Mubadalah.id – Dalam membaca teori Womens Ways of Knowing karya Mary Belenky, Blythe Clinchy, Nancy Goldberger, Jill Tarule dari Ferris State University. Mereka menjelaskan bahwa perempuan memiliki pengetahuan kukuh (Constructed Knowledge).
Pada tahap ini, perempuan telah berada dalam posisi pengetahuan yang kukuh karena telah melakukan verifikasi atas pengetahuan yang ia dapat. Ia memandang semua pengetahuan secara kontekstual.
Termasuk, ia mulai mengharga strategi subjektif yang menghubungkan pengetahuan dengan pengalaman riil, maupun strategi objektif dengan melihat pengetahuan sebagai pengetahuan.
Keduanya sama-sama penting. Baginya, validitas sebuah pengetahuan tidak lagi tergantung pada kedudukan maupun profesi seseorang, melainkan pada kekuatan argumentasinya.
Kemudian, pada tahap ini pula, perempuan telah mempunyai alasan kuat atas sebuah pengetahuan yang ia pilih. Misalnya memandang bahwa pemahaman atas QS. an-Nisa 4: 34 yang menekankan bolehnya suami memukul istri tidak lah benar, sebab spirit ayat tersebut justru menjelaskan jangan main pukul kepada istri.
Konstruksi Sosial
Cara perempuan mengetahui adalah sebuah konstruksi sosial. Artinya, ada ruang bagi perempuan untuk memproses diri sampai pada posisi tertinggi.
Dalam era media sosial seperti sekarang, pengetahuan bergulir dan menyapa siapa saja tanpa peduli gendernya. Ini adalah peluang bagi perempuan, karena ia mempunyai akses yang sama kepada sumber pengetahuan dan informasi yang semakin terbuka.
Teori ini tentu saja tidak muncul di ruang kosong, melainkan merespons sistem patriarki yang ada di mana saja dan kapan saja. Sistem ini dicirikan dengan relasi kuasa yang timpang antara laki-laki dengan perempuan, di mana laki-laki dipersepsikan sebagai subjek tunggal atau minimal primer kehidupan.
Karenanya, meskipun teori di atas berkaitan dengan cara perempuan mengetahui, tetapi ia bisa mewakili pihak mana pun yang lebih lemah dalam sebuah relasi, termasuk laki-laki. Misalnya ketika mereka menjadi anak di hadapan orangtua, murid, atau mahasiswa di hadapan guru atau dosen. Juga sebagai staf di hadapan bos.
Semoga pengetahuan yang kita miliki mampu menjadi cahaya yang tidak hanya menerangi hidup kita sendiri, juga hidup orang lain sebanyak-banyaknya. Serta menjadi senjata yang bisa kita gunakan untuk melindungi diri sendiri dari kezaliman, menyelamatkan orang lain yang sedang dizalimi. Dan untuk menghentikan pihak lain yang sedang melakukan kezaliman. []