• Login
  • Register
Selasa, 20 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom

3 Kiat Menangkal Seks Dini bagi Remaja ala Mba Alissa

Faqih Abdul Kodir Faqih Abdul Kodir
14/01/2019
in Kolom
0
kiat menangkal seks dini

kiat menangkal seks dini bagi remaja.

185
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Biasanya Aku selalu mendapat pelajaran (mau’izoh hasanah) di setiap perjumpaan dengan Mba Alissa Wahid. Beberapa bulan terakhir ini, tidak ada perjumpamaan. Kemarin, ketika membezuknya yang sedang pemulihan karena sakit, aku dapat berbagai pelajaran. Soal kebangsaan, keumatan, dan ketahanan keluarga.

Yang paling kuingat dan bisa aku tuliskan sekarang adalah soal kiat untuk menangkal seks dini bagi remaja. Saat ini, tantangan bagi remaja begitu besar dalam hal seksualitas. Akibat asupan gizi yang baik, secara biologis, kelenjar dan hormon yang mendorong gairah seks tumbuh lebih cepat pada usia yang sama sekali belum matang secara psikologis.

Secara sosial, apalagi dengan pesatnya teknologi informasi yang penuh dengan pornografi, pergaulan sebaya menjadi ajang unjuk diri percobaan-percobaan ekspresi seksual. Pada situasi inilah, para remaja menghadapi berbagai tantangan yang bisa berujung pada seks dini yang tidak sehat secara sosial, psikologi, apalagi agama.

Tentu saja, dampak yang diakibatkan oleh seks dini terhadap remaja perempuan akan lebih buruk, karena bisa hamil, lalu memperoleh stigma sosial yang bisa menyengsarakan seumur hidup. Dijauhkan dari sekolah, lingkungan, bahkan keluarga.

Penyelesaian dengan “dinikahkan” sesungguhnya juga tidak tepat, karena di usia masih remaja, yang belum siap secara mental, sudah diberi tanggung jawab untuk menjadi istri yang mengurus suami dan menjadi ibu yang mengurus bayi.

Baca Juga:

Ketika Sejarah Membuktikan Kepemimpinan Perempuan

Qiyas Sering Dijadikan Dasar Pelarangan Perempuan Menjadi Pemimpin

Membantah Ijma’ yang Melarang Perempuan Jadi Pemimpin

Tafsir Hadits Perempuan Tidak Boleh Jadi Pemimpin Negara

Mba Alissa juga bercerita tentang sebuah kecamatan di sebuah daerah yang memiliki tiga Puskesmas. Salah satu Puskesmas di satu kecamatan yang menaungi lima desa mengungkapkan bahwa setiap tahunnya ada 23 remaja yang hamil sebelum menikah. Di antara mereka, ada remaja yang berusia di bawah sepuluh tahun. Tentu saja, usia remaja tidaklah ideal untuk hamil, sehingga beresiko besar secara fisik dan mental, bahkan bisa berujung kematian.

Menangkal Seks Dini Bagi Remaja dengan Membangun Citra Diri

Mba Alissa mengkritik kalau menangkal seks dini bagi remaja adalah dengan menikahkan dini agar mereka terhindar dari kondisi tidak mampu mengendalikan diri. “Kita tidak bisa hanya menyalahkan remaja yang tidak mampu mengendalikan diri”, kata mba Alissa.

“Kita justru harus ikut aktif menanamkan self image atau citra diri yang positif kepada remaja, sebagai seseorang yang justru bangga karena tidak melakukan seks dini dan tidak juga memilih nikah cepat. Sehingga waktu yang digunakan lebih banyak untuk bersosialiasi, belajar, dan menempat diri”, tegas mba Alissa.

Ini tentu saja persoalan lingkungan sosial. Seringkali, di beberapa daerah, justru remaja laki-laki terbentuk secara sosial untuk aktif menggoda, merayu, dan memiliki pacar perempuan yang sudah bisa “dikuasai” secara seksual. Sementara remaja putri dibentuk secara sosial untuk segera “laku” dan dilarang menolak ajakan menikah. Di beberapa daerah muncul pandangan: “Janda muda, lebih baik daripada perawan tua”.

Citra diri (self image) adalah salah satu kiat bagi remaja, yang jika merasa yakin dan bangga dengan diri, tanpa harus menikah dan nge-seks dini, akan mudah menghadapi godaan apapun dari luar dirinya. Tentu saja, pendidikan keluarga dan lingkungan masyarakat sekitar akan lebih mudah membentuk citra diri para remaja secara positif.

Remaja dengan citra diri positif tidak mudah disetir orang lain. Ia percaya diri, karena itu dia bisa membawakan diri dengan baik di depan pacar atau teman-teman.

Peningkatan Nilai dan Prinsip bagi Remaja

“Kiat yang kedua adalah bagaimana remaja memiliki values atau nilai-nilai hidup yang dijadikan dasar dalam melangkah”, kata mba Alissa.

Beragama dalam hal ini, tidak cukup hanya berupa hafalan dan pengetahuan. Tetapi harus berubah menjadi nilai yang dipegang sehari-hari.

Seseorang yang meyakini bahwa seks itu suci dan hanya boleh dilakukan di dalam perkawinan akan memudahkan dirinya untuk menolak dan menahan diri dari segala godaan gairah seksual yang destruktif, seperti seks dini.

Begitupun, orang yang meyakini bahwa pernikahan dalam Islam adalah tahapan untuk membentuk sebuah kehidupan keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah, akan mudah bertahan dari godaan untuk segera menikah dalam usia yang belum matang untuk tujuan tersebut.

Remaja dengan prinsip hidup yang jelas akan lebih mampu menahan gempuran tren dan informasi gaya hidup dari lingkungan.

Life skill

“Yang ketiga adalah soal kecakapan-kecakapan sehari-hari yang diperlukan seseroang dalam mengelola dirinya”, tegas mba Alissa.

Life skill itu bukan kecakapan ekonomi yang menghasilkan uang, tetapi kecakapan dalam mengelola diri seseorang dalam kehidupan ini.

Misalnya dalam konteks menangkal seks dini, adalah ketika seseorang memiliki gadget, browsing di internet, memandang lawan jenis, dan berkomunikasi dengan orang yang secara seksual menarik, ia mampu menempatkan dan mengendalikan diri agar segala tindakannya bersifat positif dan tidak berdampak negatif pada diri maupun orang lain.

Seseorang yang berpacaran, misalnya, tahu membedakan antara ekspresi cinta dan nafsu hegemoni. Ketika diajak pada hal-hal yang negatif, dia mampu menolak dan tetap sadar. Pun ketika diajak untuk menikah dini, ia mampu menolak dengan pertimbangan kemaslahatn diri dan keluarga yang akan dibangun.

Life skill yang perlu dimiliki remaja adalah kemampuan mengambil keputusan, ketrampilan komunikasi, dan ketrampilan mengelola emosi.

Tantangan hidup bagi remaja sekarang memang dahsyat, kita perlu ikut menemani mereka, menjadi sahabat bagi mereka, termasuk untuk mengenali diri mereka agar bisa berkembang secara positif.[]

Tags: Alissa Wahidcitra dirikemampuanlaki-lakiMba Alissanilaipencegahanperempuanpergaulanprinsipremajaseks dinitips
Faqih Abdul Kodir

Faqih Abdul Kodir

Founder Mubadalah.id dan Ketua LP2M UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon

Terkait Posts

Kekerasan Seksual Sedarah

Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

19 Mei 2025
Inspirational Porn

Stop Inspirational Porn kepada Disabilitas!

19 Mei 2025
Kehamilan Tak Diinginkan

Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial

18 Mei 2025
Keberhasilan Anak

Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

17 Mei 2025
Inses

Grup Facebook Fantasi Sedarah: Wabah dan Ancaman Inses di Dalam Keluarga

17 Mei 2025
Dialog Antar Agama

Merangkul yang Terasingkan: Memaknai GEDSI dalam terang Dialog Antar Agama

17 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version