• Login
  • Register
Rabu, 9 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Bagaimana Bentuk Kesetaraan Gender Menurut Gusdur?

Fachrul Misbahudin Fachrul Misbahudin
10/10/2022
in Aktual
0
Bagaimana Bentuk Kesetaraan Gender?

Ilustrasi: nu[dot]or[dot]id

298
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubaadalahnews.com,- KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur selalu menjadi panutan banyak orang. Baik dalam berpikir maupun bersikap. Anak Gus Dur, Alissa Wahid, menceritakan bagaimana Gus Dur mempunyai pandangan dan sikap yang sangat memuliakan perempuan. Berikut ini penjelasan bagaimana bentuk kesetaraan gender menurut Gusdur?

Alissa Wahid mengatakan, Gus Dur (KH. Abdurrahman Wahid) pernah mengingatkan kemanusiaan hanya bisa dipelihara dan ditegakkan kalau keadilan dan kesetaraan itu menjadi prinsipnya. Termasuk kesetaraan antara perempuan dan laki-laki.

“Menurut Gus Dur, berbicara kesetaraan dan keadilan berarti kesetaraan dan keadilan bagi seluruh umat manusia termasuk antara laki-laki dan perempuan. Jadi tidak ada pembedaan antara laki-laki dan perempuan,” kata Mbak Alissa, sapaan akrabnya, pada sebuah video yang beredar di Youtube sejak awal tahun.

Mbak Alissa menilai, Gus Dur selalu menganggap bahwa laki-laki dan perempuan memiliki hak yang sama. Apalagi untuk mengambil keputusan di dalam keluarga.

Mbak Alissa menceritakan bahwa dirinya pernah mengalaminya langsung waktu pengambilan raport di Sekolah Menengah Atas (SMA) di Jombang.

Baca Juga:

Ketika Perempuan Tak Punya Hak atas Seksualitas

Mengapa Perempuan Lebih Religius Daripada Laki-laki?

Mengapa Pengalaman Biologis Perempuan Membatasi Ruang Geraknya?

Meruntuhkan Mitos Kodrat Perempuan

Gus Dur yang dikenal sebagai orang yang selalu berkelana “berkunjung silaturahim” kepada kiai-kiai, orang-orang NU dan kepada kelompok masyarakat lainnya. Suatu ketika tiba-tiba Gus Dur muncul di sekolah dirinya untuk mengambil raport.

Setelah mengambil dan menyerahkan raportnya Gus Dur berkata, “Bapak langsung balik ya ke bandara ke Surabaya.”

Mbak Alissa menjawab, “lho terus kenapa Bapak yang ngambil raport kalau hanya datang hanya mengambil raport dan kembali lagi?”

“Gus Dur menjawab, ibumu sedang ada acara penting karena itu bapaklah yang mengambilkan raportmu,” kata Gus Dur sebagaimana dituturkan Alissa.

Mbak Alissa menuturkan, Gus Dur sangat menghargai hak perempuan (ibu) untuk menjalani aktivitasnya. “Tidak kemudian mengatakan ibu sebagai konco wingking,” jelas Mbak Alissa.

Dengan demikian, lanjut Mbak Alissa, keluarganya menjadi orang-orang yang sangat sadar gender. Sangat sadar keadilan dan sangat percaya bahwa kesetaraan bagi siapapun termasuk bagi perempuan dan laki-laki.

“Kesetaraan gender adalah dasar kemaslahatan manusia,” tandasnya.

Demikian penjelasan terkait bagaimana bentuk kesetaraan gender menurut Gusdur? Mantan Presiden Indonesia yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. (RUL)

Tags: AlissaGDgus durIbukeadilanKesetaraankonco wingkingpemikiranperempuansikap
Fachrul Misbahudin

Fachrul Misbahudin

Lebih banyak mendengar, menulis dan membaca.

Terkait Posts

Marzuki Wahid

Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan

6 Juli 2025
Sejarah Ulama Perempuan

Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan: Samia Kotele Usung Penelitian Relasional, Bukan Ekstraktif

6 Juli 2025
Samia

Samia Kotele: Bongkar Warisan Kolonial dalam Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

6 Juli 2025
Ulama Perempuan

Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial

6 Juli 2025
Sejarah Ulama Perempuan ISIF

ISIF akan Gelar Halaqoh Nasional, Bongkar Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

5 Juli 2025
kekerasan seksual terhadap anak

Dr. Nur Rofiah Tegaskan Pentingnya Mengubah Cara Pandang untuk Hentikan Kekerasan Seksual pada Anak

18 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Perempuan Lebih Religius

    Mengapa Perempuan Lebih Religius Daripada Laki-laki?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Relasi Imam-Makmum Keluarga dalam Mubadalah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Pengalaman Biologis Perempuan Membatasi Ruang Geraknya?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengebiri Tubuh Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sadar Gender Tak Menjamin Bebas dari Pernikahan Tradisional

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Melawan Perundungan dengan Asik dan Menyenangkan
  • Ketika Perempuan Tak Punya Hak atas Seksualitas
  • Relasi Imam-Makmum Keluarga dalam Mubadalah
  • Mengebiri Tubuh Perempuan
  • Mengapa Perempuan Lebih Religius Daripada Laki-laki?

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID