• Login
  • Register
Senin, 7 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Hari Perempuan Internasional; Kita Butuh Kesalingan

Fatikha Yuliana Fatikha Yuliana
16/03/2020
in Publik
0
hari, perempuan

(gambar diambil dari twitter @athenaakrami)

26
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Perayaan Internasional Women’s Day (IWD) sudah terlewat beberapa hari lalu, namun perayaannya masih terasa sampai saat ini. Sebab IWD patutnya dirayakan tiap hari sepanjang perempuan belum seutuhnya memperoleh hak-haknya.

Mengutip situs resmi entitas PBB untuk perempuan, UN Women, Hari Perempuan Internasional tahun ini mengusung tema, “I am Generation Equality: Realizing Women’s Rights” atau “Saya Generasi Setara: Menyadari Hak Perempuan”. Tema tersebut sejalan dengan kampanye baru UN Women, Generation Equality.

Tema tersebut juga menandai peringatan 25 tahun Beijing Declaration and Platform for Action, peta panduan bagi pemberdayaan perempuan di seluruh dunia.

Kampanye Generation Equality menyoroti beberapa isu yang menjadi perhatian selama beberapa tahun terakhir. Isu tersebut di antaranya soal kekerasan berbasis gender, otonomi tubuh, keadilan dan hak ekonomi untuk semua, inovasi teknologi untuk kesetaraan gender, hak seksualitas dan kesehatan reproduksi, aksi feminis untuk perubahan iklim, dan kepemimpinan feminis.

Meski masih banyak pekerjaan rumah, ada beberapa perubahan positif yang bisa dirayakan. Salah satunya adalah angka kematian ibu yang turun 38 persen sejak tahun 2000.

Baca Juga:

Kasih Sayang Seorang Ibu

Intoleransi di Sukabumi: Ketika Salib diturunkan, Masih Relevankah Nilai Pancasila?

Pengrusakan Retret Pelajar Kristen di Sukabumi, Sisakan Trauma Mendalam bagi Anak-anak

From Zero to Hero Syndrome: Menemani dari Nol, Bertahan atau Tinggalkan?

Undang-undang yang mengatur diskriminasi terhadap perempuan sudah dilembagakan di banyak negara sejak 25 tahun yang lalu. Tak hanya itu, sebanyak 131 negara sudah mendukung penghapusan diskriminasi gender.

Lalu, lebih dari tiga per empat negara di dunia sudah memiliki aturan anti kekerasan dalam rumah tangga. Selain itu, jumlah anak perempuan di sekolah lebih banyak dari sebelumnya. Perempuan yang menjalani pendidikan tersier, secara global lebih banyak dari laki-laki.

Wujud ketidakadilan gender seperti beban ganda, stereotip, dan lainnya berdampak pada ketimpangan akses, pemberdayaan, dan peran perempuan di masyarakat.

Masyarakat memiliki peran krusial untuk memutus mata rantai ketidakadilan dan mewujudkan pemberdayaan perempuan. Masing-masing dari kita memiliki peran penting untuk dapat mewujudkannya. Peran apa saja yang bisa kita lakukan?

1. Menghadirkan lingkungan yang aman

Setiap kita harus menghadirkan lingkungan aman kepada orang lain. Sikap saling suportif dan lingkungan aman terhadap semua orang untuk mengekspresikan dirinya sangat diperlukan, baik laki-laki maupun perempuan. Laki-laki yang ingin menjadi bapak rumah tangga dan perempuan yang ingin menjadi perempuan karir.

Dengan mendukung dan membiarkan ekspresi dirinya masing-masing, maka perkembangan positif dalam bentuk pemberdayaan perempuan akan hadir dan dapat tercipta dengan sendirinya.

2. Mendorong laki-laki terlibat dalam pekerjaan domestik

Pemberdayaan ekonomi perempuan memang diperlukan kerjasama semua pihak, baik secara individu maupun kolektif. Salah satunya adalah dengan mendorong laki-laki untuk terlibat dalam pekerjaan domestik.

Pelibatan laki-laki dalam pekerjaan domestik menjadi satu hal penting yang dapat mendukung pemberdayaan ekonomi perempuan. Beban yang ditopang akan terbagi sehingga perempuan tidak mengalami beban ganda dalam kehidupannya. Dengan begitu, laki-laki juga bisa menjadi agen perubahan bagi laki-laki lain untuk mendorong inklusifitas.

3. Saling menghargai

Menumbuhkan sikap saling menghargai terhadap pendapat dan pilihan orang lain. Hargai pilihan orang lain dalam berkarir maupun berbagi peran domestik. Karena dengan bersikap seperti itu akan tumbuh dan meningkatkan rasa empati pada diri kita dan juga orang lain.

Maka, saya menutup tulisan ini dengan sebuah pertanyaan, sudahkah kita menanamkan sikap kesalingan untuk mewujudkan hidup berkeadilan? []

Fatikha Yuliana

Fatikha Yuliana

Fatikha Yuliana, terlahir di Indramayu. Alumni Ponpes Putri Al-Istiqomah Buntet Pesantren Cirebon. Berkuliah di Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon. Jatuh cinta pada kopi dan pantai.

Terkait Posts

Intoleransi di Sukabumi

Intoleransi di Sukabumi: Ketika Salib diturunkan, Masih Relevankah Nilai Pancasila?

7 Juli 2025
Retret di sukabumi

Pengrusakan Retret Pelajar Kristen di Sukabumi, Sisakan Trauma Mendalam bagi Anak-anak

7 Juli 2025
Ahmad Dhani

Ahmad Dhani dan Microaggression Verbal pada Mantan Pasangan

5 Juli 2025
Tahun Hijriyah

Tahun Baru Hijriyah: Saatnya Introspeksi dan Menata Niat

4 Juli 2025
Rumah Tak

Rumah Tak Lagi Aman? Ini 3 Cara Orang Tua Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak

4 Juli 2025
Kritik Tambang

Pak Bahlil, Kritik Tambang Bukan Tanda Anti-Pembangunan

4 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Sejarah Ulama Perempuan

    Mencari Nyai dalam Pusaran Sejarah: Catatan dari Halaqah Nasional “Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • From Zero to Hero Syndrome: Menemani dari Nol, Bertahan atau Tinggalkan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jangan Hanya Menuntut Hak, Tunaikan Juga Kewajiban antara Orang Tua dan Anak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pentingnya Relasi Saling Kasih Sayang Hubungan Orang Tua dan Anak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Kasih Sayang Seorang Ibu
  • Intoleransi di Sukabumi: Ketika Salib diturunkan, Masih Relevankah Nilai Pancasila?
  • Pengrusakan Retret Pelajar Kristen di Sukabumi, Sisakan Trauma Mendalam bagi Anak-anak
  • From Zero to Hero Syndrome: Menemani dari Nol, Bertahan atau Tinggalkan?
  • Pentingnya Relasi Saling Kasih Sayang Hubungan Orang Tua dan Anak

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID