Mubadalah.id – Puasa adalah salah satu kewajiban agama kita yang berdimensi jiwa, psikis, atau ruhani. Di dalam puasa, meskipun secara formal hanya berurusan dengan jiwa, psikis, dan ruhani, tetapi ternyata puasa juga berdampak pada aspek badan, raga, atau jasmani, sebagai akibat dari sistem keseimbangan yang telah Allah ciptakan pada manusia.
Al-Quran surat Al-Infithar telah menjelaskan sistem keseimbangan tubuh ini.
الَّذِيْ خَلَقَكَ فَسَوَّىكَ فَعَدَلَكَ (الإنفطار : ۷)
- Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang,
Ayat ini seakan menjelaskan kepada kita bahwa di dalam tubuh manusia terdapat kemampuan untuk menyembuhkan diri sendiri atau memulihkan kondisi menuju pada keseimbangan alamiahnya, asalkan di beri kesempatan untuk keseimbangan tersebut. Masalahnya muncul karena manusia tidak memberi kesempatan pada tubuh untuk memulihkan kondisinya sendiri sebagai keseimbangan alamiah.
Bagimanakah menjelaskan ini?
Jika manusia bekerja keras seharian, tubuh akan merasa capai. Kenapa demikian? karena energi yang dikeluarkan dalam jumlah besar itu telah mendorong tubuh untuk melakukan metabolisme atau pembakaran secara besar-besaran. Dari hasil pembakaran itu muncul sampah-sampah hasil metabolisme yang menjadi racun bagi tubuh.
Di antara sampah hasil metabolisme itu adalah asam laktat. Ia akan menumpuk di sekitar jaringan otot dan menyebabkan rasa lelah, pegal-pegal atau bahkan rasa sakit. Pada saat kondisi fisik seperti ini, harus segera diistirahatkan atau tidur, karena asam laktat akan diangkut secara cepat ketika tubuh sedang tidak dibebani oleh pekerjaan berat lainnya atau dalam keadaan tidur.
Dalam waktu yang relative singkat, manusia akan segar kembali setelah bangun tidur. Inilah penjelasan medis tidur dalam kondisi tidak puasa. Lalu bagaimanakah menjelaskan tidur dalam kondisi puasa menurut medis?
Manusia terbiasa makan dalam frekuensi yang tinggi dan tidak teratur. Pola makan dan pola hidup manusia yang buruk dapat menyebabkan tekanan berlebih pada tubuh manusia. Munculnya berbagai macam penyakit yang diderita manusia, sebenarnya muncul dari pola makan dan pola hidup yang buruk tadi. Dengan sistem keseimbangan tubuh yang sempurna yang telah diciptakan oleh Allah SWT, manusia dapat mencari penyembuhannya dengan cara merubah pola makan dan pola hidup.
Dalam konteks inilah puasa memiliki mekanisme untuk menyeimbangkan kembali sistem di dalam tubuh manusia. Puasa adalah sebuah mekanisme untuk memberikan kesempatan pada tubuh setelah selama setahun membebani sistem pencernaan secara marathon.
Terdapat tiga proses yang terjadi saat seseorang berpuasa. Pertama adalah proses detoksifikasi atau penggelontoran racun-racun sisa metabolism;e. Kedua adalah proses rejuvenasi atau peremajaan kembali sel-sel yang rusak dan yang sudah tua. Dan yang ketiga adalah proses stabilisasi atau pemantapan sistem menuju keseimbangan tubuh.
Yang paling menarik dan paling unik, semua proses itu akan berjalan bila semua fungsi tubuh diistirahatkan atau diberi kesempatan untuk istirahat. Dan seperti kita ketahui, istirahat yang paling efektif adalah tidur. Dengan tidur, mekanisme bawah sadar akan mengatur keseimbangan tubuh manusia secara alamiah. Mekanisme seperti inilah yang terjadi pada orang yang sedang berpuasa.
Barangkali berdasarkan penjelasan medis seperti inilah Rasulullah Saw pernah bersabda :
حدثنا عبد الملك بن عمير ، عن عبد الله بن أبي أوفى ، قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : « نَوْمُ الصَّائِمِ عِبَادَةٌ ، وَصُمْتُهُ تَسْبِيْحٌ ، وَعَمَلُهُ مُضَاعَفٌ ، وَدُعَاؤُهُ مُسْتَجَابٌ ، وَذَنْبُهُ مَغْفُوْرٌ »
Tidurnya orang yang sedang berpuasa adalah ibadah, diamnya adalah tasbih, semua amalnya digandakan, doa-doanya dikabulkan, dan dosa-dosanya diampuni. (HR. Al-Bayhaqi, dalam kitab Syu’bul Iman juz 8 hal 462-Maktabah Syamilah)
Tidurnya orang yang sedang berpuasa adalah ibadah, Naumus Shoim Ibadah, demikian sabda Rasul dalam hadits di atas. Sabda Rasulullah SAW di atas tidak dapat difahami tanpa mendengarkan penjelasan para ahli medis. Kenapa tidur bernilai ibadah bagi orang yang sedang berpuasa?
Tentu saja makna ibadah dalam redaksi Rasulullah Saw tidak harus diberi makna secara umum, yaitu pahala, tetapi juga dapat diberi makna secara khusus dalam hal ini adalah kesegaran dan kesehatan. “ Berpuasalah kalian “,kata Rasulullah SAW dalam kesempatan yang berbeda, “maka kalian akan sehat“, Shumuu Tasihhu.
Kesehatan orang yang sedang berpuasa, karena di dalam berpuasa tubuh manusia betul-betul dirontokkan racun-racunnya, yang dalam bahasa para Ulama, Ramadan itu berarti panas, artinya dosa-dosa manusia dipanaskan dulu sebelum kemudian rontok. Dalam bahasa medis, semua racun-racun tubuh manusia dirontokkan dulu, untuk kemudian akan mengalami peremajaan kembali sel-sel tubuh yang rusak dan yang sudah tua, lalu kemudian distel kembali untuk menuju keseimbangan tubuhnya.
Puasa yang akan dijalani bersama nanti, mudah-mudahan dapat menyadarkan kita untuk tidak hanya tidur, meskipun itu bernilai ibadah, tetapi akan lebih baik lagi jika diisi dengan amalan-amalan yang lainnya, sehingga kita dapat mencapai gelar takwa seperti yang disampaikan oleh Al-Qur’an. Semoga bermanfaat, amin ya rabbal alamin. Demikian, Wallahu A’lam. []