• Login
  • Register
Jumat, 9 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Umi Afwah Ajak Umat Islam Perbanyak Membaca Al-Quran

Fachrul Misbahudin Fachrul Misbahudin
20/05/2019
in Aktual
0
kitab, tibyan

Ny. Hj. Afwah Mumtazah, M.Pd saat ngaji kitab Tibyan Fii Adabi Hamalatil Qur’an di kawasan Yayasan Fahmina, belum lama ini.

30
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Pengasuh Pondok Pesantren (PP) Putri Aisyah Kempek Cirebon, Ny. Hj. Afwah Mumtazah, M. Pd atau Umi Afwah mengingatkan, di bulan suci ramadhan ini relasi dengan al-Quran harus terus diperkuat. Salah satunya dengan cara memperbanyak membaca al-Quran. Sebab di bulan ini juga pertama kali al-Quran turun sebagai rahmat untuk semesta alam.

“Di bulan suci. Mari memperbanyak membaca al-Quan, baik dengan cara membaca melalui hafalan ataupun membaca al-Quran dengan melihat mushafnya,” kata Umi Afwah sapaan akrbanya saat pengajian kitab Tibyan Fii Adabi Hamalatil Qur’an di kawasan Yayasan Fahmina, belum lama ini.

Dalam membaca al-Quran, kata Umi Afwah, di kitab Tibyan ini menjelaskan juga tentang mana yang lebih utama atau mana lebih afdhol. Apakah membaca al-Quran dengan melihat mushaf secara langsung atau membaca dalam bentuk hafalan.

“Jadi dalam kitab Tibyan menjelaskan juga kalau dia membaca lewat hafalan bisa khusu’, bisa tadabbur, dan juga dengan melihat bisa membuat khusu’ dan tadabbur. Maka yang dipilih dengan cara melihat, meskipun dia hafal,” jelasnya.

Seperti dikutip dari kitab al-Ihya, kata dia, banyak sekali sahabat Nabi itu membaca al-Quran dengan melihat mushaf meskipun mereka hafal Quran. Bahkan kebiasan para sahabat tadi mendawamkan al-Qurannya setiap pagi. Mereka akan membenci atau tidak suka ketika melakukan aktivitas keluar rumah belum membaca Quran.

Baca Juga:

Perempuan di Ruang Domestik: Warisan Budaya dan Tafsir Agama

Ibu Nyai Hj. Djamilah Hamid Baidlowi: Singa Podium dari Bojonegoro

Mengapa PRT Identik dengan Perempuan?

Kisah Luna Maya, Merayakan Perempuan yang Dicintai dan Mencintai

“Mereka membacanya dengan melihat mushaf. Nah ini yang dilakukan oleh para sahabat bukan berarti mereka tidak hafal tapi banyak dari sahabat yang hafal tapi mereka membiasakan membaca,” tuturnya.

Untuk itu, kata Umi Afwah, disini pentingnya relasi dengan al-Quran harus terus diperkuat. Sebab banyak keberkahan ketika membacanya. Dengan membaca al-Quran setiap waktu akan membuat lebih bisa mendekatkan diri dengan Allah SWT.

“Ketika ada timbangan yang sama ketika membaca al-Quran dengan melihat mushaf dengan membaca al-Quran dengan hafalan sama-sama membuat khusu’. Maka dipilih adalah dengan cara membaca dengan melihat mushaf,” tutupnya. (RUL)

Fachrul Misbahudin

Fachrul Misbahudin

Lebih banyak mendengar, menulis dan membaca.

Terkait Posts

Media

Media Punya Peran Strategis dalam Mencegah Konflik Akibat Tidak Dipenuhinya Hak Keberagamaan

26 April 2025
Perempuan bukan Tamu di Ruang Publik

Perempuan Bukan Tamu di Ruang Publik

1 April 2025
Makhluk Intelektual

Laki-laki dan Perempuan adalah Makhluk Intelektual dan Spiritual

1 April 2025
Perempuan bisa menjadi Pemimpin

Perempuan Bisa Menjadi Pemimpin: Tafsir QS. An-Nisa Ayat 34 dalam Perspektif Keadilan Hakiki Islam

1 April 2025
Khalifah fil Ardl

Perempuan Memiliki Mandat sebagai Khalifah Fil Ardl

29 Maret 2025
Takwa

Kemuliaan Manusia Hanya Ditentukan oleh Takwa

29 Maret 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kritik Kesaksian Perempuan

    Kritik Syaikh Al-Ghazali atas Diskriminasi Kesaksian Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tafsir Sosial Kemanusiaan: Vasektomi, Kemiskinan, dan Hak Tubuh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Saksi Perempuan Menurut Abu Hanifah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Keheningan Melalui Noble Silence dan Khusyuk sebagai Jembatan Menuju Ketenangan Hati

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Separuh Mahar untuk Istri? Ini Bukan Soal Diskon, Tapi Fikih

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Perempuan di Ruang Domestik: Warisan Budaya dan Tafsir Agama
  • Ibu Nyai Hj. Djamilah Hamid Baidlowi: Singa Podium dari Bojonegoro
  • Mengapa PRT Identik dengan Perempuan?
  • Kisah Luna Maya, Merayakan Perempuan yang Dicintai dan Mencintai
  • Aurat dalam Islam

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version