• Login
  • Register
Kamis, 23 Maret 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Writing for Healing: Mencatat Pengalaman Perempuan dalam Sebuah Komunitas

Perjalanan panjang ini tidak hadir sebagai ruang kosong. Sebab ketika bertemu secara langsung, saya mempelajari banyak hal dari hadirnya komunitas yang para penulis perempuan kelola ini

Muallifah Muallifah
28/01/2023
in Personal
1
Pengalaman Perempuan

Pengalaman Perempuan

617
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Catatan ini adalah sebuah perjalanan panjang pengalaman perempuan. Kisah ini bermula ketika saya bertemu dengan para perempuan menulis untuk mengikuti pelatihan kepenulisan dengan para perempuan di Malang, Jawa Timur pada tahun 2018 silam. Kegiatan tersebut diinisasi oleh AMAN Indonesia dengan pemateri Pak Faqihuddin Abdul Kodir.

Di sinilah awal perjumpaan saya belajar tentang Mubadalah sebagai basis pengetahuan sebagai perempuan. Saya yang sewaktu itu sedang menempuh pendidikan strata 1 di semester 5, merasa sangat terbantu untuk menemukan perspektif keislaman yang ramah terhadap perempuan. Apalagi ketika membawa isu perkawinan anak yang kerapkali terjadi di Madura, semakin menguatkan keinginan saya untuk terus menyuarakan pengalaman tidak baik yang perempuan alami

Di beberapa tempat lain, kegiatan serupa juga dilakukan di berbagai kota. Setidaknya 5 Kota di Indonesia, seperti Bandung, Jakarta, Jogja, Wonosobo dan Palu. 2018 sudah berlalu. Kemudian bertemu kembali melalui online pada 22 Agustus 2020. Di mana Aman Indonesia mengkonsolidasikan 27 perempuan alumni pelatihan kepenulisan dengan membentuk komunitas Puanmenulis.

Daftar Isi

    • Perjalanan PuanMenulis
  • Baca Juga:
  • Berbagi Pengalaman dengan Ustazah Pondok: Pentingnya Membangun Komunikasi Antara Orang Tua dan Anak
  • Abu Syuqqah: Pengalaman Sahabat Perempuan Jadi Rujukan Praktik Kenabian
  • Belajar bagi Perempuan Sebuah Ikhtiar Perlindungan Diri
  • Lubna al-Qurtubi : Budak Perempuan Pejuang Literasi
    • Dari pertemuan ini, ada kalimat yang saya terima dari anggota Puanmenulis,
    • Menjadi Ruang Aman Perempuan

Perjalanan PuanMenulis

Dalam rentang waktu tersebut, teman-teman di Puanmenulis mencoba untuk mencari cara agar mampu mengelola organisasi dengan pola yang membutuhkan effort luar biasa. Sampai hari inipun, Puanmenulis terus mencari pola yang baik agar mampu menyesuaikan dengan kebutuhan anggotanya dan perempuan penulis pada umumnya.

Tiga tahun berjalannya kehadiran komunitas ini, Puanmenulis melakukan berbagai strategi untuk tumbuh dengan support system dari anggotanya. Termasuk melakukan open recruitment untuk menjaring penulis perempuan dari berbagai daerah. Saya merasa bahwa komunitas ini sebagai support system bagi penulis perempuan. Hal ini ketika salah satu anggota Puanmenulis mengalami doksing ketika tulisannya viral. Kami menjadi basis komunitas untuk saling menguatkan sesama perempuan ketika mendapatkan komentar negatif dari ribuan netizen.

Baca Juga:

Berbagi Pengalaman dengan Ustazah Pondok: Pentingnya Membangun Komunikasi Antara Orang Tua dan Anak

Abu Syuqqah: Pengalaman Sahabat Perempuan Jadi Rujukan Praktik Kenabian

Belajar bagi Perempuan Sebuah Ikhtiar Perlindungan Diri

Lubna al-Qurtubi : Budak Perempuan Pejuang Literasi

Saat ini Puanmenulis memiliki 3 generasi dengan total 68 anggota. Apa yang dilakukan oleh komunitas ini ketika dibentuk? Salah satunya adalah meramaikan narasi yang ramah terhadap perempuan di ruang digital. Tahun 2022, narasi di ruang digital sudah terproduksi sebanyak 635 tulisan yang tersebar di berbagai media online seperti: Kumparanplus, mubadalah.id, islami.co, harakatuna.com, allif.id, hidayatuna.com, neswa.id, dll.

Perjalanan panjang ini tidak hadir sebagai ruang kosong. Sebab ketika bertemu secara langsung, saya mempelajari banyak hal dari hadirnya komunitas yang para penulis perempuan kelola ini, ternyata memberi impact luar biasa dalam perjalanan kehidupan saya menjadi manusia. Hal ini terlihat ketika pertemuan yang kami lakukan pada 21-22 Januari 2023 kemarin di Semarang. Pertemuan dua hari ini merupakan pertemuan pertama semenjak organisasi ini terbentuk.

Dari pertemuan ini, ada kalimat yang saya terima dari anggota Puanmenulis,

“Saya menemukan Puanmenulis ketika membaca tulisan yang berjudul ‘Perempuan Lajang Bukan Masalah’. Ketika mencari tahu penulisnya, ternyata anggota Puanmenulis. Di situ saya mencari apa komunitas tersebut, kemudian memulai untuk mengikuti kegiatan, dan ternyata ikut andil dalam kegiatan tersebut. Proses ini adalah hal yang sangat menyenangkan dalam hidup. Sebab di situ saya menemukan diri sendiri.

Hal ini karena latar belakang kehidupan seperti dianggap tidak berharga karena belum menikah. Meskipun saya sudah bekerja dan memiliki penghasilan sendiri. Saya menemukan ruang untuk mengapresiasi kehidupan saya. Belajar dan menemukan lingkungan yang mampu mendukung saya untuk terus tumbuh,” cerita tersebut masih terekam dalam memori pada sebuah forum itu.

Tidak hanya itu, cerita-cerita lain tentang kehidupan pasca menikah, memiliki anak, juga turut menjadi kegelisahan perempuan. Kehidupan tidak selalu berjalan mulus, sebab banyak pengalaman perempuan yang memberikan beban kepada mentalnya. Seperti beban pasca melahirkan, dan merasa rendah diri menjadi perempuan. Kehadiran Puanmenulis sebagai komunitas menulis, menjadi salah satu ruang belajar dan tumbuh para perempuan untuk menuliskan kegelisahan dan kegalauan yang perempuan alami.

Menjadi Ruang Aman Perempuan

Mendengarkan segala cerita tentang perempuan dengan segala kompleksitasnya, saya berpikir bahwa kehadiran ruang perempuan untuk memperoleh wadah yang aman dan nyaman bercerita. Mengungkapkan ekspresinya adalah sesuatu yang membahagiakan. Semula saya berpikir bahwa komunitas ini hanyalah mengumpulkan para penulis perempuan. Malah sebaliknya, justru memberikan dampak yang sangat jauh lebih luas dibandingkan dengan yang saya pikirkan sebelumnya.

Saya percaya bahwa, segala jenis women supporting women akan memberikan dampak yang luar biasa terhadap kehidupan perempuan. Menulis bukan lagi menjadi sarana eksistensi. Akan tetapi menjadi proses healing seseorang ketika menghadapi hal tidak baik dalam hidup. Tentu, saya berharap bahwa dengan kehadiran komunitas Puanmenulis, bisa menjadi ruang perjumpaan para penulis. Di mana kelak bisa untuk saling menguatkan perspektif dan menjadi ruang obrolan apabila ada isu yang sangat tidak ramah terhadap perempuan. (bebarengan)

 

 

Tags: PengalamanPenulis PerempuanPuan MenulisRuang AmanWomen Supporting Women
Muallifah

Muallifah

Penulis asal Sampang, sedang menyelesaikan studi di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Tinggal di Yogyakarta

Terkait Posts

Menjadi Minoritas

Refleksi: Sulitnya Menjadi Kaum Minoritas

21 Maret 2023
Rethink Sampah

Meneladani Rethink Sampah Para Ibu saat Ramadan Tempo Dulu

20 Maret 2023
Perempuan Bukan Sumber Fitnah

Ingat Bestie, Perempuan Bukan Sumber Fitnah

18 Maret 2023
Pembuktian Perempuan

Cerita tentang Raisa; Mimpi, Ambisi, dan Pembuktian Perempuan

18 Maret 2023
Ibu Rumah Tangga

Ibu Rumah Tangga: Benarkah Pengangguran?

17 Maret 2023
Patah Hati

Patah Hati? Begini 7 Cara Stoikisme dalam Menyikapinya, Yuk Simak!

16 Maret 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Perayaan Nyepi

    Nilai Inklusif dalam Perayaan Nyepi 2023

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ramadan dan Nyepi; Lagi-lagi Belajar Toleransi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Islam Adalah Agama yang Menjadi Rahmat Bagi Seluruh Alam Semesta

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tips Aman Berpuasa untuk Ibu Hamil dan Menyusui

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Siti Walidah: Ulama Perempuan Progresif Menolak Peminggiran Peran Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Rahmat Allah Swt Untuk Orang Islam dan Orang Kafir
  • Islam Adalah Agama yang Menjadi Rahmat Bagi Seluruh Alam Semesta
  • Ramadan dan Nyepi; Lagi-lagi Belajar Toleransi
  • Nilai Inklusif dalam Perayaan Nyepi 2023
  • Pentingnya Pembagian Kerja Istri dan Suami

Komentar Terbaru

  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Petasan, Kebahagiaan Semu yang Sering Membawa Petaka pada Maqashid Syari’ah Jadi Prinsip Ciptakan Kemaslahatan Manusia
  • Berbagi Pengalaman Ustazah Pondok: Pentingnya Komunikasi pada Belajar dari Peran Kiai dan Pondok Pesantren Yang Adil Gender
  • Kemandirian Perempuan Banten di Makkah pada Abad ke-20 M - kabarwarga.com pada Kemandirian Ekonomi Istri Bukan Melemahkan Peran Suami
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist