• Login
  • Register
Sabtu, 5 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Kenali 5 Ciri Pasangan Manipulatif

Pertama, pelaku akan membuat korbannya merasa tidak berdaya tanpa pelaku. Korban dibuat ketergantungan, dan akan melakukan, menuruti segala hal yang dikehendaki oleh pelaku secara semena-mena.

Giswah Yasminul Jinan Giswah Yasminul Jinan
07/11/2023
in Personal
0
Pasangan

Pasangan

1.2k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Sering nggak sih, kita suka merasa nggak nyaman ketika berkomunikasi dengan pasangan kita? Ada rasa cemas, ketakutan, terus terusan merasa salah dan perasaan gelisah lainnya. Jika dibiarkan terlalu lama, komunikasi yang tidak sehat ini bisa sangat mengganggu kita loh!.

Dalam komunikasi demikian, ada sebuah istilah yang populer di sebagian kalangan masyarakat kita. Istilah tersebut adalah manipulatif. Manipulatif merupakan sebuah sikap yang menggambarkan salah satu dominasi dalam hubungan berpasangan.

Seorang manipulator akan selalu mengetahui target yang akan dimanipulasinya. Tetapi biasanya, korban daripada manipulator ini biasanya tidak menyadari bahwa ia sedang dalam bahaya. Seorang manipulator menggunakan berbagai macam cara untuk bisa mendominasi korbannya.

Kondisi korban manipulasi merupakan kondisi serius yang mengakibatkan efek berkepanjangan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Stroud, Salovey dan Epel dalam Pshycological Science, bahwa Pemicu utama dalam peningkatan stres emosional adalah tindakan manipulasi. Pasangan merasa dikuasai dan dikontrol atas kehendak dirinya.

Gangguan psikologi dalam hubungan berpasangan juga menyebabkan deperesi, kecemasan, dan gangguang stress pasca trauma (PTSD). Berdasarkan sumber peneletian terkait Personality Disroder: Theory, Research, and Treatment oleh Huprich menunjukkan bahwa manipulasi dalam hubungan berpasangan ternyata dapat menjadi faktor dalam risiko gangguan kepribadian.

Baca Juga:

Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!

Nyai Awanillah Amva: Jika Ingin Istri Seperti Khadijah, Muhammad-kan Dulu Dirimu

Tanggung Jawab Pasangan Suami Istri dalam Menjaga Perkawinan

Dinamika Pasangan Suami Istri yang Baru Menikah

Lima Ciri Pasangan Manipulasi

Sebagian besar kasus kekerasan terhadap perempuan, baik itu fisik maupun emosional yaitu berawal dari sikap manipulatif dari para pelaku. Apakah ada cara mencegah menghindari para pelaku manipulatif dalam hubungan berpasangan? Jawabannya, ada. Yuk kenali lima ciri pasanganmu terindikasi menjadi pelaku manipulasi!

Berikut lima indikasi pasangan manipulasi yang saya rangkum dari berbagai sumber:

Pertama, pelaku akan membuat korbannya merasa tidak berdaya tanpa pelaku. Korban dibuat ketergantungan, dan akan melakukan, menuruti segala hal yang dikehendaki oleh pelaku secara semena-mena.

Dalam fase ini, korban biasanya belum mampu mengidentifikasi bahwa apa yang dilakukan pelaku merupakan tindakan manipulasi.

Kedua, pelaku selalu mendominasi cara bicara, gestur tubuh, untuk bisa mendapatkan atensi dari korbannya. Korban seringkali merasa canggung dan ragu ragu ketika ingin melempar argumentasi atau sebatas opini.

Pola dominasi akan mengakibatkan superioritas di antara salah satunya dan menjadikan hal tersebut sebagai relasi kuasa untuk mengontrol korbannya.

Ketiga, pelaku melakukan bujuk rayu terlalu berlebihan untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Padahal korban sudah memberikan Batasan yang jelas terhadap pelaku tersebut.

Keempat, pelaku menampilkan sisi baik saat pertemuan pertama. Ketika korban sudah terjerat dan berpikir bahwa di alam bawah sadarnya bahwa pelaku memiliki kebaikan, di situlah pelaku menampilkan sisi sebenarnya, ia mulai pelan pelan melemahkan korbannya.

Korban merasa bahwa apa yang pelaku lakukan merupakan semata-mata demi kebaikannya, padahal apa yang pelaku lakukan adalah untuk keuntungannya sendiri.

Kelima, playing victim. Sudah jelas bahwa seseorang yang seringkali memutar balikkan fakta dan menyerang kembali korban merupakan seorang manipulator.

Karena seorang pelaku tidak berpikir secara netral. Ia akan selalu menganggap bahwa apa yang ia lakukan merupakan tindakan yang paling benar.

Jika kita merasakan hal hal demikian dalam sebuah hubungan, kita mesti lebih berhati hati dan tentunya waspada. Karena biasanya, seorang manipulator tidak menyadari bahwa tindakannya merupakan sebuah manipulasi.

Tindakan yang Harus Kita Lakukan

Berikut apabila kita menjadi korban manipulasi dalam hubungan berpasangan yang harus kita lakukan:

Pertama, mengenali dan mengidentifikasi tanda-tanda manipulasi yang pasangan lakukan. Penting bagi korban untuk bisa menganalisis terlebih dahulu perilaku pasangan yang manipulatif.

Agar ketika korban mencoba untuk mengkomunikasikan tanda-tanda tersebut kepada pasangannya, korban tidak terjebak lagi dalam kondisi manipulasi selanjutnya yang pelaku lakukan.

Kedua, mencoba membuka komunikasi terbuka dengan pasangan dengan kondisi yang stabil, tidak menggunakan tindakan konfrontatif untuk mengkomunikasikan kondisinya. Karena jika korban menggunakan tindakan konfrontatif, maka pelaku manipulasi akan merasa terancam dan ingin mempertahankan relasi kekuasaannya.

Ketiga, mencari dukungan kerabat dekat, atau keluarga untuk menjelaskan kondisi manipulasi pasangan. Orang lain juga bisa menjadi titik netral dalam melihat kondisi obejktif korban, dan mengkomunikasikan apa yang selama ini ia alami. Bercerita dengan kerabat dekat juga meminimalisir tingkat stres yang korban alami.

Jika kondisi sebelumnya sudah kita lakukan, dan masalah terus berlanjut, korban bisa mempertimbangkan untuk mencari bantuan tenaga profesional seperti psikolog, terapis, atau psikiater. Upaya dalam melakukan konseling kepada tenaga profesional membantu korban dalam mengurai permasalahan dengan aman. []

Tags: Kenalimanipulatifpasangan
Giswah Yasminul Jinan

Giswah Yasminul Jinan

Terkait Posts

Ruang Aman, Dunia Digital

Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital

3 Juli 2025
Vasektomi

Vasektomi, Gender, dan Otonomi Tubuh: Siapa yang Bertanggung Jawab atas Kelahiran?

2 Juli 2025
Narasi Pernikahan

Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

1 Juli 2025
Toxic Positivity

Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

30 Juni 2025
Second Choice

Women as The Second Choice: Perempuan Sebagai Subyek Utuh, Mengapa Hanya Menjadi Opsi?

30 Juni 2025
Tradisi Ngamplop

Tradisi Ngamplop dalam Pernikahan: Jangan Sampai Menjadi Beban Sosial

29 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Sekolah Tumbuh

    Belajar Inklusi dari Sekolah Tumbuh: Semua Anak Berhak Untuk Tumbuh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rumah Tak Lagi Aman? Ini 3 Cara Orang Tua Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pesan Pram Melalui Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tahun Baru Hijriyah: Saatnya Introspeksi dan Menata Niat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pak Bahlil, Kritik Tambang Bukan Tanda Anti-Pembangunan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Kholidin, Disabilitas, dan Emas : Satu Tangan Seribu Panah
  • ISIF akan Gelar Halaqoh Nasional, Bongkar Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia
  • Ahmad Dhani dan Microaggression Verbal pada Mantan Pasangan
  • Siapa Pemimpin dalam Keluarga?
  • Belajar Inklusi dari Sekolah Tumbuh: Semua Anak Berhak Untuk Tumbuh

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID