• Login
  • Register
Minggu, 8 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Tauhid: Semua Manusia di Hadapan Allah Swt Sama dan Setara

Pemahaman ini selanjutnya membawa konsekuensi lain, yaitu bahwa seseorang yang bertauhid harus memandang semua makhluk Allah Swt setara dan sama di hadapan-Nya.

Redaksi Redaksi
03/01/2024
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Tauhid

Tauhid

904
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Dalam Islam, seseorang yang bertauhid adalah ia yang selalu menjadikan hanya Allah Swt yang paling agung, hanya Allah Swt yang paling besar, hanya Allah Swt yang paling mulia, hanya Allah Swt yang paling tinggi, dan hanya Allah Swt yang paling berkuasa atas segala hal.

Pemahaman ini selanjutnya membawa konsekuensi lain, yaitu bahwa seseorang yang bertauhid harus memandang semua makhluk Allah Swt setara dan sama di hadapan-Nya.

Meskipun mereka berbeda-beda latar belakang sosial, suku, agama, jenis kelamin, kebangsaan, dan sebagainya. Mereka adalah sama-sama ciptaan dan hamba-hamba Allah Swt. Ini berarti bahwa seseorang yang bertauhid tidak boleh merasa atau menganggap hidupnya lebih tinggi dan lebih mulia daripada orang lain.

Keunggulan dan kemuliaan hamba-hamba Allah Swt di hadapan-Nya hanyalah mereka yang mengesakan-Nya dan yang melakukan kerja-kerja yang baik dan berguna untuk diri dan sesamanya.

Orang yang merasa atau mengaku dirinya lebih besar, lebih tinggi, lebih mulia, dan lebih terhormat daripada orang lain pada hakikatnya telah melakukan kesombongan diri, merendahkan ciptaan Allah Swt., dan menyamakan kedudukan dirinya dengan Allah Swt. Ia telah melanggar prinsip keesaan Allah Swt ini.

Baca Juga:

Refleksi Surah Al-Ankabut Ayat 60: Menepis Kekhawatiran Rezeki

Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

Mengapa Waktu Berlalu Cepat dan Bagaimana Mengendalikannya?

Hal-hal yang Tak Kita Hargai, Sampai Hidup Mengajarkan dengan Cara yang Menyakitkan

Kesombongan diri inilah yang dilakukan oleh setan iblis ketika mengatakan, “Aku lebih baik daripada manusia karena ia diciptakan dari tanah, sedangkan aku diciptakan dari api.” Setan iblis telah merendahkan ciptaan Allah Swt.

Oleh karena itulah, Allah Swt. mengusirnya. Allahu Akbar secara harfiah berarti “Allah adalah eksistensi yang lebih besar dari selain Dia.”

Ucapan yang tampak singkat dan sederhana ini terbukti telah membawa pengaruh yang mahadahsyat dalam sistem kehidupan masyarakat. Itu telah menandai perubahan peradaban secara revolusioner.

Pandangan Seorang Sarjana Lebanon

Seorang Sarjana Lebanon terkemuka mengomentari seruan ini den kalimatnya yang menggetarkan. Ia berkata:

“Betapa sering kita mendengar suara azan dari menara di kota-kota Arabia: Allahu Akbar, Allahu Akbar. Betapa sering kita membaca atau mendengar suara Bilal, seorang keturunan Abyssinia (Ethiopia), mengumandangkan azan untuk kali pertamanya.”

“Sehingga menggema di Jazirah Arab ketika nabi mulai berdakwah dan menghadapi penganiayaan serta hinaan dari orang-orang yang terbelakang dan bodoh.”

“Suara Bilal merupakan sebuah panggilan dan seruan untuk memulai perjuangan mengakhiri sejarah buruk bangsa Arab dan menyongsong matahari yang terbit pada pagi hari yang cerah. Namun, apakah kalian merenungkan apa yang dimaksud dan apa isi dari panggilan itu?”

“Kemudian, apakah setiap mendengarkan panggilan suci itu kalian paham bahwa Allahu Akbar bermakna.”

“Berilah sanksi kepada para lintah darat yang tamak itu! Tariklah pajak dari mereka yang menumpuk-numpuk kekayaan! Sitalah kekayaan para tukang monopoli yang mendapatkan kekayaan dengan cara mencuri!”

“Sediakanlah makanan untuk rakyat yang kelaparan! Bukalah pintu pendidikan selebar-lebarnya dan majukan kaum perempuan! Hancurkan mereka yang membodohi, menipu, dan memecah-belah umat!”

“Kemudian, carilah ilmu pengetahuan ke mana pun dan di mana pun! Berikan rakyat kebebasan untuk menyampaikan pendapat dan pikiran! Bentuklah majelis permusyawaratan rakyat yang mandiri, dan biarkan demokrasi yang sebenar-benarnya bersinar!”

Prinsip Kemanusiaan Universal

Kalimat tauhid dan takbir sederhana yang diucapkan oleh Bilal Ra itu, yang diucapkan setiap Muslim ketika memulai shalat dan yang dikumandangkan kaum Muslim di seluruh dunia pada hari ini secara bergemuruh. Ternyata merupakan manifesto yang mengandung prinsip-prinsip kemanusiaan universal Islam.

Takbir merupakan pernyataan yang sangat jelas tentang keharusan penghapusan perbudakan manusia atas manusia, penghentian monopoli kekayaan ekonomi dan sumber daya alam, pembebasan manusia dari kekuasaan politik yang menindas, dan penghapusan kekerasan terhadap perempuan dan memajukannya.

Kemudian, dalam waktu yang sama, takbir juga merupakan deklarasi Islam mengenai keharusan membangun sistem sosial dan ekonomi yang adil, ditegakkannya hukum yang benar, jujur, dan berkeadilan.

Termasuk dalam pembentukan sistem politik yang demokratis, pembangunan relasi persaudaraan atas dasar kemanusiaan, pengembangan ilmu pengetahuan, dan pencerdasan masyarakat. Serta, melakukan perlombaan dalam kebajikan dan keshalihan, baik individu maupun sosial. []

Tags: Allah SWTHadapanmanusiasetaratauhid
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

KDRT

Bagaimana Sikap Masyarakat Jika Terjadi KDRT?

8 Juni 2025
Kursi Lipat

Kursi Lipat dan Martabat Disabilitas

8 Juni 2025
Anda Korban KDRT

7 Langkah yang Dapat Dilakukan Ketika Anda Menjadi Korban KDRT

7 Juni 2025
KDRT

3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT

7 Juni 2025
Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik

Islam Berikan Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik

6 Juni 2025
Wuquf Arafah

Makna Wuquf di Arafah

5 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Jam Masuk Sekolah

    Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Bukan Kedisiplinan, Melainkan Bencana Pendidikan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Iduladha: Lebih dari Sekadar Berbagi Daging Kurban

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Siti Hajar dan Kritik atas Sejarah yang Meminggirkan Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kursi Lipat dan Martabat Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jalan Tengah untuk Abah dan Azizah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Bagaimana Sikap Masyarakat Jika Terjadi KDRT?
  • Siti Hajar dan Kritik atas Sejarah yang Meminggirkan Perempuan
  • Kursi Lipat dan Martabat Disabilitas
  • Jalan Tengah untuk Abah dan Azizah
  • 7 Langkah yang Dapat Dilakukan Ketika Anda Menjadi Korban KDRT

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID