• Login
  • Register
Senin, 7 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Tahap Penciptaan Manusia

Pada tahap non fisik, tidak ada satu alat pun yang mampu mendeteksinya. Karena hal ini di luar jangkauan kemampuan manusia dan merupakan rahasia Tuhan.

Redaksi Redaksi
30/05/2024
in Keluarga
0
Penciptaan Manusia

Penciptaan Manusia

520
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Di dalam Islam, penciptaan manusia terdiri dari dua tahap, pertama, meliputi tahap penciptaan fisik atau jasad manusia dan kedua, nonfisik berupa peniupan ruh. Secara spiritual, ruh merupakan hakikat manusia, yang membedakan manusia dengan makhluk yang lain.

Pada tahap penciptaan fisik, proses tersebut dapat kita deteksi perkembangannya dengan menggunakan alat-alat kedokteran modern. Akan tetapi, pada tahap non fisik, tidak ada satu alat pun yang mampu mendeteksinya. Karena hal ini di luar jangkauan kemampuan manusia dan merupakan rahasia Tuhan.

Sebagaimana dalam al-Qur’an:

وَيَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الرُّوْحِۗ قُلِ الرُّوْحُ مِنْ اَمْرِ رَبِّيْ وَمَآ اُوْتِيْتُمْ مِّنَ الْعِلْمِ اِلَّا قَلِيْلًا

“Dan mereka – bertanya kepadamu (Muhammad) tentang ruh. Katakanlah, “Ruh itu termasuk urusan Tuhanku, sedangkan kamu diberi pengetahuan hanya sedikit” (QS. al-Isra’ (17): 85).

Baca Juga:

Menakar Ekoteologi Kemenag Sebagai Kritik Antroposentrisme

Prinsip Penghormatan dan Kasih Sayang Jadi Fondasi untuk Berelasi Antar Manusia

Refleksi Surah Al-Ankabut Ayat 60: Menepis Kekhawatiran Rezeki

Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

Dr. M. Nuaim Yasin dalam hal ini mengakuinya bahwa meskipun ruh tidak dapat dilihat dengan alat bantu apa pun, kita harus tetap mengakui keberadaannya. Tidak ada seorang pun yang tahu kapan sesungguhnya Allah memasukkan ruh itu ke dalam tubuh janin manusia.

Sebagaimana dalam Fikih Kedokteran mengatakan:

Para ahli janin modern, dengan alat-alat yang canggih, bisa melihat secara terperinci dan mendalam. Serta mengikuti perkembangan janin secara material pada seluruh fase perkembangannya, hari demi hari, minggu demi minggu, dan bulan demi bulan.

Sedangkan proses perkembangan sisi kedua dari janin, terjadi atas izin Allah tentang peniupan ruh pada jasad janin. Dengan ruh itu, terbentuklah suatu kepribadian baru yaitu hakikat kepribadian manusia.

Sesungguhnya, untuk mengetahui masalah ini tidak bisa kita serahkan kepada para dokter dan ahli janin. Bahkan walau mereka menggunakan peralatan yang canggih sekalipun, tidak akan mampu mengetahui waktu peniupannya.

Karena unsur baru yang diciptakan oleh Allah pada janin itu bukan bersifat fisik materi dan tidak pula dapat diindrakan melalui peralatan tertentu. Jalan untuk mengetahui adalah berdasarkan berita yang disampaikan melalui wahyu kepada Rasulullah Saw. []

Tags: manusiapenciptaanTahap
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Pemimpin Keluarga

Siapa Pemimpin dalam Keluarga?

4 Juli 2025
Marital Rape

Ketika Istilah Marital Rape Masih Dianggap Tabu

2 Juli 2025
Anak Difabel

Di Balik Senyuman Orang Tua Anak Difabel: Melawan Stigma yang Tak Tampak

1 Juli 2025
Peran Ibu

Peran Ibu dalam Kehidupan: Menilik Psikologi Sastra Di Balik Kontroversi Penyair Abu Nuwas

1 Juli 2025
Geng Motor

Begal dan Geng Motor yang Kian Meresahkan

29 Juni 2025
Keluarga Maslahah

Kiat-kiat Mewujudkan Keluarga Maslahah Menurut DR. Jamal Ma’mur Asmani

28 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Ulama Perempuan

    Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film Rahasia Rasa Kelindan Sejarah, Politik dan Kuliner Nusantara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan: Samia Kotele Usung Penelitian Relasional, Bukan Ekstraktif

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Samia Kotele: Bongkar Warisan Kolonial dalam Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan
  • Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan: Samia Kotele Usung Penelitian Relasional, Bukan Ekstraktif
  • Samia Kotele: Bongkar Warisan Kolonial dalam Sejarah Ulama Perempuan Indonesia
  • Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial
  • Surat yang Kukirim pada Malam

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID