Mubadalah.id – Tepat pada tanggal 4 hingga 10 Juli 2023, saya dan teman-teman Mahasantriwa Sarajana Ulama Perempuan Indonesia (SUPI) Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon ditugaskan untuk melakukan kegiatan mini riset di dua Desa, yaitu Desa Pasawahan dan Paniis. Saya sendiri ditempatkan di Desa Pasawahan, Kabupaten Kuningan.
Sejak hari pertama datang ke Desa Pasawahan, saya merasakan udara yang sangat bersih, adem dan sejuk. Lingkungannya bersih, banyak pepohonan, dan air mengalir di selokan depan rumah warga.
Pemandangan ini mengingatkan saya pada kampung halaman tempat nenek saya tinggal yaitu di Sukabumi. Di sana juga udaranya sangat bersih dan sejuk.
Hal ini sangat berbeda dengan kondisi yang ada di Kota Jakarta. Ketika saya berkunjung ke sana, udaranya sangat kotor, penuh dengan polusi udara yang disebabkan dari kendaraan dan juga bangunan yang menjulang tinggi.
Melihat perbedaan yang sangat jauh ini, saya jadi berefleksi, apakah polusi udara ini disebabkan oleh perilaku manusia yang tidak ramah lingkungan atau terjadi begitu saja?
3 Aktivitas Warga Desa Pasawahan yang Ramah Lingkungan
Setelah satu minggu hidup berdampingan dengan warga Desa Pasawahan saya ada tiga hal yang menjadi kebiasaan warga di sana, yang jika direfleksikan pada isu lingkungan itu sangat baik.
Pertama, Pengelolaan sampah yang baik. Di Desa Pasawahan setiap sampah yang dihasilkan dari rumah warga biasanya diambil dan dikelola oleh petugas desa. Sehingga warga di sana tidak lagi membuang sampah ke sungai, kebun atau membakarnya di depan rumah.
Hal ini membuat udara, air sungai, lahan pesawahan dan perkebunan tetap bersih karena tidak tercemar oleh asap pembakaran sampah atau sampah-sampah plastik yang berserakan.
Dalam perspektif lingkungan kebiasaan ini merupakan aktivitas yang ramah terhadap lingkungan. Sebab meskipun jumlah manusia semakin banyak, jika pengelolaan sampahnya baik, maka kemungkinan lingkungan cepat rusak itu bisa kita hindari.
Kedua, Memanfaatkan lahan untuk menanam. Warga Desa Pasawahan masih mempertahankan lahan kosong untuk menjadi lahan pertanian. Baik tani padi, sayuran ataupun pepohonan. Sehingga pemandangan di sana masih hijau dan asri.
Dalam perspektif isu lingkungan kegiatan menanam pohon ini sangat bermanfaat, sebab selain bisa menjaga ketahanan pangan. Menanam juga bisa membuat udara tetap bersih.
Sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah artikel di website telemed.ihc.id bahwa salah satu manfaat dari menanam pohon ialah menyaring dan menyegarkan udara.
Karena pohon-pohon tersebut bertugas sebagai penyaring udara di bumi. Dengan daun-daun dan batangnya, pohon dapat menyaring hingga menyerap gas dan partikel berbahaya di udara lalu mengeluarkan oksigen, sehingga dapat membantu kita bernapas lebih segar.
Karena udara yang bersih bermanfaat untuk menyehatkan saluran pernapasan, menurunkan resiko penyakit kronis, memperpanjang usia, meningkatkan stamina dan lebih fokus.
Lalu yang ketiga adalah mengurangi penggunaan kendaraan bermotor. Di Desa Pasawahan saya melihat banyak warga yang memilih untuk berjalan kaki selama melakukan aktivitas sehari-hari. Seperti ke kebun, sawah, warung atau ke tempat lainnya. Kalaupun pakai kendaraan biasanya ke tempat-tempat yang cukup jauh dari rumah.
Tugas Khalifah fil Ardh
Melihat tiga kebiasaan warga Desa Pasawahan di atas mengingatkan saya pada teks al-Qur’an yang menyebutkan bahwa setiap manusia memiliki kewajiban untuk menjaga lingkungan agar tidak cepat rusak. Dalam hal ini menjaga udara bersih.
Hal ini, seperti Allah Swt tegaskan dalam al-Qur’an surat al-A’raf ayat 56:
وَلَا تُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِ بَعْدَ اِصْلَاحِهَا وَادْعُوْهُ خَوْفًا وَّطَمَعًاۗ اِنَّ رَحْمَتَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِيْنَ
Artinya: “Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (Allah Swt ciptakan) dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan”. (QS. al-A’raf: 56).
Berdasarkan teks al-Qur’an di atas mengingatkan pada kita bahwa laki-laki maupun perempuan tidak boleh melakukan kerusakan apapun pada alam. Dengan begitu praktik baik yang saya lihat di Desa Pasawahan tersebut bisa banyak orang lakukan di manapun, supaya lingkungan tetap bersih. []