• Login
  • Register
Sabtu, 10 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Writing for Healing: Mencatat Pengalaman Perempuan dalam Sebuah Komunitas

Perjalanan panjang ini tidak hadir sebagai ruang kosong. Sebab ketika bertemu secara langsung, saya mempelajari banyak hal dari hadirnya komunitas yang para penulis perempuan kelola ini

Muallifah Muallifah
28/01/2023
in Personal
1
Pengalaman Perempuan

Pengalaman Perempuan

772
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Catatan ini adalah sebuah perjalanan panjang pengalaman perempuan. Kisah ini bermula ketika saya bertemu dengan para perempuan menulis untuk mengikuti pelatihan kepenulisan dengan para perempuan di Malang, Jawa Timur pada tahun 2018 silam. Kegiatan tersebut diinisasi oleh AMAN Indonesia dengan pemateri Pak Faqihuddin Abdul Kodir.

Di sinilah awal perjumpaan saya belajar tentang Mubadalah sebagai basis pengetahuan sebagai perempuan. Saya yang sewaktu itu sedang menempuh pendidikan strata 1 di semester 5, merasa sangat terbantu untuk menemukan perspektif keislaman yang ramah terhadap perempuan. Apalagi ketika membawa isu perkawinan anak yang kerapkali terjadi di Madura, semakin menguatkan keinginan saya untuk terus menyuarakan pengalaman tidak baik yang perempuan alami

Di beberapa tempat lain, kegiatan serupa juga dilakukan di berbagai kota. Setidaknya 5 Kota di Indonesia, seperti Bandung, Jakarta, Jogja, Wonosobo dan Palu. 2018 sudah berlalu. Kemudian bertemu kembali melalui online pada 22 Agustus 2020. Di mana Aman Indonesia mengkonsolidasikan 27 perempuan alumni pelatihan kepenulisan dengan membentuk komunitas Puanmenulis.

Perjalanan PuanMenulis

Dalam rentang waktu tersebut, teman-teman di Puanmenulis mencoba untuk mencari cara agar mampu mengelola organisasi dengan pola yang membutuhkan effort luar biasa. Sampai hari inipun, Puanmenulis terus mencari pola yang baik agar mampu menyesuaikan dengan kebutuhan anggotanya dan perempuan penulis pada umumnya.

Tiga tahun berjalannya kehadiran komunitas ini, Puanmenulis melakukan berbagai strategi untuk tumbuh dengan support system dari anggotanya. Termasuk melakukan open recruitment untuk menjaring penulis perempuan dari berbagai daerah. Saya merasa bahwa komunitas ini sebagai support system bagi penulis perempuan. Hal ini ketika salah satu anggota Puanmenulis mengalami doksing ketika tulisannya viral. Kami menjadi basis komunitas untuk saling menguatkan sesama perempuan ketika mendapatkan komentar negatif dari ribuan netizen.

Baca Juga:

Perspektif Keadilan Hakiki Berikan Perhatian Khusus pada Pengalaman Perempuan

Girls, No More Worry! Kini Bisa Pilih Kursi Sesama Perempuan di KAI

Pentingnya Hak atas Pekerjaan bagi Disabilitas, Refleksi Pengalaman di Starbucks Jakarta

Sampai Kapan Kekerasan Seksual Terus Terjadi di Ruang Pendidikan?

Saat ini Puanmenulis memiliki 3 generasi dengan total 68 anggota. Apa yang dilakukan oleh komunitas ini ketika dibentuk? Salah satunya adalah meramaikan narasi yang ramah terhadap perempuan di ruang digital. Tahun 2022, narasi di ruang digital sudah terproduksi sebanyak 635 tulisan yang tersebar di berbagai media online seperti: Kumparanplus, mubadalah.id, islami.co, harakatuna.com, allif.id, hidayatuna.com, neswa.id, dll.

Perjalanan panjang ini tidak hadir sebagai ruang kosong. Sebab ketika bertemu secara langsung, saya mempelajari banyak hal dari hadirnya komunitas yang para penulis perempuan kelola ini, ternyata memberi impact luar biasa dalam perjalanan kehidupan saya menjadi manusia. Hal ini terlihat ketika pertemuan yang kami lakukan pada 21-22 Januari 2023 kemarin di Semarang. Pertemuan dua hari ini merupakan pertemuan pertama semenjak organisasi ini terbentuk.

Dari pertemuan ini, ada kalimat yang saya terima dari anggota Puanmenulis,

“Saya menemukan Puanmenulis ketika membaca tulisan yang berjudul ‘Perempuan Lajang Bukan Masalah’. Ketika mencari tahu penulisnya, ternyata anggota Puanmenulis. Di situ saya mencari apa komunitas tersebut, kemudian memulai untuk mengikuti kegiatan, dan ternyata ikut andil dalam kegiatan tersebut. Proses ini adalah hal yang sangat menyenangkan dalam hidup. Sebab di situ saya menemukan diri sendiri.

Hal ini karena latar belakang kehidupan seperti dianggap tidak berharga karena belum menikah. Meskipun saya sudah bekerja dan memiliki penghasilan sendiri. Saya menemukan ruang untuk mengapresiasi kehidupan saya. Belajar dan menemukan lingkungan yang mampu mendukung saya untuk terus tumbuh,” cerita tersebut masih terekam dalam memori pada sebuah forum itu.

Tidak hanya itu, cerita-cerita lain tentang kehidupan pasca menikah, memiliki anak, juga turut menjadi kegelisahan perempuan. Kehidupan tidak selalu berjalan mulus, sebab banyak pengalaman perempuan yang memberikan beban kepada mentalnya. Seperti beban pasca melahirkan, dan merasa rendah diri menjadi perempuan. Kehadiran Puanmenulis sebagai komunitas menulis, menjadi salah satu ruang belajar dan tumbuh para perempuan untuk menuliskan kegelisahan dan kegalauan yang perempuan alami.

Menjadi Ruang Aman Perempuan

Mendengarkan segala cerita tentang perempuan dengan segala kompleksitasnya, saya berpikir bahwa kehadiran ruang perempuan untuk memperoleh wadah yang aman dan nyaman bercerita. Mengungkapkan ekspresinya adalah sesuatu yang membahagiakan. Semula saya berpikir bahwa komunitas ini hanyalah mengumpulkan para penulis perempuan. Malah sebaliknya, justru memberikan dampak yang sangat jauh lebih luas dibandingkan dengan yang saya pikirkan sebelumnya.

Saya percaya bahwa, segala jenis women supporting women akan memberikan dampak yang luar biasa terhadap kehidupan perempuan. Menulis bukan lagi menjadi sarana eksistensi. Akan tetapi menjadi proses healing seseorang ketika menghadapi hal tidak baik dalam hidup. Tentu, saya berharap bahwa dengan kehadiran komunitas Puanmenulis, bisa menjadi ruang perjumpaan para penulis. Di mana kelak bisa untuk saling menguatkan perspektif dan menjadi ruang obrolan apabila ada isu yang sangat tidak ramah terhadap perempuan. (bebarengan)

 

 

Tags: PengalamanPenulis PerempuanPuan MenulisRuang AmanWomen Supporting Women
Muallifah

Muallifah

Penulis asal Sampang, sedang menyelesaikan studi di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Tinggal di Yogyakarta

Terkait Posts

Kisah Luna Maya

Kisah Luna Maya, Merayakan Perempuan yang Dicintai dan Mencintai

9 Mei 2025
Waktu Berlalu Cepat

Mengapa Waktu Berlalu Cepat dan Bagaimana Mengendalikannya?

9 Mei 2025
Memilih Pasangan

Jangan Nekat! Pentingnya Memilih Pasangan Hidup yang Tepat bagi Perempuan

8 Mei 2025
Keheningan

Keheningan Melalui Noble Silence dan Khusyuk sebagai Jembatan Menuju Ketenangan Hati

8 Mei 2025
Separuh Mahar

Separuh Mahar untuk Istri? Ini Bukan Soal Diskon, Tapi Fikih

7 Mei 2025
Aktivitas Digital

Menelaah Konsep Makruf dalam Aktivitas Digital

7 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • PRT

    Mengapa PRT Identik dengan Perempuan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Waktu Berlalu Cepat dan Bagaimana Mengendalikannya?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Aurat dalam Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Luna Maya, Merayakan Perempuan yang Dicintai dan Mencintai

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Benarkah Menikah Menjadi Bagian dari Separuh Agama?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Mengirim Anak ke Barak Militer, Efektifkah?
  • Perempuan di Ruang Domestik: Warisan Budaya dan Tafsir Agama
  • Ibu Nyai Hj. Djamilah Hamid Baidlowi: Singa Podium dari Bojonegoro
  • Mengapa PRT Identik dengan Perempuan?
  • Kisah Luna Maya, Merayakan Perempuan yang Dicintai dan Mencintai

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version