• Login
  • Register
Sabtu, 24 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Perempuan dan Ekstremisme: Tantangan Serius Agama dan Negara

Agama dan negara dapat bersama-sama menjadi entitas yang mendorong visi dan misi perdamaian untuk kemaslahatan manusia.

Ni'am Khurotul Asna Ni'am Khurotul Asna
07/04/2025
in Publik
0
Perempuan dan Ekstremisme

Perempuan dan Ekstremisme

1.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Perempuan adalah korban. Ketika berbicara kasus ekstremisme dan radikalisme, perempuan menjadi salah satu korban—juga menjadi pelaku kekerasan dari kelompok ekstrem ini. Isu ekstremisme dan radikalisme telah mengacak-acak ide negara bangsa (nation state) termasuk prinsip dan nilai nasionalisme NKRI.

Perempuan menjadi sasaran empuk kelompok ekstremis karena tak hanya peran besar mereka dalam berbagai aksi ekstremisme. Perempuan dan ekstremisme mendapatkan kekerasan berlapis. Mereka harus tunduk dan patuh hingga hidup dalam lingkungan patriarki yang menolak keadilan dan kesetaraan gender.

Mereka menanggung beban ganda yang lebih banyak, memiliki keharusan menjadi objek reproduksi untuk melahirkan Jundullah (tentara Allah), hingga dimanfaatkan sebagai pelaku bom bunuh diri.

Kenyataan sampai hari ini, aktivis perempuan khilafah lantang berkoar menyoal cita-cita mendirikan negara islam dan sistem khilafah sebagai solusi dari semua permasalahan negara. Mereka aktif terlibat dalam lembaga kajian dakwah baik secara luring maupun daring dengan bersandar pada dalil otoritas Al-Qur’an dan hadits di dalamnya.

Misal saja, kita melihat kilas balik kasus lama yang sempat terjadi waktu lalu. Kasus Dian Yulia Novi, adalah salah satu perempuan yang mendapat vonis sebagai pelaku bom bunuh diri Istana Negara. Ia mengaku terindoktrinasi oleh calon suaminya saat itu serta melalui propaganda teroris yang banyak dilakukan secara online.

Baca Juga:

Menjembatani Agama dan Budaya: Refleksi dari Novel Entrok Karya Oky Madasari

Dalil Agama Soal Kebolehan Alat KB

KB dan Politik Negara

Membuka Tabir Keadilan Semu: Seruan Islam untuk Menegakkan Keadilan

Kasus lain juga banyak terjadi seperti kita tahu pelaku bom bunuh diri oleh anggota keluarga di Surabaya pada tahun 2018 juga menyisakan peristiwa kelam dari mereka yang tergabung aliran radikal dan gerakan jihadisme.

Maka dari itu, masa lalu ini penting untuk kita jadikan pelajaran dalam menjaga diri dari ancaman penyebaran ideologi khilafah kelompok radikal yang tak pernah jelas arahnya. Cita-cita yang mereka usung hanyalah ilusi semata untuk tetap kekeh terealisasi di Nusantara ini.

Perempuan Jadi Fighter Penting Kelompok Ekstremis

Jadi, selain perempuan menjadi korban yang banyak dimanfaatkan kelompok ekstremis, peran mereka dalam aksi ekstremisme juga cukup besar. Praktik yang mereka lakukan berbekal solidaritas dan loyalitas yang tinggi menjadi kekuatan keyakinan berjuang di jalan Allah.

Mereka juga rentan untuk percaya, patuh, dan lantang terhadap aksi yang berbau ajaran agama. Akses media sosial yang sangat dekat dengan perempuan gunakan juga menjadi suatu cara yang mudah untuk menyiarkan ideologi. Bahkan untuk mengelabui masyarakat yang lain untuk ikut bergabung.

Belum lagi, faktor dari permasalahan peliknya hidup yang mereka hadapi. Kekecewaan terhadap berita dari negara sehingga mereka merasa menemukan solusi saat bergabung dengan para aktivis khilafah. Keyakinan kuat terhadap faktor religius misalnya ketika umat Islam sedang diserang seperti kasus Palestina.

Mereka mendapat kekuatan solidaritas mendukung dan berempati tetapi karena secara tidak sadar dan kurangnya  pemahaman, mereka tergabung bersama aktivis khilafah. Faktor lain misal, keinginan kuat untuk membangun sebuah masyarakat baru, dan kewajiban perempuan muslim untuk membela Islam.

Salah satu ruang media sosial menjadi alternatif aktivis khilafah untuk berdakwah dan membagikan edukasi keislaman dan kebangsaan dengan melakukan propaganda. Alih-alih para perempuan mendapatkan solusi atas permasalahan dan keresahan dari yang mereka hadapi, justru masuk ke lubang yang salah.

Tak menutup kemungkinan pula, perempuan khilafah memang berperan kuat untuk kepentingan ekstremisme. Solidaritas yang mereka rangkul dan kalangan aktivis perempuan khilafah  yang berlatar belakang akademisi, menjadi strategi halus memberi kepercayaan publik atas keberadaan mereka.

Ekstremisme Kontra dengan NKRI

Cita-cita kelompok ekstremis adalah membangun konsep islam kafah pada sebuah bangsa. Tentu saja, ini bertentangan dengan prinsip dan gagasan NKRI selama ini. Maka dari itu, cita-cita aktivis khilafah dalam melakukan aksi sana-sini dan menggaet banyaknya kelompok baru tak cocok untuk negara ini terapkan.

Husein Muhammad dalam buku Perempuan, Islam, dan Negara menjelaskan bahwa Pancasila sebagai dasar negara telah merepresentasikan hubungan yang ideal antara agama dan negara.

Untuk itu, ini menjadi konsensus nasional yang menegaskan bahwa Indonesia bukanlah negara agama, bukan negara teokrasi, tetapi juga bukan negara sekuler. Pancasila dengan sila pertamanya, Ketuhanan Yang Maha Esa, menunjukkan dengan jelas Indonesia menjunjung tinggi nilai-nilai agama.

Indonesia sebagai negara majemuk, landasan Pancasila dan UUD 1945 menjadi titik temu paling ideal dari berbagai aspirasi dan kehendak beragam para penganut agama dan kepercayaan yang telah lama hadir di Indonesia.

Kelompok ekstemis ini tidak mengakui dan mempercayai ideologi pancasila karena bertentangan dengan ideologi khilafah. Padahal, sudah sangat jelas bahwa seluruh sila maupun pasal-pasal dalam konstitusi telah sejalan dengan visi dan misi agama, tidak bertentangan.

Solusi dari Relasi Agama dan Negara

Agama hakikatnya hadir untuk membawa visi pembebasan manusia terhindar dari diskriminasi, penghargaan martabat untuk keadilan sosial, menciptakan persaudaraan, perdamaian, dan kesejahteraan umat bersama. Termasuk islam yang membawa visi rahmatan lil ‘alamin dengan prinsip dan nilai kemanusiaan di dalamnya. Telah jelas menentang bentuk pengingkaran terhadap nilai kemanusiaan terutama untuk para perempuan.

Untuk itu, agama dan negara dapat bersama-sama menjadi entitas yang mendorong visi dan misi perdamaian untuk kemaslahatan manusia. Baik laki-laki maupun perempuan sebagai pelaku dan korban. Visi dan misi dari peran agama dan negara bersifat timbal balik. Artinya, saling mengupayakan prinsip dan nilai kebaikan untuk terciptanya kemaslahatan umum dan mencegah terhapusnya kekerasan.

Daripada perempuan hadir untuk mendapatkan kekerasan berlapis, penting untuk mendorong turut serta melawan radikalisme, ekstremisme, dan terorisme. Perempuan perlu memiliki kesadaran untuk melakukan perlawanan melawan gerakan-gerakan yang membahayakan nilai-nilai keindonesiaan dan merusak moralitas bangsa.

Lebih jauh pula, konstitusi Indonesia memang secara eksplisit memberikan jaminan perlindungan serta menerbitkan aturan untuk ekstremisme dan radikalisme. Tetapi, dalam realitas hari ini, jaminan itu tidak secara tegas—seharusnya menolak kehadiran kelompok ekstremis apapun itu. Tentu menjadi pekerjaan rumah yang besar bagi pemerintah utamanya mengatasi menjamurnya ideologi khilafah yang mengancam NKRI dan esensi agama sendiri. []

Tags: agamaaktivis khilafahekstremismeGerakan RadikalismekhilafahNegaraPerempuan dan Ekstremisme
Ni'am Khurotul Asna

Ni'am Khurotul Asna

Ni'am Khurotul Asna. Mahasiswa pendidikan UIN SATU Tulungagung. Gadis kelahiran Sumsel ini suka mendengarkan dan menulis.

Terkait Posts

Ulama perempuan Indonesia

Bulan Kebangkitan: Menegaskan Realitas Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

24 Mei 2025
Kekerasan

Kasus Pelecehan Guru terhadap Siswi di Cirebon: Ketika Ruang Belajar Menjadi Ruang Kekerasan

24 Mei 2025
Memahami Disabilitas

Belajar Memahami Disabilitas dan Inklusivitas “Hanya” Dengan Naik Transjatim

23 Mei 2025
Peran Aisyiyah

Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan

20 Mei 2025
Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas

Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama

20 Mei 2025
Inses

Grup Facebook Fantasi Sedarah: Wabah dan Ancaman Inses di Dalam Keluarga

17 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Umat Bertanya Ulama Menjawab

    Perempuan Bisa Menjadi Pemimpin: Telaah Buku Umat Bertanya, Ulama Menjawab

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Membaca Bersama Obituari Zen RS: Karpet Terakhir Baim

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Yuk Belajar Keberanian dari Ummu Haram binti Milhan…!!!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Filosofi Santri sebagai Pewaris Ulama: Implementasi Nilai Islam dalam Kehidupan Sosial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bulan Kebangkitan: Menegaskan Realitas Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Hidup Minimalis juga Bagian dari Laku Tasawuf Lho!
  • Menjembatani Agama dan Budaya: Refleksi dari Novel Entrok Karya Oky Madasari
  • Bulan Kebangkitan: Menegaskan Realitas Sejarah Ulama Perempuan Indonesia
  • Kasus Pelecehan Guru terhadap Siswi di Cirebon: Ketika Ruang Belajar Menjadi Ruang Kekerasan
  • Self Awareness Ala Oh Yi Young di Resident Playbook

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version