Mubadalah.id – Dalam perspektif psikologi puasa merupakan cara bagi umat Islam untuk menunda kesenangan dan menunda hal-hal yang sifatnya sesaat untuk tujuan yang lebih besar.
Terlebih di dalam puasa juga, umat Islam sedang berada dalam pengendalian diri dan mengontrol diri, agar mereka mampu menghasilkan apa yang ia inginkan.
Hal tersebut seperti diungkapkan oleh Departemen Psikologi FIPP UNY, Siti Rohmah Nurhayati, dalam Jogan Ramadhan Online, Ngaji Bersama Ulama Perempuan, pada Minggu, 26 Maret 2023.
Siti Rohmah mengatakan, dalam perspektif psikologi pengendalian diri ini merupakan salah satu hal yang sangat esensial dalam puasa.
Bahkan, Siti Rohmah menyampaikan dari beberapa hasil penelitian menyebutkan bahwa laki-laki dan perempuan sama-sama memiliki pengendalian diri yang sangat baik.
Sehingga keduanya, laki-laki dan perempuan bisa memiliki kesempatan yang sama dalam mengatur pengendalian diri tersebut.
“Puasa adalah jelas rukun Islam dan puasa juga memiliki tujuan yang jelas. Sehingga ketika seseorang mengerti tujuannya apa, maka ia akan mudah dalam mengendalikan diri,” jelasnya.
“Esensi puasa adalah pengendalian diri atau dalam perspektif psikologis yaitu kemampuan individu untuk mengarahkan dan mengatur perilaku dalam menghadapi stimulus. Sehingga menghasilkan akibat yang ia inginkan,” tambahnya.
Lebih lanjut, dosen psikologi UNY itu menjelaskan bahwa pengendalian diri ini dapat memberikan pengaruh yang sangat besar di kemudian hari. Terutama pengaruh baik kepada performa akademiknya.
“Pengaruh pengendalian diri ini akan berdampak pada hubungan sosial lebih besar,” paparnya.
Oleh sebab itu, ia mengingatkan bahwa penting bagi laki-laki dan perempuan untuk memiliki kesadaran dalam mengendalikan diri masing-masing.
“Puasa ini penting, karena salah satunya adalah untuk mengontrol diri, dan menjadi sesuatu yang sangat positif untuk di kehidupan ke depan,” tukasnya. []