• Login
  • Register
Jumat, 3 Februari 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Ulama Perempuan dan Pencegahan Ekstremisme

Pera Shopariyanti Pera Shopariyanti
07/12/2019
in Publik
0
ulama, perempuan

Sumber: Facebook Pera Shopariyanti

32
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Pada perhelatan acara Indonesia Peacebuilders Forum  (IPBF) yang diselenggarakan The Asian Muslim Action Network  (Aman) Indonesia dan Universitas Brawijaya, saya mewakili Rahima mendapat ruang untuk bicara terkait dengan peran Ulama Perempuan Rahima dalam Pencegahan Ekstrimisme.

Saya dipanel dengan 3 orang, 2 Ulama Perempuan yang merupakan bagian dari Ulama Perempuan Rahima  yaitu Mbak Nyai Umdah (Ulama Perempuan Pertama cikal bakal lahirnya PUP)  dan Mbak Nyai Luluk Faridah (Alumni PUP Rahima utk Jawa Timur) dan satu dari Malaysia melalui Live Streaming.

Pada pertemuan tersebut, kami bertiga sebagai pemateri bagian dari KUPI. Ba Umdah memyampaikan secara metodologi KUPI, dan saya menyampaikan upaya Rahima dalam pencegahan ekatrimisme menjalankan salah satu rekomendasi KUPI terkait peran Ulama Perempuan. Dan Mbak Nyai Luluk menyampaikan peran Ulama Perempuan dalam pencegahan ekstremisme di komunitas.

Sebagai perwakilan dari setidaknya lima angkatan Pendidikan Ulama Perempuan (PUP) Rahima kurang lebih 125 orang, saya berkomunikasi apa yang dilakukan oleh mereka dalam pencegahan ekstremisme paling tidak pasca pendidikan PUP maupun secara khusus pencegahan ekstremisme yang dilakukan kerjasama dengan Aman Indonesia dan WGWC. Saya menyampaikan mulai dari siapa itu Rahima, visi misi, kepan Ulama Perempuan, siapa ulama perempuan, peran, upaya yg sudah dilakukan dan metode pendidikan serta materi pendidikan, sampai hasil dan tantangannya.

Untuk update upaya yang dilakukan Ulama Perempuan, saya bertanya dalam grup WA simpul Rahima yang di dalamnya berisi para Ulama Perempuan. Dengan cepat masing-masing Ulama Perempuan memberi up date, dan menulis ceritanya. Jujur membaca ceritanya membuat saya terharu dan memperkuat semangat saya untuk terus menemani para ulama perempuan.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Makna Hijab Menurut Para Ahli
  • 5 Penyebab Su’ul Khatimah yang Dilalaikan
  • Kisah Saat Perempuan Berbicara dan Berpendapat di Depan Nabi Saw
  • Gaya Hidup Minimalis Dimulai dari Meminimalisir Pakaian

Baca Juga:

Makna Hijab Menurut Para Ahli

5 Penyebab Su’ul Khatimah yang Dilalaikan

Kisah Saat Perempuan Berbicara dan Berpendapat di Depan Nabi Saw

Gaya Hidup Minimalis Dimulai dari Meminimalisir Pakaian

Masing-masing Ulama Perempuan menyampaikan bahaya ekstremisme bagi keutuhan bangsa di masing-masing komunitas seperti pesantren, majlis taklim, sekolah, mahasiswa, dll. Bahkan beberapa Ulama Perempuan berinisiatif menghadirkan para tokoh agama kampung yang hampir 75% terindikasi paham intoleran dan berafiliasi dengan salah satu ormas intoleran.

Dalam satu hari mereka berdiskusi dan Ulama Perempuan menyampaikan bagaimana metode Al-Qur’an, hadis bahkan ilmu kalam berbicara soal perbedaan. Dalam diskusi yg dilakukan mulai pagi hingga malam tokoh agama tidak ada yang mampu memberikan argumen yang cukup kuat terkait pendapat Ulama Perempuan, ketika diajak diskusi mereka hanya tahu beberapa hadis tentang simbol-simbol dalam Islam dan berbusana. Diskusi dengan cara merangkul dan saling terbuka membuat suasana tetap tenang dan proses belajar berjalan baik.

Pengalaman kedua yang menurut saya sangat menarik dari peran Ulama Perempuan Rahima adalah salah satu dari mereka secara intens menjadi penceramah bagi kelompok yang tidak menerima sistem pemerintah indonesia karena dianggap thogut.

Pada acara Rahima kerjasama dengan Komnas Perempuan November lalu, beliau menceritakan pengalamannya menjadi daiyah. Memberikan cara pandang yg berlandaskan pada nilai-nilai islam yg santun, adil, setara, menjunjung tinggi martabat kemanusiaan, dll. Dan ceramah itu ternyata dapat diterima dengan baik.

Hal lain yang menarik bagaimana para ulama perempuan juga dengan organisasi yang dipimpinnya melahirkan daiyah dan tokoh-tokoh perempuan yang sigap dalam melihat tanda-tanda bahaya ekstremisme di dalam komunitasnya.

Hal lain hasil dari pendidikan pencegahan ekatremisme bagi Ulama Perempuan ini dapat dilihat dari produk-produk seperti buku kumpulan meme kontra narasi dalam melihat lima isu seperti: fitnah, poligami, perkawinan anak, niqob atau cadar, dan hijrah. Kontra narasi juga dalam bentuk video kerjasma dengan Islami.co, Aman Indonesia dan WGWC.

Hal yang khas dari Ulama Perempuan ini soal militansi dan inisiatif-inisiatif yang terus berjalan sesuai dengan konteks masing-masing. Mereka bekerja tanpa lelah bahkan ada atau tidak ada uang. Para Ulama Perempuan juga mendapat tantangan yang beragam bahkan ancaman-ancaman.

Di akhir saya menyampaikan soal pentingnya pelibatan Ulama Perempuan dalam pencegahan ekstremisme. Isu Agama yang menjadi salah satu alasan kuat dalam tindakan ekstremisme untuk konteks Indonesia. Pemerintah, ormas, ngo, dll., sangat penting melibatkan ulama perempuan.[]

Pera Shopariyanti

Pera Shopariyanti

Terkait Posts

Satu Abad NU

Satu Abad NU:  NU dan Kebangkitan Kaum Perempuan 

3 Februari 2023
Pengelolaan Sampah

Bagaimana Cara Melakukan Pengelolaan Sampah di Pengungsian?

31 Januari 2023
Aborsi Korban Perkosaan

Ulama Bolehkan Aborsi Korban Perkosaan

31 Januari 2023
Pemakaman Muslim Indonesia

5 Konsep Pemakaman Muslim Indonesia dan Kontribusinya dalam Pelestarian Lingkungan Hidup

30 Januari 2023
Ulama Perempuan

Ulama Perempuan dan Gerak Kesetaraan Antar-umat Beragama

30 Januari 2023
Tradisi Tedhak Siten

Menggali Makna Tradisi Tedhak Siten, Benarkah Tidak Islami?

29 Januari 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Satu Abad NU

    Satu Abad NU:  NU dan Kebangkitan Kaum Perempuan 

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nabi Saw Menyambut Ceria Kehadiran Anak Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Teladan Bersolidaritas dan Pesan Moral Untuk Masa Depan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fenomena Fatherless dan Peran Ayah bagi Anak Perempuannya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pada Masa Nabi Saw, Sahabat Perempuan Pun Pernah Mengajukan Cerai

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Makna Hijab Menurut Para Ahli
  • 5 Penyebab Su’ul Khatimah yang Dilalaikan
  • Kisah Saat Perempuan Berbicara dan Berpendapat di Depan Nabi Saw
  • Gaya Hidup Minimalis Dimulai dari Meminimalisir Pakaian
  • Kisah Anak Perempuan yang Nabi Muhammad Saw Hormati

Komentar Terbaru

  • Refleksi Menulis: Upaya Pembebasan Diri Menciptakan Keadilan pada Cara Paling Sederhana Meneladani Gus Dur: Menulis dan Menyukai Sepakbola
  • 5 Konsep Pemakaman Muslim Indonesia pada Cerita Singkat Kartini Kendeng dan Pelestarian Lingkungan
  • Ulama Perempuan dan Gerak Kesetaraan Antar-umat Beragama pada Relasi Mubadalah: Muslim dengan Umat Berbeda Agama Part I
  • Urgensi Pencegahan Ekstrimisme Budaya Momshaming - Mubadalah pada RAN PE dan Penanggulangan Ekstrimisme di Masa Pandemi
  • Antara Ungkapan Perancis La Femme Fatale dan Mubadalah - Mubadalah pada Dialog Filsafat: Al-Makmun dan Aristoteles
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist