• Login
  • Register
Minggu, 18 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Tips Membangun Generasi Qur’ani Sejak Dini

Generasi sahabat di masa lalu merupakan representasi dari generasi Qur’ani. Mereka menjadikan Al-Qur’an sebagai ruh di setiap aktivitas yang mereka lakukan. Al-Qur’an betul-betul sebagai motor penggerak dalam seluruh aspek kehidupan mereka

Dika Tripitasari Dika Tripitasari
26/10/2022
in Keluarga
1
Tips Membangun Generasi Qur'ani Sejak Dini

Tips Membangun Generasi Qur'ani Sejak Dini

686
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Generasi Qur’ani adalah generasi yang mencintai Al-Qur’an. Lantas bagaimana mewujudkan generasi Qur’ani. berikut adalah tips membangun generasi Qur’ani sejak dini.

Ibu adalah madrasah pertama dan utama bagi putra-putrinya. Dan setiap ibu pasti menginginkan putra-putrinya tumbuh menjadi pribadi unggul yang kuat akidahnya, benar ibadahnya, dan bagus akhlaknya sebagaimana yang terjadi pada generasi sahabat yang senantiasa mendampingi Nabi Muhammad saw. dalam menyebarluaskan agama Islam.

Jika menengok sejarah, di masa lalu Nabi Muhammad saw. berhasil membangun generasi Qur’ani yang unggul dan bahkan dijamin masuk surga sebagaimana firman Allah dalam surat At-Taubah ayat 100:

وَالسّٰبِقُوْنَ الْاَوَّلُوْنَ مِنَ الْمُهٰجِرِيْنَ وَالْاَنْصَارِ وَالَّذِيْنَ اتَّبَعُوْهُمْ بِاِحْسَانٍۙ رَّضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمْ وَرَضُوْا عَنْهُ وَاَعَدَّ لَهُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ تَحْتَهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَآ اَبَدًا ۗذٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ

Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah rida kepada mereka dan merekapun rida kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.

Baca Juga:

Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

Grup Facebook Fantasi Sedarah: Wabah dan Ancaman Inses di Dalam Keluarga

Inses Bukan Aib Keluarga, Tapi Kejahatan yang Harus Diungkap

Mengirim Anak ke Barak Militer, Efektifkah?

Dalam ayat di atas, disebutkan betapa istimewanya generasi sahabat yang hidup sezaman dengan Nabi Muhammad saw. Selain karena mereka memeluk dan mempelajari agama Islam secara langsung dari Rasulullah, mereka juga disebutkan sebagai generasi qur’ani terbaik sebagaimana yang terdapat dalam hadits berikut:

عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ خَيْرُ هَذِهِ الْأُمَّةِ الْقَرْنُ الَّذِي بُعِثْتُ فِيهِمْ

Dari Imran Ibn Hushain bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Sebaik-baik umat ini adalah generasi yang aku di utus pada mereka.” (H.R. Ahmad)

Generasi sahabat di masa lalu merupakan representasi dari generasi Qur’ani. Mereka menjadikan Al-Qur’an sebagai ruh di setiap aktivitas yang mereka lakukan. Al-Qur’an betul-betul sebagai motor penggerak dalam seluruh aspek kehidupan mereka. Inilah yang menjadi kunci kesuksesan dan izzah kaum muslimin di masa lalu yang sudah sepatutnya diteladani oleh generasi masa kini.

Meskipun generasi sahabat disebutkan sebagai generasi terbaik tetapi bukan berarti generasi yang hidup saat ini adalah generasi yang buruk. Allah swt. berfirman dalam Q.S. Al-Hujurat ayat 13:

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللهِ أَتْقَاكُمْ

Yang terbaik di sisi-Nya adalah dia yang paling bertakwa.

Yang menjadi penentu baik buruknya suatu generasi adalah tingkat ketaqwaannya, bukan kemewahan, kedudukan ataupun yang lainnya. Dengan demikian, generasi yang hidup jauh dari zaman Nabi Muhammad saw. juga memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi generasi terbaik, salah satunya yaitu dengan menjadi generasi Qur’ani, generasi yang senantiasa mencintai Al-Qur’an, generasi yang setiap perilaku dan tutur katanya mencerminkan nilai-nilai yang termuat dalam Al-Qur’an.

Lalu bagaimana dengan generasi muda masa kini? Tidak bisa dipungkiri, generasi muda saat ini dimanjakan dengan berbagai kecanggihan teknologi. Berbagai fitur yang ditawarkan mampu menghipnotis mereka untuk selalu menggunakannya di setiap detik. Hal ini menjadi candu yang sulit untuk dikendalikan bahkan oleh dirinya sendiri sekalipun.

Mereka lebih tertarik untuk menghabiskan waktunya dengan bermain sosial media, mulai dari Instagram, whatsapp, twitter, facebook, telegram, dan lain sebaginya. Belum lagi maraknya fitur game online yang bisa diakses dengan mudah dan bahkan ada iming-iming berhadiah hingga jutaan rupiah.

Keadaan seperti ini tentu saja berbanding terbalik dengan generasi sahabat di masa lalu. Jika hal ini terus dibiarkan, lambat laun kehancuranlah yang akan didapatkan. Bagaimana tidak? Al-Qur’an yang seharusnya dibaca, dipelajari, dipahami, direnungi maknanya, diamalkan pesan-pesan dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya justru hanya dibiarkan saja.

Al-Qur’an hanya dijadikan pajangan yang dibeli dan setelah itu ditumpuk di lemari. Al-Qur’an yang seharusnya dijadikan pedoman justru dianggap tidak membawa kemajuan dalam kehidupan mereka. Miris sekali.

Maka dari itu, sebagai seorang ibu yang secara psikologis memiliki kedekatan emosional dengan putra-putrinya harus mampu membangun mereka menjadi generasi Qur’ani sejak dini. Ibu harus memahami bahwa kualitas setiap anak akan ditentukan oleh dua hal. Pertama, dengan siapa ia bergaul.

Apabila anak bergaul dengan orang yang biasa maka ia juga kan menjadi orang yang biasa-biasa saja. Lain halnya jika ia bergaul dengan orang yang hebat, maka ia akan tumbuh menjadi orang yang hebat pula. Dengan demikian, apabila menginginkan anak yang mencintai Al-Qur’an maka dia juga harus bergaul dengan orang-orang yang cinta dengan Al-Qur’an pula.

Yang kedua, yaitu apa yang dibaca sehari-hari. Segala sesuatu yang dibaca oleh anak akan mempengaruhi alam bawah sadarnya. Bayangkan, apabila dari kecil anak sudah dibiasakan untuk membaca Al-Qur’an tentu akan bagus untuk tumbuh kembang mereka sehingga kelak akan menjadi generasi Qur’ani.

Demikian penjelasan terkait tips membangun generasi Qur’ani sejak dini. Semoga kelak lahir generasi yang mencintai Al-Qur’an.[Baca juga: 2 Tips Membangun Generasi Qur’ani Sejak Dini]

 

Tags: Generasi Qur'aniHikmah RamadhanKajian RamadhankeluargaNuzulul Quran
Dika Tripitasari

Dika Tripitasari

Dosen IAIN Ponorogo

Terkait Posts

Keberhasilan Anak

Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

17 Mei 2025
Pendidikan Seks

Pendidikan Seks bagi Remaja adalah Niscaya, Bagaimana Mubadalah Bicara?

14 Mei 2025
Mengirim Anak ke Barak Militer

Mengirim Anak ke Barak Militer, Efektifkah?

10 Mei 2025
Menjaga Kehamilan

Menguatkan Peran Suami dalam Menjaga Kesehatan Kehamilan Istri

8 Mei 2025
Ibu Hamil

Perhatian Islam kepada Ibu Hamil dan Menyusui

2 Mei 2025
Soft Spoken

Soft Spoken: Menanamkan Nilai Tata Krama pada Anak Sedari Kecil

25 April 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Nyai Ratu Junti

    Nyai Ratu Junti, Sufi Perempuan dari Indramayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Grup Facebook Fantasi Sedarah: Wabah dan Ancaman Inses di Dalam Keluarga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Inses Bukan Aib Keluarga, Tapi Kejahatan yang Harus Diungkap

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence pada Ayat-Ayat Shirah Nabawiyah (Part 1)

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menghindari Pemukulan saat Nusyuz
  • Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami
  • Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial
  • Memperhatikan Gizi Ibu Hamil
  • Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version