• Login
  • Register
Sabtu, 5 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Film Dokumenter Pesantren Ceritakan Kesetaraan Santri Putra dan Putri

"Dalam film Peantren menceritakan bahwa Nyai Masriyah sangat membebaskan para santri untuk berkembang dan berpendidikan. Bahkan beliau sangat mendukung kepada para perempuan maupun laki-laki yang ingin berpendidikan tinggi," kata Shalahuddin.

Fitri Nurajizah Fitri Nurajizah
14/10/2022
in Aktual
0
film dokumenter pesantren

film dokumenter pesantren

562
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Gerdu Suroboyo (GUSDURian Surabaya) dan Festival Film Madani menggelar nonton bareng (nobar) dan diskusi pemutaran film dokumenter Pesantren, yang disutradarai oleh Shalahuddin Siregar, di Asrama Haji Surabaya, pada Kamis, 13 Oktober 2022.

Pemutaran film dokumenter Pesantren ini adalah flim yang menceritakan kehidupan sekitar 2.000 santri putra dan putri di Pondok Kebon Jambu Al-Islamy yang terletak di Cirebon, yang dipimpin seorang perempuan, Nyai Hj. Masriyah Amva.

Dalam film ini, tergambar dengan jelas bagaimana suasana pesantren yang sederhana, hidup mandiri, mencerminkan akhlak muslim yang santun, bahkan ramah terhadap perempuan.

Melui film Pesantren ini, ingin menyadarkan bahwa pesantren di bawah kepimpinan perempuan bisa maju dan berkembang.

Shalahuddin menjelaskan film dokumenter Pesantren menceritakan tentang bagaimana para santri laki-laki dan perempuan di sini bisa hidup adil dan setara dalam hal apapun, baik pendidikan maupun ruang-ruang yang ada di dalam pesantren.

Baca Juga:

Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri

Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

Mengapa Islam Harus Membela Kaum Lemah?

Misalnya, Shalahuddin mencontohkan, dalam beberapa adegan yang Bibah (santri putri) perankan.

Dalam film tersebut menceritakan bahwa Bibah lolos dalam seleksi untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi.

Saat Bibah sowan ke Bu Nyai Masriyah mengenai keinginannya untuk melanjutkan pendidikannya, secara tegas Nyai Masriyah ikut mendukung bahwa perempuan juga berhak atas pendidikannya.

“Dalam film Peantren menceritakan bahwa Nyai Masriyah sangat membebaskan para santri untuk berkembang dan berpendidikan. Bahkan beliau sangat mendukung kepada para perempuan maupun laki-laki yang ingin berpendidikan tinggi,” kata Shalahuddin.

Shalahuddin mengatakan, melalui film Pesantren, ia ingin menghadirkan secara utuh bagaimana kehidupan di pesantren. Melalui film Pesantren, ia ingin mengubah pandangan orang bahwa kini pesantren sudah menampilkan wajah baru yang ramah terhadap perempuan.

“Film Pesantren ingin mengubah dan mengahapus stigma bahwa pesantren bukan hanya untuk laki-laki, melainkan juga perempuan. Dalam film ini juga, laki-laki dan perempuan memiliki kesempatan yang sama dan panggung yang sama,” ucapnya.

Pesantren Melatih Keberagaman

Sementara itu, Board of Madani International Film Festival, Inayah Wahid menyampaikan, film pesantren memberikan sudut pandang berbeda bahwa Islam itu tidak satu dan sangat berbeda. Begitu juga dengan para santri yang memiliki karakter yang berbeda-beda.

Lebih lanjut, Inayah menegaskan, melalui film Pesantren memberikan gambaran kepada publik, bahwa pesantren adalah wadah untuk melatih kehidupan para santri agar menerima keberagaman ini dengan indah.

“Film ini sangat relate dengan kehidupan sekarang. Film pesantren ini membawa keseharian muslim dengan kondisi, bentuk dan narasi yang berbeda,” tukasnya.

Untuk diketahui, Pondok Pesantren Kebon Jambu Al-Islamy merupakan tempat terselenggaranya Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) pertama di Indonesia. KUPI merupakan sebuah event yang belum pernah terjadi sebelumnya di dunia. []

Tags: Film Pesantrengus durislamKesetaraanlaki-lakiperempuanpesantrenTunas GUSDURian
Fitri Nurajizah

Fitri Nurajizah

Perempuan yang banyak belajar dari tumbuhan, karena sama-sama sedang berproses bertumbuh.

Terkait Posts

Sejarah Ulama Perempuan ISIF

ISIF akan Gelar Halaqoh Nasional, Bongkar Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

5 Juli 2025
kekerasan seksual terhadap anak

Dr. Nur Rofiah Tegaskan Pentingnya Mengubah Cara Pandang untuk Hentikan Kekerasan Seksual pada Anak

18 Juni 2025
Kekerasan Seksual Anak di Lingkup Keluarga

Ketika Rumah Tak Lagi Aman, Rumah KitaB Gelar Webinar Serukan Stop Kekerasan Seksual Anak di Lingkup Keluarga

14 Juni 2025
Financial Literacy

Melek Financial Literacy di Era Konsumtif, Tanggung Jawab atau Pilihan?

11 Juni 2025
Kebangkitan Ulama Perempuan

Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

19 Mei 2025
Rieke Kebangkitan Ulama Perempuan

Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

19 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Gerakan KUPI

    Berjalan Bersama, Menafsir Bersama: Epistemic Partnership dalam Tubuh Gerakan KUPI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ISIF akan Gelar Halaqoh Nasional, Bongkar Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kholidin, Disabilitas, dan Emas : Satu Tangan Seribu Panah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menemukan Wajah Sejati Islam di Tengah Ancaman Intoleransi dan Diskriminasi
  • Jangan Malu Bekerja
  • Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri
  • Islam Memuliakan Orang yang Bekerja
  • Kholidin, Disabilitas, dan Emas : Satu Tangan Seribu Panah

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID