• Login
  • Register
Selasa, 20 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

5 Faktor Penyebab Trafiking Marak Terjadi Di Indonesia

Trafiking dengan demikian bukan saja melanggar prinsip-prinsip hak asasi manusia, hukum dan aturan perundangan-undangan yang berlaku, norma dan tata kesusilaan, tetapi juga melanggar prinsip, nilai, dan hukum ajaran agama

Redaksi Redaksi
21/07/2022
in Publik
0
trafiking

trafiking

216
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Saat ini, tindak trafiking (perdagangan manusia) menjadi salah satu isu yang paling fenomenal dan sangat memprihatinkan.

Laporan Kompas.id menyebutkan bahwa data tindak trafiking dalam kurun waktu 2015-2019 ada sebanyak 2.648 korban perdagangan orang yang terdiri dari 2.319 perempuan dan 329 laki-laki.

Dengan banyaknya korban trafiking menyadarkan kita bahwa ternyata justru para perempuanlah yang banyak menjadi korban perdagangan.

Hal ini juga menegaskan bahwa perempuan merupakan kelompok yang paling rentan dari tindak kejahatan ini.

Dengan semakin banyaknya para perempuan korban tindak trafiking sebetulnya apasih faktor penyebabnya?.

Baca Juga:

Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

Alasan KUPI Jadikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Peluang Ulama Perempuan Indonesia dalam Menanamkan Islam Moderat

5 Faktor Penyebab Trafiking Marak Terjadi di Indonesia

Jika merujuk pada buku Fiqh Anti Trafiking yang ditulis Faqihuddin Abdul Kodir dkk menjelaskan bahwa terdapat lima faktor penyebab trafiking marak terjadi di Indonesia.

Pertama, faktor pendorong utama adalah kemiskinan. Diperkirakan 40 dari 210 juta penduduk Indonesia berada di bawah garis kemiskinan. Kantong-kantong kemiskinan dari 40 juta penduduk Indonesia berada di daerah pedesaan.

Kedua, tingkat pendidikan masyarakat yang rendah, khususnya perempuan, usia perkawinan di bawah umur (<18 tahun), tingkat perceraian yang tinggi, munculnya kekerasan dalam rumah tangga, sempitnya lapangan pekerjaan, bertambahnya jumlah penganggur laki-laki, dan longgarnya sistem kekerabatan di desa akibat polarisasi kemiskinan.

Ketiga, minimnya pengetahuan serta informasi tentang bahaya trafiking.

Tidak adanya informasi dan pemberitaan misalnya, seorang perempuan lugu, seperti Lisa Bonet yang lahir tumbuh dan besar nun jauh di pedalaman wilayah timur Indonesia, ditemukan menjadi korban kekerasan pembantu rumah tangga di Malaysia.

Kemudian, Casingkem, seorang perempuan dari Indramayu, menjadi korban penculikan di daerah konflik Irak.

Keempat, iming-iming upah besar.

Faktor yang paling mendorong dan menggerakkan banyak perempuan, terutama remaja perempuan yang berharap keluar dari kemiskinannya dan tergoda dengan moleknya keindahan dunia, menyerah dan tidak berdaya kepada siapa saja yang “menawarkan jasa” menyelamatkan hidup mereka dengan pekerjaan dan iming-iming upah yang besar.

Kelima, ketimpangan relasi laki-laki dan perempuan.

Fenomena perdagangan perempuan tak dapat dipisahkan dari fenomena kekerasan terhadap perempuan yang semakin hari semakin besar jumlahnya.

Kekerasan terjadi pada umumnya ketika relasi sosial dan relasi kuasa berlangsung timpang akibat kuatnya budaya patriarkhi yang menempatkan perempuan sebagai subordinat dan makhluk kelas dua.

Perempuan dalam relasi yang tidak setara ini dikondisikan menjadi manusia tak berdaya, penuh ketergantungan kepada laki-laki, dan pada gilirannya dimanfaatkan, dieksploitasi, dan diperdagangkan secara tidak manusiawi.

Kelima faktor tersebut menegaskan bahwa trafiking bukan hanya tindakan yang menodai harkat dan martabat kemanusiaan, tetapi juga mengancam dan merusak nilai-nilai yang dibangun ajaran agama, yaitu keadilan, kesetaraan, kemaslahatan, dan kerahmatan.

Trafiking dengan demikian bukan saja melanggar prinsip-prinsip hak asasi manusia, hukum dan aturan perundangan-undangan yang berlaku, norma dan tata kesusilaan, tetapi juga melanggar prinsip, nilai, dan hukum ajaran agama. (Rul)

Tags: anakIndonesiakekerasanlaki-lakimarakPenyebabperempuanterjaditindaktrafiking
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas

Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama

20 Mei 2025
Inses

Grup Facebook Fantasi Sedarah: Wabah dan Ancaman Inses di Dalam Keluarga

17 Mei 2025
Dialog Antar Agama

Merangkul yang Terasingkan: Memaknai GEDSI dalam terang Dialog Antar Agama

17 Mei 2025
Inses

Inses Bukan Aib Keluarga, Tapi Kejahatan yang Harus Diungkap

17 Mei 2025
Kashmir

Kashmir: Tanah yang Disengketakan, Perempuan yang Dilupakan

16 Mei 2025
Nakba Day

Nakba Day; Kiamat di Palestina

15 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama
  • KB dalam Pandangan Islam
  • Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan
  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version