sudah ikhtiar mencari makanan yang boleh dimakan. Pilihannya bukan dari hewan sembelihan, atau mencari Restoran Turki.

Maka aku salut dengan teman-teman yang bisa bertahan belajar, kuliah, atau bekerja dan tinggal di luar negeri. Di mana batas halal dan haram begitu tipis, dan antara iman serta imun (imunitas/daya tahan tubuh) yang juga begitu tipis. []

 

Tags: BelandaEurotrip 2023HalalharamSurga DuniaTravel Writing
Zahra Amin

Zahra Amin

Zahra Amin Perempuan penyuka senja, penikmat kopi, pembaca buku, dan menggemari sastra, isu perempuan serta keluarga. Kini, bekerja di Media Mubadalah dan tinggal di Indramayu.

Terkait Posts

Pemukulan

Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

18 Mei 2025
Gizi Ibu Hamil

Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

17 Mei 2025
Pola Relasi Suami Istri

Pola Relasi Suami-Istri Ideal Menurut Al-Qur’an

17 Mei 2025
Peluang Ulama Perempuan

Peluang Ulama Perempuan Indonesia dalam Menanamkan Islam Moderat

16 Mei 2025
Nusyuz

Membaca Ulang Ayat Nusyuz dalam Perspektif Mubadalah

16 Mei 2025
Poligami dalam

Menggugat Poligami, Menegakkan Monogami

16 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Alasan KUPI Jadikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version