• Login
  • Register
Rabu, 2 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Film

Emily in Paris dan Beberapa Hal yang Perlu Diketahui

Sebagai perempuan, tak ada alasan untuk takut dan enggan merasakan banyak hal yang baru karena hal tersebut dapat memberikan pengalaman yang begitu luar biasa, seperti yang dirasakan oleh Emily.

Irma Khairani Irma Khairani
18/10/2020
in Film, Personal
0
jomblo sampai meninggal

jomblo sampai meninggal

203
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Apakah kalian masih ada yang belum menonton Emily in Paris? Jika iya, kalian kiranya perlu untuk menonton serial tersebut karena ceritanya yang sangat menarik dan begitu penuh makna. Emily in Paris adalah salah satu serial keluaran Netflix pada awal bulan Oktober lalu, serial tersebut mengisahkan seorang perempuan bernama Emily Cooper yang diperankan oleh Lily Collins, merupakan eksekutif pemasaran asal Chicago yang pindah ke Kota Paris karena mendapat tugas dari kantornya untuk bekerja di firma pemasaran yang ada di Paris.

Emily untuk pertama kalinya berada di Paris, tanpa kemampuan berbahasa Prancis, yang mana hal tersebut sontak menimbulkan beberapa permasalahan dalam kehidupan dan pekerjaannya. Namun, sampai pada akhir serial, Emily mampu melewati berbagai rintangan yang ada.

Seperti apa yang dialami Emily, memang tak mudah untuk seseorang dapat bertahan dan beradaptasi di lingkungan yang benar-benar baru, apalagi tanpa memiliki kemampuan berbahasa yang baik. Bagaimana cara Emily bertahan dan beradaptasi menjadi salah satu yang cukup menarik perhatian dalam serial tersebut. Akan tetapi tak hanya itu saja, serial ini juga menggambarkan dua kebudayaan yang sangat berbeda, yaitu antara budaya Prancis dan budaya Amerika. Pun, perbedaan kedua budaya tersebut dalam memandang perempuan.

Banyak perdebatan yang muncul terhadap serial tersebut, tak sedikit yang menilai bahwa serial Emily in Paris tak menggambarkan kebudayaan Prancis yang sebenarnya; banyak keberagaman dan budaya. Terlepas dari perdebatan yang riuh tersebut, setelah merampungkan untuk menonton serial Emily in Paris ada banyak hal dari kehidupan Emily Cooper yang dapat direfleksikan ke dalam diri sendiri, khususnya sebagai perempuan.

Pertama, Emily tak sungkan untuk mengeluarkan pendapatnya meskipun bertentangan dengan mayoritas. Setelah Emily sampai di Paris dan mulai bekerja, ia diragukan oleh karyawan yang ada di kantor dan juga oleh bosnya, Sylvie. Namun, Emily tetap percaya diri. Bahkan, dalam rapat pertamanya ia menyampaikan gagasannya dengan penuh semangat mengenai strategi marketing yang kekinian. Padahal, kantornya yang baru telah memiliki strategi marketing tersendiri yang eksklusif dan elegan. Gagasannya ditolak tanpa pertimbangan, tapi Emily tak menyerah.

Baca Juga:

Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!

Women as The Second Choice: Perempuan Sebagai Subyek Utuh, Mengapa Hanya Menjadi Opsi?

Fikih yang Berkeadilan: Mengafirmasi Seksualitas Perempuan

Emily pun tak segan mengkritik tata bahasa Prancis yang maskulin pada penyebutan kata The Vagina, yang mana dalam tata bahasa Prancis menggunakan kata le vagin bukan la vagin. le vagin dinilai sangat maskulin karena dalam tata bahasa Prancis ada pembagian kelas kata untuk membedakan gender maskulin dan gender feminin.

le merujuk pada gender maskulin dan la merujuk pada gender feminin. Emily tak sepakat dengan le vagin, dan ia tak takut mempertanyakannya pada Sylvie. Kemudian, Emily pun menyampaikan ketidaktertarikannya pada konsep pembuatan iklan parfum yang sangat seksis dan mengobjektifikasi tubuh perempuan.

Kedua, Emily merupakan seorang perempuan yang bertanggung jawab dan tangguh terhadap berbagai macam tantangan. Banyak sekali tantangan yang dihadapinya saat hidup di tengah budaya yang sangat baru, seperti usahanya untuk mencari dan meyakinkan kliennya Randy Zimmer yang ingin membuka hotel di Paris dan akhirnya tertarik pada produk parfum yang ditawarkan.

Kemudian, dapat dilihat pula bagaimana upayanya dalam meyakinkan desainer ternama Pierre Cadault untuk mau bekerja sama dengan firma pemasarannya, meskipun telah mengalami kegagalan di awal karena Emily yang bergaya norak pada pertemuan pertamanya dengan Pierre Cadault.

Ketiga, Emily perempuan yang cerdas dan solutif. Selain tangguh dan bertanggung jawab, tanpa kecerdasan mungkin akan sulit untuk melalui banyak permasalahan yang dihadapi. Dalam serial Emily in Paris, tokoh Emily memang begitu cerdas dalam memberikan solusi terhadap berbagai masalah, seperti ketika ia memesan meja di restaurant untuk makan malam bersama kliennya Randy Zimmer. Pesanannya tak terjadwalkan, tapi Emily memiliki jalan keluar yang cukup bagus dan tak mengecewakan.

Menonton Emily in Paris begitu menyenangkan dan tak membosankan, juga memberikan motivasi bagaimana seharusnya perempuan berada di negara atau lingkungan yang benar-benar baru, tak hanya bahasa namun juga kebudayaannya. Sebagai perempuan, tak ada alasan untuk takut dan enggan merasakan banyak hal yang baru karena hal tersebut dapat memberikan pengalaman yang begitu luar biasa, seperti yang dirasakan oleh Emily. Perempuan harus mampu bertahan, beradaptasi, tangguh, dan cerdas dalam berbagai keadaan yang ada. []

Tags: Emily In ParisFilmperempuan
Irma Khairani

Irma Khairani

Irma telah rampung menamatkan studi sarjana Ilmu Politik di Universitas Nasional. Isu gender, pendidikan, dan politik adalah minatnya, saat ini aktif di komunitas Puan Menulis.

Terkait Posts

Narasi Pernikahan

Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

1 Juli 2025
Toxic Positivity

Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

30 Juni 2025
Second Choice

Women as The Second Choice: Perempuan Sebagai Subyek Utuh, Mengapa Hanya Menjadi Opsi?

30 Juni 2025
Tradisi Ngamplop

Tradisi Ngamplop dalam Pernikahan: Jangan Sampai Menjadi Beban Sosial

29 Juni 2025
Nurhayati Subakat

Nurhayati Subakat, Perempuan Hebat di Balik Kesuksesan Wardah

26 Juni 2025
Humor Seksis

Tawa yang Menyakiti; Diskriminasi Gender Di Balik Humor Seksis

26 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Anak Difabel

    Di Balik Senyuman Orang Tua Anak Difabel: Melawan Stigma yang Tak Tampak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meninjau Ulang Amar Ma’ruf, Nahi Munkar: Agar Tidak Jadi Alat Kekerasan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mewujudkan Fikih yang Memanusiakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Gaji Pejabat vs Kesejahteraan Kaum Alit, Mana yang Lebih Penting?
  • Di Balik Senyuman Orang Tua Anak Difabel: Melawan Stigma yang Tak Tampak
  • Meninjau Ulang Amar Ma’ruf, Nahi Munkar: Agar Tidak Jadi Alat Kekerasan
  • Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan
  • Mewujudkan Fikih yang Memanusiakan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID