• Login
  • Register
Sabtu, 25 Juni 2022
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

6 Ketentuan Normatif Mengenai ASI

UU Perlindungan Anak menjamin bahwa anak berhak memperoleh ASI, sehingga merupakan kewajiban bagi orang tua untuk memenuhinya dan tidak boleh mengabaikannya.

Redaksi Redaksi
09/06/2022
in Keluarga
0
Ketentuan Normatif Mengenai ASI

Ketentuan Normatif Mengenai ASI

255
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Jika merujuk kepada buku Parenting With Love, yang ditulis oleh Maria Ulfah Anshor, tentang ketentuan normatif mengenai ASI, maka dapat disimpulkan Undang-undang (UU) Perlindungan Anak wajib menjamin bahwa bayi berhak memperoleh ASI.

Pasalanya, ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan bayi. Di dalam ASI juga terdapat kandungan gizi yang sangat tinggi, dan memenuhi syarat untuk kebutuhan perkembangan otak dan fisik bayi.

Selain itu, ASI menurut Maria, diketahui banyak mengandung zat yang bermanfaat bagi kekebalan tubuh. Karena itu, bayi yang disusui oleh ibunya, biasanya lebih tahan terhadap berbagai penyakit karena terimunisasi oleh zat yang terkandung dalam ASI.

ASI harus diberikan sesegera mungkin, karena mengandung zat-zat kekebalan tubuh yang dapat melindungi bayi dari berbagai macam penyakit dan infeksi.

Pada hari pertama setelah anak lahir, puting payudara ibunya mengeluarkan cairan berwarna kuning yang disebut dengan colostroom.

Baca Juga:

6 Cara Penangan saat Menjadi Korban KDRT

Memahami 4 Macam Kekerasan Fisik pada Anak Akibat Kelalaian Orang Tua

Kehidupan Perempuan Kini dalam Hegemoni Domestik

Apakah Semua Perempuan Terlahir Menjadi Ibu?

Jumlahnya sedikit tetapi memberikan manfaat yang sangat besar bila diisap oleh bayi, karena mengandung zat kekebalan tubuh yang dapat membentengi bayi dari berbagai serangan penyakit.

Daftar Isi

  • 6 Ketentuan Normatif Mengenai ASI

6 Ketentuan Normatif Mengenai ASI

Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengetahui beberapa ketentuan normatif mengenai ASI. Berikut enam ketentuan normatif mengenai ASI, seperti merujuk dalam buku yang sama.

Pertama, UU Perlindungan Anak menjamin bahwa anak berhak memperoleh ASI, sehingga merupakan kewajiban bagi orang tua untuk memenuhinya dan tidak boleh mengabaikannya.

Kedua, masa menyusui anak, apabila ingin sempurna adalah dua tahun penuh sebagaimana dianjurkan al-Qur’an.

Meskipun setelah bayi berusia empat bulan sudah bisa diberikan makanan tambahan berupa sereal atau bubur bayi, sebaiknya ASI terus diberikan.

Bahkan, bagi seorang ibu yang siang harinya bekerja pun sebaiknya pada malam hari memberikan kesempatan kepada bayinya untuk tetap memperoleh ASI, supaya reproduksi ASI tidak terhenti.

Semakin sering dikeluarkan, ASI akan semakin banyak. Sebaliknya, semakin jarang ASI dikeluarkan, maka akan semakin berkurang dan lama-kelamaan menjadi kering, sehingga dengan sendirinya tidak dapat keluar.

Ketiga, ayah bayi tersebut turut bertanggung jawab membantu ibu agar ASI tersedia cukup, dengan cara menyediakan makanan yang bergizi sesuai yang dibutuhkan, menciptakan suasana tenteram dalam rumah tangga, dan tidak membebani ibu dengan pekerjaan-pekerjaan berat yang dapat mengganggu proses penyusuan tersebut.

Keempat, masa penyusuan tersebut boleh dihentikan sebelum dua tahun, dengan syarat harus mempertimbangkan kondisi kesehatan dan kepentingan anak.

Keputusan tersebut didasarkan atas persetujuan bersama antara suami istri setelah keduanya membicarakan berbagai kemungkinan yang akan dihadapi anak, serta memastikan bahwa anak akan memperoleh makanan pengganti ASI sebaik mungkin.

Kelima, apabila ayah bayi tersebut sedang bepergian atau telah meninggal, salah seorang anggota keluarganya harus mengambil alih kewajibannya memelihara bayi tadi dengan menyediakan kebutuhan-kebutuhan bayi dan ibunya, agar bayi tetap mendapatkan ASI.

Keenam, seorang ibu yang dapat menyusui anaknya tidak boleh mengalihkan kewajibannya kepada orang lain.

Islam mewajibkan ayah bayi tersebut menanggung biaya dan seluruh kebutuhan hidup ibunya agar menyusui anaknya, meskipun telah dicerai.

Dalam hal ini, Islam menjamin agar bayi tersebut tetap memperoleh hak untuk mendapatkan ASI sebagaimana yang ia butuhkan. Itulah 6 ketentuan normatif mengenai ASI (Rul)

Tags: air susu ibuASIBalitabergiziGizimakanan bayiorang tuaperempuan

Get real time update about this post categories directly on your device, subscribe now.

Unsubscribe
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Saling berbuat baik

Pasangan Suami Istri Diminta untuk Saling Berbuat Baik

25 Juni 2022
kekerasan fisik pada anak

Memahami 4 Macam Kekerasan Fisik pada Anak Akibat Kelalaian Orang Tua

24 Juni 2022
Perempuan Bekerja

Laki-laki Penganguran Bukan Salah Perempuan Bekerja

24 Juni 2022
Hikmah bagi Pasangan Suami Istri

Tiga Hikmah bagi Pasangan Suami Istri Pasca Pandemi Covid-19

22 Juni 2022
anak

2 Hak Anak yang Penting Dipenuhi oleh Orang Tua

20 Juni 2022
hak anak

3 Pola Pemenuhan Hak Anak Ala Rasulullah Saw

20 Juni 2022

Discussion about this post

No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Perempuan Bekerja

    Laki-laki Penganguran Bukan Salah Perempuan Bekerja

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sa’i : Perjuangan Meraih Kehidupan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menyandang Status Janda bagi Perempuan, Lalu Kenapa?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memahami 4 Macam Kekerasan Fisik pada Anak Akibat Kelalaian Orang Tua

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 6 Cara Penangan saat Menjadi Korban KDRT

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Pasangan Suami Istri Diminta untuk Saling Berbuat Baik
  • Membedah Pemikiran Qasim Amin dalam Karyanya Tahrīr Al-Mar’ah Bagian Pertama
  • Doa Naik Kendaraan Laut Sesuai Anjuran Nabi Saw
  • Menyandang Status Janda bagi Perempuan, Lalu Kenapa?
  • 6 Cara Penangan saat Menjadi Korban KDRT

Komentar Terbaru

  • Tradisi Haul Sebagai Sarana Memperkuat Solidaritas Sosial pada Kecerdasan Spiritual Menurut Danah Zohar dan Ian Marshal
  • 7 Prinsip dalam Perkawinan dan Keluarga pada 7 Macam Kondisi Perkawinan yang Wajib Dipahami Suami dan Istri
  • Konsep Tahadduts bin Nikmah yang Baik dalam Postingan di Media Sosial - NUTIZEN pada Bermedia Sosial Secara Mubadalah? Why Not?
  • Tasawuf, dan Praktik Keagamaan yang Ramah Perempuan - NUTIZEN pada Mengenang Sufi Perempuan Rabi’ah Al-Adawiyah
  • Doa agar Dijauhkan dari Perilaku Zalim pada Islam Ajarkan untuk Saling Berbuat Baik Kepada Seluruh Umat Manusia
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2021 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2021 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist