• Login
  • Register
Rabu, 4 Oktober 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Film

Tilik The Series: Gerakan Kontestasi Politik Perempuan Dalam Pemilihan Kades

Melalui film ini, keterlibatan perempuan menjadi kekuataan utama gerakan desa. Bu Tejo, merangkul perempuan untuk memiliki keberanian, dan ketangguhan untuk mendobrak segala masalah hingga keterbatasan diri

Firda Imah Suryani Firda Imah Suryani
07/07/2023
in Film
0
Tilik The Series

Tilik The Series

978
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Pada tahun 2020, film pendek berjudul Tilik di kanal YouTube menjadi trending topik di berbagai media sosial. Film Tilik menjadi Tilik series yang sudah tayang perdana pada 31 Maret 2023. Tilik dalam Bahasa Indonesia artinya menjenguk.

Konflik cerita berawal dari adegan rombongan ibu-ib yang menjenguk Bu Lurah di rumah sakit. Hingga berjalan waktu, periode Bu Lurah memasuki akhir jabatan. Dua nama  yang berniat mencalonkan diri adalah Pak Tejo dan Hartono. Pada bagian ini, Tilik series perdana menampilkan sekaligus menggambarkan mulainya kotentasi politik dalam pemilihan kades.

Sosok Bu Tejo, tokoh utama Tilik The Series, diceritakan sebagai perempuan yang sangat yengkuyung warga (perhatian kepada warga). Sifatnya yang dekat dan merakyat  membuat dia dipercaya sebagai ketua tim sukses pencalonan suaminya, Pak Tejo, sebagai kepala desa yang baru. Sebagai ketua tim sukses, Bu Tejo berusaha menggandeng tokoh perempuan dan tokoh pemuda.

Namun, Pak Tejo,  seolah tergambarkan sebaliknya, berjarak dengan warga.Pak Tejo memiliki egoisme yang tinggi dan hanya ingin memenangkan pertarungan itu dari lawannya, Hartono. Dia hanya ingin menang dan menang tanpa gerakan nyata.

Daftar Isi

    • Bu Tejo Figur Perempuan yang Berani
  • Baca Juga:
  • Mengenal Lebih Dekat Kepemimpinan Perempuan Ala Ratu Balqis
  • Cyberfeminism: Ruang Baru Feminis Menyuarakan Keadilan Perempuan
  • Mengapa Kesetaraan Gender Penting Disuarakan Laki-laki?
  • Feminisme Selaras dengan Nahdlatun Nisa
    • Punya Jargon Kampanye “Digdaya lan Sembada”
    • Peran Perempuan Membangun Desa

Bu Tejo Figur Perempuan yang Berani

Di tengah problematika Pak Tejo dan Hartono, Bu Tejo ditampilkan sebagai figur perempuan yang berani dan demi mementingkan kepentingan masyarakat. Cerita Tilik menjadi begitu menarik ketika Pak Tejo yang menggebu-gebu ingin mencalonkan diri, masyarakat justru lebih tertarik dengan gaya kepemimpinan Bu Tejo.

Baca Juga:

Mengenal Lebih Dekat Kepemimpinan Perempuan Ala Ratu Balqis

Cyberfeminism: Ruang Baru Feminis Menyuarakan Keadilan Perempuan

Mengapa Kesetaraan Gender Penting Disuarakan Laki-laki?

Feminisme Selaras dengan Nahdlatun Nisa

Keputusan Bu Tejo untuk berani mencalonkan diri tentu bukanlah hal yang mudah Pak Tejo terima. Budaya patriarkal yang masih kental cukup menggambarkan adanya rasa tidak terima dari diri Pak Tejo.

Di lain sisi,  pihak Hartono juga menggaungkan narasi misoginis, dengan merendahkan gaya dan gerakan dari kepemimpinan  perempuan yang ia sindirkan kepada Bu kades. Demi melancarkan niat bulusnya mencalonkan diri. Bu Tejo yang berwatak tegas tetap teguh pada nilai integritas dan melawannya dengan inovasi program-program pembangunan untuk berkampaye.

Strategi kampanye politik uang juga mewarnai kontestasi politik di desa. Hartono memainkan praktik licik tersebut dengan memberikan berbagai bingkisan, kaos, dan uang kepada masyarakat. Berbeda dengan karakter Bu Tejo yang diperankan, dengan melarang keras keras segala kampanye dengan unsur politik uang.

Bu Tejo tergambarkan memilih terus mengampanyekan program-programnya di pasar, rumah-rumah warga, dan masyarakat yang beraktivitas di ladang. Figur Bu Tejo di dunia politik saat ini tentu tidak begitu banyak. Justru kebayakan politisi saat ini lebih banyak mengobral janji-janji palsu yang terbalut dalam bentuk program kerja.

Punya Jargon Kampanye “Digdaya lan Sembada”

Bersama dengan tim suksesnya, menyampaikan gagasan dan program yang akan ia wujudkan kepada masyarakat. Bu Tejo bahkan memberanikan diri melakukan penegasan bahwa terpilih atau tidaknya saat pemilihan, program yang telah ia canangkan akan tetap ia jalankan agar bisa bermanfaat bagi masyarakat.

Dengan jargon kampayenya bersama ibu- ibu “Digdaya lan Sembada“, Bu Tejo berencana akan membangun BUMDes yang sebelumnya sudah ia rencanakan, mengembangkan produk UMKM. Yakni dengan mengagendakan acara pasar kreatif, mendirikan stasiun daur ulang sampah di pasar desa, memberdayakan perempuan, hingga menyediakan fasilitas internet untuk seluruh warga.

Pada akhirnya dalam cerita film Tilik The Series, Bu Tejo pun terpilih menjadi kepala desa yang baru. Dari cerita di atas, Bu Tejo tergambarkan sebagai sosok perempuan gigih  dalam  kontestasi pemilihan. Yakni dengan menjujung nilai kejujuran dan kebijaksanaan seorang pemimpin.

Bu Tejo merupakan sosok perempuan yang memilki tanggung jawab pemimpin yang gigih dan mampu menjalankan kebenaran. Di mana ia mengabdikan diri dalam membangun desa. Tidak hanya itu, Bu Tejo, juga merangkul perempuan untuk memiliki keberanian, dan ketangguhan untuk mendobrak segala masalah hingga keterbatasan diri.

Peran Perempuan Membangun Desa

Selain Bu Tejo, sebenarnya peran perempuan di serial ini juga banyak muncul pada karakter lain. Misalnya, Bu Lurah dan Bu RT yang telah memimpin warga hingga Tari yang berperan aktif dalam memasarkan produk UMKM dengan teknologi digital. Oleh karena itu, serial ini hendaknya menjadi pendorong penyemangat bagi para perempuan untuk membangun desanya dan turut  terlibat.

Melalui film ini, keterlibatan perempuan menjadi kekuataan utama gerakan desa. Dengan demikian,  dari  gambaran Tilik The Series menunjukkan bahwa peranan perempuan dalam kontestasi politik mulai nyata. Kita banyak belajar bahwa kampanye yang selalu dibalut dengan politik uang, diskriminasi atas narasi kepemimpinan perempuan cenderung negatif lewat film ini, meski pandangan tersebut terpatahkan.

Budaya patriarki  telah mengakar di masyarakat perlu kita runtuhkan dengan sosok calon pemimpin yang berani, tegas, berintegritas, dan mampu menyampaikan gagasan programnya dengan baik kepada masyarakat. []

Tags: Film Tilikgerakan perempuanKepemimpinan PerempuanPolitik PerempuanTilik The Series
Firda Imah Suryani

Firda Imah Suryani

Saya perempuan bukan aib masyarakat, bukan juga orang kriminal. Keahlian saya membenci orang yang mezholimi saya!!

Terkait Posts

Film Air Mata di Ujung Sajadah

Film Air Mata di Ujung Sajadah: Dilema Ibu Kandung dan Ibu Asuh, Siapa yang Lebih Berhak?

29 September 2023
semua lelaki sama saja

Menekuk Konstruk “Semua Lelaki Sama Saja” dalam Sajian Film Redeeming Love

25 September 2023
Film Burning Body

Selingkuh (tidak) Indah: Catatan Film Burning Body

13 September 2023
Suzzana Malam Jumat Kliwon

Film Suzzana Malam Jumat Kliwon: Perempuan Masih Menjadi Barang dan Objek Seksual

11 September 2023
Film Barbie

Film Barbie: Representasi Ketimpangan Gender di Dunia Nyata

9 September 2023
Film Mimi, Wacana Kolonial

Film Mimi: Membaca Representasi Perempuan dan Jeratan Wacana Kolonial di India

6 September 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • mubadalah

    Prinsip Mubadalah adalah Prinsip untuk Kesetaraan dan Kemanusiaan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Prinsip Kesalingan Dalam Mencari Nafkah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fatwa KUPI (Bukan) Soal Hukum Aborsi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 9 Konsep Keluarga Maslahah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Teladan Nabi dalam Pemberian Stimulasi Fisik Anak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Relasi Suami Istri adalah Kesalingan dan Kerjasama
  • Perempuan Guru Mengaji di Sabuah
  • Makna Hadis Istri Bersujud kepada Suami dalam Perspektif Mubadalah
  • Serigala Betina dalam Diri Perempuan: Mengenalkan Psikologi Feminis
  • Hadis Suami Saleh dan Istri Salihah dalam Perspektif Mubadalah

Komentar Terbaru

  • Ainulmuafa422 pada Simple Notes: Tak Se-sederhana Kata-kata
  • Muhammad Nasruddin pada Pesan-Tren Damai: Ajarkan Anak Muda Mencintai Keberagaman
  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist