• Login
  • Register
Selasa, 1 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

6 Bahaya Pernikahan Anak bagi Anak Perempuan

Indonesia masih bergerak maju menunaikan komitmennya menghapus perkawinan anak, dan akan ditargetkan fenomena perkawinan anak selesai pada tahun 2030

Nuansa Garini Nuansa Garini
15/08/2022
in Keluarga
0
Bahaya Pernikahan Anak

Bahaya Pernikahan Anak

332
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Sejak kapan perempuan memiliki hasrat menikah? Dan apa yang sebenarnya menjadi spirit Aishah Wedding mengkoordinir anak-anak usia 12 tahun untuk menikah? Apakah keinginan anak menikah murni keinginannya atau tuntunan orang dewasa yang menjadi walinya? Tak tahukah jika ada bahaya pernikahan anak yang mengintai mereka?

Pernikahan anak menjadi isu yang  selalu menarik untuk terus ditelusuri. Menurut Freud dalam psikoanalisa ia menemukan bahwa kehidupan seksualitas bukanlah terjadi setelah masa pubertas melainkan sudah kita mulai sejak masa anak-anak atau “infantile sexuality”. Kecenderungan ini menjadikan seorang anak laki-laki lebih dekat dengan ibunya ketimbang anak perempuan yang berkecenderungan lebih dekat dengan ayahnya.

Namun begitu, sejauh mana sebenarnya seorang anak memiliki pengetahuan dan bekal dalam pernikahan? Apakah kecenderungan “infentile sexualitylah” yang menuntunnya kepada hasrat menikah? Atau infantile sexuality hanya mendorong anak perempuan lebih menyukai ayahnya saja, atau sebaliknya dengan anak laki-laki yang menyukai ibunya.

6 Bahaya Pernikahan Anak

Mari kita pelajari data yang terangkum otoritas yang merespon fenomena sosial kawin anak. Komnas Perempuan mencatat ada enam bahaya pernikahan anak. Pertama, Pendidikan: anak perempuan yang kawin sebelum berusia 18  tahun, 4  kali lebih rentan dalam  menyelesaikan pendidikan menengah/setara.

Lalu Ekonomi, di mana ada kerugian ekonomi yang diakibatkan perkawinan anak kita taksir setidaknya 1,7% dari pendapatan kotor negara (PDB) sebab kesempatan anak untuk berpartisipasi dalam bidang sosial dan ekonomi terhambat. Kemudian Kekerasan dan Perceraian:  Perempuan menikah pada usia anak lebih rentan mengalami kekerasan  dalam rumah tangga (KDRT) dan perceraian.

Baca Juga:

Merariq Kodek: Ketika Pernikahan Anak Jadi Viral dan Dinormalisasi

Melihat Lebih Dekat Dampak dari Pernikahan Anak

Mengapa Kartini Meninggal setelah Melahirkan?

Huang Zitao; Ex Idol K-pop Produksi Pembalut Demi Istri

Selain itu, ada Angka Kematian Ibu (AKI):  Komplikasi saat kehamilan dan melahirkan menjadi  penyebab kematian kedua terbesar untuk anak perempuan berusia  15 – 19 tahun. Ibu muda yang melahirkan juga rentan mengalami kerusakan pada organ reproduksi.

Kemudian, Angka Kematian Bayi (AKB):  Bayi yang lahir dari ibu berusia di bawah 20 tahun berpeluang meninggal sebelum usia 28 hari/1,5 kali lebih besar dibandingkan ibu berusia 20 – 30 tahun; f) Stunting:  1 dari 3 balita mengalami stunting. Perkawinan dan kelahiran pada usia anak meningkatkan risiko terjadinya stunting (Survei Nasional Sosial dan Ekonomi, United Nations Children’s Fund, dan Kidman, 2016).

Mendorong Pendewasaan Usia Perkawinan

Data ini menunjukan, bahaya pernikahan anak yang berlimpah yang akan terjadi kepada pelaku perkawinan anak. Konsekuensi yang tergambar dari data di atas lebih berat daripada maslahat yang ingin kita capai, menjaga anak dari zina seperti yang digaungkan wedding organizer, Aishah Wedding.

Tentunya fakta ini menunjukan bahwa spirit pernikahan anak sesungguhnya bertabrakan dengan  maqashid  syari’ah, “Dar’ul mafasid, muqaddam ala jalbi al mashalih” yang maknanya adalah “Mencegah kerusakan lebih didahulukan ketimbang mengupayakan kemaslahatan.” Karena ternyata kemaslahatan yang ingin tercapai tidak sebanding dengan fakta mudharatnya.”

Upaya negara dalam pendewasaan usia perkawinan bagi perempuan sudah berlaku, dari batas usia minimal 16 tahun (UU No.1/1974) menjadi 19 tahun (UU No. 16/2019). Usia ini mereka berlakukan setelah memperhatikan kekuatan rahim perempuan, guna menekan angka kematian Ibu melahirkan dan mereduksi dampak negatif tersebut di atas.

Indonesia masih bergerak maju menunaikan komitmennya menghapus perkawinan anak dan akan ditargetkan fenomena perkawinan anak selesai pada tahun 2030. Lagipula bukankah Islam meminta pengikutnya untuk meninggalkan keturunan yang baik? (An Nisa ayat 9)

وَلْيَخْشَ الَّذِيْنَ لَوْ تَرَكُوْا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعٰفًا خَافُوْا عَلَيْهِمْۖ فَلْيَتَّقُوا اللّٰهَ وَلْيَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًا

Artinya: “Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar.”

Lalu bagaimana nasib anak-anak yang menikah menyeru perintah ini? Sementara tubuhnya belum siap bereproduksi, mentalnya belum matang, dan olah pikirnya masih muda. Bagaimana anak-anak ini menghidupi keturunannya jika tidak melalui alternatif kerja dan berputus sekolah?

Jadi bagaimana agar bangsa Indonesia mendapatkan informasi yang sama mengenai bahaya pernikahan anak? Tidak inginkah orang-orang yang mengorkestrasikan kampanye nikah anak berpikir dan mengkaji ulang kembali untuk menarik maksudnya?

 

Tags: Angka Kematian BayiAngka Kematian IbuHak Kesehatan Reproduksi PerempuanPendewasaan Usia Perkawinanpernikahan anakStunting
Nuansa Garini

Nuansa Garini

Licence Sastra Arab, Al Azhar Mesir Anggota dari kopiah.co Alumni DKUP Fahmina

Terkait Posts

Geng Motor

Begal dan Geng Motor yang Kian Meresahkan

29 Juni 2025
Keluarga Maslahah

Kiat-kiat Mewujudkan Keluarga Maslahah Menurut DR. Jamal Ma’mur Asmani

28 Juni 2025
Sakinah

Apa itu Keluarga Sakinah, Mawaddah dan Rahmah?

26 Juni 2025
Cinta Alam

Mengapa Cinta Alam Harus Ditanamkan Kepada Anak Sejak Usia Dini?

21 Juni 2025
Perbedaan anak laki-laki dan perempuan

Jangan Membedakan Perlakuan antara Anak Laki-laki dan Perempuan

17 Juni 2025
Ibu Rumah Tangga

Multitasking itu Keren? Mitos Melelahkan yang Membebani Ibu Rumah Tangga

17 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Toxic Positivity

    Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Women as The Second Choice: Perempuan Sebagai Subyek Utuh, Mengapa Hanya Menjadi Opsi?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ikhtiar Menyuarakan Kesetaraan Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi
  • Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!
  • Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman
  • Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID