Mubadalah.id – Sebagai agama yang mengatur tatanan kehidupan umat manusia. Islam memberikan aturan-aturan normatif sebagai pedoman dan pijakan umat, baik dalam kehidupan individual, sosial, maupun spiritual. Salah satu sorotan ajaran Islam dalam bidang sosial adalah energi, sesuatu yang selalu menyertai kehidupan umat manusia.
Untuk hidup dan menjalani kehidupan, setiap orang pasti butuh energi. Energi dibutuhkan semua orang. Menurut perspektif keislaman siapakah yang bertanggung jawab menyediakan energi: pemerintah, swasta atau masing-masing orang? Bolehkah energi itu dikomersialisasikan atau menjadi fasilitas umum yang wajib disediakan negara?.
Lebih lanjut, milik siapakah energi itu? Bisakah energi menjadi hak kolektif semua orang, sehingga tidak boleh mereka privatisasi dan komersialisasikan? Bagaimana Islam merespons Semua pertanyaan ini?.
Terdapat banyak Hadis Nabi Muhammad SAW yang menjelaskan bahwa umat manusia memiliki hak berserikat atau hak kolektif untuk menggunakan dan memanfaatkan tiga hal: air, ladang rumput, dan api.
Salah satunya adalah Hadis yang dari Imam Ibn Majah, Imam Abu Dawud, dan Imam Ahmad bin Hanbal, yakni:
“Diriwayatkan dari salah seorang sahabat Rasulullah SAW bahwa ia berkata, “Suatu ketika saya pulang perang bersama Rasulullah SAW dan mendengar beliau bersabda, “Manusia berserikat dalam tiga hal: padang rumput, air, dan api.”
Teks Hadis ini dapat memberikan pemahaman bahwa ada tiga hal yang menjadi hak kolektif umat manusia, yakni air, api, dan rumput.
Syaikh Wahbah az-Zuhayli, pakar fikih asal Syiria, mengemukakan bahwa penyebutan tiga hal dalam hadits Nabi tersebut tidak berarti tidak ada yang lain.
Tiga hal ini memang kebutuhan sosial yang sangat dlaruri (primer) dan semua orang pada masa itu membutuhkannya. Dewasa ini, energi dengan berbagai jenisnya adalah kebutuhan kolektif yang tidak bisa kita pisahkan dari kehidupan masyarakat modern. Kita tahu bahwa air, rumput, dan api adalah sumber energi.
Oleh karena itu, energi dalam konteks ini bisa kita masukkan juga ke dalam kebutuhan kolektif yang bersifat dlaruri itu. []