• Login
  • Register
Sabtu, 9 Desember 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom

Teladan Rasul Bergaul dengan Umat Agama Lain

Fatikha Yuliana Fatikha Yuliana
25/12/2021
in Kolom
0
bergaul dengan umat agama lain

bergaul dengan umat agama lain

14
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Setiap Desember, menjelang pergantian tahun, umat Islam biasanya disuguhkan dengan imbauan atau bahkan larangan untuk tidak ikut larut dalam perayaan hari besar. Sebuah peringatan keagamaan bagi orang Kristen. Ada teladan rasul bagaimana beliau bergaul dengan umat agama lain.

Diskusi yang semestinya sudah selesai itu terus diulang setiap tahun. Seolah yang paling mengancam keimanan dan keislaman kita. Ironisnya, masih banyak teman-teman muslim yang terbius hingga ketakutan setiap Desember datang.

Setiap tahun berkembang pernyataan: “Siapa yang ikut merayakan, seperti memberi ucapan selamat atau bahkan menerima hadiah atas perayaan tersebut, maka dia keluar dari agama.” Lalu kita pun tak lagi bisa membagi kebahagiaan dengan sesama manusia yang berbeda agama.

Potongan ayat QS Al-Kafirun yang berbunyi “bagimu agamamu dan bagiku agamaku” kerap dijadikan argumen pembenaran atas sikap yang tidak simpatik tersebut.

Padahal jika diperhatikan, ayat tersebut tidak menjelaskan larangan untuk bekerjasama dengan umat agama lain. Jika melihat konteks diturunkannya ayat, itu sebagai penegasan terhadap batas keagamaan.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Khadijah binti Khuwailid : Manifestasi Perempuan Pencari Nafkah Utama
  • Bangunan Rumah Tangga Ideal dalam Islam
  • Emang Bener Terserang Mental Illness Adalah Pertanda Imannya Lemah?
  • Kesuksesan Muhammad Al-Fatih: Bukti Kesetaraan Gender Berhasil Mendidik Generasi
  • Teladan Rasul

Baca Juga:

Khadijah binti Khuwailid : Manifestasi Perempuan Pencari Nafkah Utama

Bangunan Rumah Tangga Ideal dalam Islam

Emang Bener Terserang Mental Illness Adalah Pertanda Imannya Lemah?

Kesuksesan Muhammad Al-Fatih: Bukti Kesetaraan Gender Berhasil Mendidik Generasi

Namun batas-batas yang dimaksud hanya terletak pada ranah teologis, bukan ranah sosial.

Umat Muslim tidak dibenarkan untuk menyembah sesembahan umat agama lain. Hanya Allah yang berhak disembah umat Muslim. Islam tidak mengenal kerjasama dalam hal keimanan. Tapi Islam mengajarkan untuk bersosialisasi dengan baik terhadap setiap makhluk, tanpa kecuali.

Teladan Rasul

Dalam sebuah hadits diceritakan, suatu hari Rasulullah kedatangan sekelompok pemuka Bani Najran yang memeluk agama Nasrani. Rasulullah menerimanya dengan baik di masjid. Beliau dengan kaum Nasrani tersebut berbincang tentang ihwal agama Islam dan Kristen.

Ketika sore tiba, kaum Nasrani tersebut memohon izin untuk beribadah sesuai keyakinan yang dianutnya di masjid Nabi SAW. Nabi pun mengizinkan. Setelah selesai, mereka pulang dengan nyaman, mendapat perlindungan keamanan dan kebebasan beribadah sesuai keyakinannya. Semuanya berjalan baik dan penuh kenyamanan.

Rasulullah juga dikenal sebagai sosok yang begitu mencintai tetangganya. Dalam banyak kisah, Rasulullah sangat mengutamakan kesejahteraan tetangganya. Tidak peduli apa agama yang dianut tetangganya.

Suatu kali, Rasulullah pernah menegur keras Aisyah. Istrinya itu dianggap bersikap tidak adil terhadap salah satu tetangganya yang beragama Yahudi.

Saat itu, Aisyah memberi gulai kepada tetangganya yang muslim sementara tetangga yang beragama Yahudi ia abaikan. Usai Rasulullah menegurnya, Aisyah langsung menyadari kekhilafannya.

Bagi Rasulullah, setiap tetangga berhak untuk diperlakukan secara baik sebagaimana kita ingin diperlakukan. Perbedaan agama bukanlah alasan untuk tidak berlaku adil terhadap tetangga dan sesama manusia.

Sepanjang prinsip hidup berdampingan berjalan dengan baik, menjadi kewajiban bagi kita untuk turut berbuat baik dan adil pada yang liyan. Bahkan dalam riwayat lain, Rasulullah menegaskan bahwa keimanan seseorang dapat diukur dari sikapnya terhadap tetangganya.

Rasulullah menghormati dan menyayangi tetangga meski mereka berbeda agama. Dia teladan bagi kita.[]

Tags: agamaHaditsimanislamkeimananNasraniNatalrasultetanggaumatYahudi
Fatikha Yuliana

Fatikha Yuliana

Fatikha Yuliana, terlahir di Indramayu. Alumni Ponpes Putri Al-Istiqomah Buntet Pesantren Cirebon. Berkuliah di Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon. Jatuh cinta pada kopi dan pantai.

Terkait Posts

Relasi Kuasa

Kenapa Relasi Kuasa Masih Terus Dilekatkan Kepada Laki-laki?

9 Desember 2023
Perempuan Pencari Nafkah

Khadijah binti Khuwailid : Manifestasi Perempuan Pencari Nafkah Utama

9 Desember 2023
Mental Illness

Emang Bener Terserang Mental Illness Adalah Pertanda Imannya Lemah?

9 Desember 2023
Proses Perempuan

Proses Perempuan, dan Titik Berangkat yang Berbeda

8 Desember 2023
Ketertindasan Perempuan

Di Balik Kilau Perhiasan Terdapat Kelam Ketertindasan Perempuan

8 Desember 2023
Peran Ayah

Aku Punya Ayah, Tapi Aku Kehilangan Perannya

8 Desember 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Peran Ayah

    Aku Punya Ayah, Tapi Aku Kehilangan Perannya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Proses Perempuan, dan Titik Berangkat yang Berbeda

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Aktivitas Seksual Suami Istri Menjadi Bagian dari Sedekah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Aktivitas Seksual Suami Istri: Media untuk Menumbuhkan Cinta Kasih

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Di Balik Kilau Perhiasan Terdapat Kelam Ketertindasan Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Kenapa Relasi Kuasa Masih Terus Dilekatkan Kepada Laki-laki?
  • Saat Berkonflik dengan Keluarga, Ini yang Nabi Saw Lakukan
  • Kesuksesan Hamka dan Siti Raham: Bukti Kesalingan dalam Rumah Tangga
  • Kehidupan Rumah Tangga Nabi Muhammad Saw Penuh Perbedaan
  • Khadijah binti Khuwailid : Manifestasi Perempuan Pencari Nafkah Utama

Komentar Terbaru

  • Ainulmuafa422 pada Simple Notes: Tak Se-sederhana Kata-kata
  • Muhammad Nasruddin pada Pesan-Tren Damai: Ajarkan Anak Muda Mencintai Keberagaman
  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist