• Login
  • Register
Jumat, 11 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Gerakan Perempuan di Pesantren

Tema-tema kajian perempuan yang diselenggarakan P3M tersebut antara lain meliputi Islam dan gender, hak-hak perempuan dalam fikih, hak-hak perempuan yang terkait dengan isu seksualitas, kesehatan reproduksi, dan HIV/AIDS.

Redaksi Redaksi
21/10/2024
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Pesantren

Pesantren

840
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Melihat perkembangan di atas, sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang diorganisasi oleh para alumni pesantren, kemudian melakukan serangkaian aktivitas dalam bentuk kajian, pendidikan, pelatihan, dan dialog-dialog untuk membahas dan mendiskusikan tema-tema gender dan perempuan dari perspektif Islam secara lebih luas dan intensif.

Mereka yang terlibat di dalamnya pada umumnya adalah santri-santri yang terdidik dalam lingkungan akademis. Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) di Jakarta, misalnya, sejak tahun 1990-an, secara berkala mengadakan pendidikan dan pelatihan untuk para kiai dan santri tentang isu-isu perempuan tersebut.

P3M, sepanjang pengetahuan saya, adalah LSM pertama yang merintis kajian dan pelatihan gender untuk kalangan masyarakat pesantren.

Kita boleh mengatakan bahwa meskipun tidak memfokuskan diri pada program yang terkait dengan isu-isu perempuan. Namun P3M, di bawah kepemimpinan Masdar F Mas’udi, adalah LSM pelopor dan penggerak pertama dalam upaya memperkenalkan analisis gender dalam kerangka pemberdayaan perempuan di kalangan masyarakat pesantren.

Sebagaimana yang diketahui, lembaga ini didirikan oleh sejumlah kiai terkemuka, antara lain KH. Yusuf Hasyim, KH. M. Sahal Mahfuzh, dan KH. Abdurrahman Wahid, dan para aktivis sosial kemasyarakatan, seperti Prof. Dawam Rahardjo dan Aswab Mahasin.

Baca Juga:

Sudah Saatnya Menghentikan Stigma Perempuan Sebagai Fitnah

Film Horor, Hantu Perempuan dan Mitos-mitos yang Mengikutinya

Hingga Saat Ini Perempuan Masih Dipandang sebagai Fitnah

Life After Graduated: Perempuan dalam Pilihan Berpendidikan, Berkarir, dan Menikah

Program-program, dikelola secara operasional oleh para aktivis muda alumni pesan. Beberapa di antara mereka adalah anak-anak kiai dan alumni pesantren, atau santri, seperti Helmi Ali Yafi, Mansour Fakih, Masdar F Mas’udi, Muntaha Azhari, Syafiq Hasyim, Mufid Busyiri, dan Arifin Junaedi.

Pemberdayaan pada Komunitas Pondok Pesantren

Pada mulanya, lembaga ini sengaja diprogramkan untuk melakukan upaya-upaya penguatan dan pemberdayaan pada komunitas pondok pesantren terutama dalam bidang sosial, budaya, dan ekonomi.

Tema-tema kajian perempuan yang diselenggarakan P3M tersebut antara lain meliputi Islam dan gender, hak-hak perempuan dalam fikih, hak-hak perempuan yang terkait dengan isu seksualitas, kesehatan reproduksi, dan HIV/AIDS.

Para pesertanya adalah kiai muda dan santri pondok pesantren seluruh Indonesia, khususnya di Jawa. Para lulusan pendidikan dan pelatihan ini kemudian membentuk kelompok-kelompok yang berjejaring dan melakukan koordinasi bagi upaya sosialisasi wacana dan gerakan gender mainstreaming di daerahnya masing-masing.

Lembaga ini juga menerbitkan jurnal bulanan bernama “Sehat”. Jurnal ini menyajikan tulisan-tulisan yang berkaitan dengan isu-isu kesehatan reproduksi perempuan yang menyorot melalui wacana keagamaan Islam.

Tokoh penting di belakang aktivitas yang populer dengan nama Fiqh al-Nisa ini. Antara lain adalah Lies Marcoes Natsir, kemudian Ciciek Farha serta sejumlah aktivis perempuan lainnya.

Lies Marcoes adalah perempuan progresif lulusan IAIN Jakarta dan sebelumnya pernah mesantren. Ia semula aktif di LSM Kalyanamitra, sebuah LSM yang memfokuskan diri pada isu-isu feminisme.

Saya kira, Lies merupakan salah satu pelopor gerakan perempuan Islam modern di Indonesia. Lies adalah seorang yang ahli dalam gender sekaligus antropolog lulusan Universitas Leiden, Belanda.

Banyak aktivis perempuan pesantren saat ini yang merasa berhutang budi kepada perempuan muslimah ini. Karena telah membuka cakrawala kesadaran akan adanya problemproblem serius yang menimpa perempuan. []

Tags: gerakanperempuanpesantren
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Gender

Islam dan Persoalan Gender

11 Juli 2025
Tauhid

Tauhid: Kunci Membongkar Ketimpangan Gender dalam Islam

11 Juli 2025
Tauhid dalam Islam

Tauhid: Fondasi Pembebasan dan Keadilan dalam Islam

11 Juli 2025
Membebaskan Manusia

Islam: Membebaskan Manusia dari Gelapnya Jahiliyah

11 Juli 2025
Berkeluarga

Berkeluarga adalah Sarana Menjaga Martabat dan Kehormatan Manusia

10 Juli 2025
Perempuan sebagai Fitnah

Sudah Saatnya Menghentikan Stigma Perempuan Sebagai Fitnah

10 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Berhaji

    Menakar Kualitas Cinta Pasangan Saat Berhaji

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ikrar KUPI, Sejarah Ulama Perempuan dan Kesadaran Kolektif Gerakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jalanan Jogja, Kopi yang Terlambat, dan Kisah Perempuan yang Tersisih

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film Horor, Hantu Perempuan dan Mitos-mitos yang Mengikutinya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Life After Graduated: Perempuan dalam Pilihan Berpendidikan, Berkarir, dan Menikah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Islam dan Persoalan Gender
  • Negara Inklusi Bukan Cuma Wacana: Kementerian Agama Buktikan Lewat Tindakan Nyata
  • Tauhid: Kunci Membongkar Ketimpangan Gender dalam Islam
  • Peran Perempuan dan Perjuangannya dalam Film Sultan Agung
  • Tauhid: Fondasi Pembebasan dan Keadilan dalam Islam

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID