• Login
  • Register
Sabtu, 28 Januari 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Bagaimana Mewujudkan Slogan NKRI Harga Mati?

Upaya mewujudkan NKRI harga mati tidak dapat dilakukan dengan paksaan atau kekerasan. Sebaliknya, perwujudan dari NKRI harga mati dapat tercapai jika ada hubungan kesalingan dalam kebaikan, kesetaraan, dan kesukarelaan dari individu warga negara

Sulma Samkhaty Maghfiroh Sulma Samkhaty Maghfiroh
09/02/2022
in Personal, Rekomendasi
0
NKRI Harga Mati

NKRI

735
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – NKRI harga mati!!! Pekik penuh semangat saat menggemakan slogan ini menjadi penanda bahwa masyarakat Indonesia masih sangat sadar bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah bentuk final dari sistem kebangsaan. Bukan tanpa alasan slogan NKRI yang dicetuskan oleh Mbah Liem, Muslim Rifa’i Imampuro, pendiri pesantren Al-Muttaqien Pancasila Sakti, melainkan karena banyaknya kelompok yang masih tidak sepakat dengan NKRI sebagai bentuk negara dan Pancasila sebagai dasarnya.

Aku pernah membaca hasil muktamar NU ke-31 di Boyolali, yang menyebutkan sebab hilangnya komitmen  kebangsaan, yakni dampak negatif globalisasi serta kebebasan berpendapat dan ekspresi tanpa batas. Dimana keduanya mengakibatkan munculnya gerakan separatisme, radikalisme, konflik SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan) yang jelas-jelas mengancam keutuhan NKRI. Bagaimana tidak, maraknya dehumanisasi dan tergesernya nilai-nilai sosial di masyarakat jelas menjadi bukti bahwa globalisasi membawa dampak negatif pada kehidupan berkebangsaan bagi kita semua.

Belum lagi gerakan separatisme seperti yang saat ini masih terus ada dan dilakukan oleh OPM di Papua. Lalu gerakan radikalisme mendukung terbentuknya negara khilafah yang diusung oleh organisasi terlarang HTI, yang kini telah dibubarkan oleh pemerintah. Hingga kasus terbaru tentang ujaran kebencian yang berbau SARA, merupakan bukti nyata bahwa kebebasan berpendapat dan berekspresi digunakan dengan sangat liar seolah tidak ada batasan di sana. Jelas kesemuanya itu sangat merongrong keutuhan NKRI sebagai sebuah negara berdaulat. Lantas bagaimana agar slogan NKRI harga mati dapat diwujudkan?

Menurutku, upaya mewujudkan NKRI harga mati tidak dapat dilakukan dengan paksaan atau kekerasan. Sebaliknya, perwujudan dari NKRI harga mati dapat tercapai jika ada hubungan kesalingan dalam kebaikan, kesetaraan dan kesukarelaan dari individu warga negara. Sehingga solidaritas sosial dan solidaritas kebangsaan pada NKRI dapat terwujud dengan penuh kedamaian.

Salah satu rekomendasi KUPI (Kongres Ulama Perempuan Indonesia) kepada masyarakat adalah untuk senantiasa mengamalkan nilai-nilai keislaman, kebangsaan, dan kemanusiaan dalam lingkup keluarga maupun masyarakat, serta mewaspadai segala paham keagamaan dan organisasi sosial yang akan merusak tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Islam Hadir Untuk Lakukan Revolusi Peradaban Mengenai Eksistensi Perempuan
  • Pernikahan Tanpa Wali dan Saksi ala Kyai FM Jember dalam Perspektif Mubadalah
  • Mengulik Sejarah Hari Gizi Nasional dan Masalah Stunting di Indonesia
  • Prinsip Dasar Islam Adalah Kemanusiaan

Baca Juga:

Islam Hadir Untuk Lakukan Revolusi Peradaban Mengenai Eksistensi Perempuan

Pernikahan Tanpa Wali dan Saksi ala Kyai FM Jember dalam Perspektif Mubadalah

Mengulik Sejarah Hari Gizi Nasional dan Masalah Stunting di Indonesia

Prinsip Dasar Islam Adalah Kemanusiaan

Rekomendasi KUPI sudah sangat ideal untuk mewujudkan slogan cetusan Mbah Liem “NKRI Harga Mati”. Hal ini karena KUPI senantiasa berpegang pada visi besar Islam yang menjadi rahmat bagi semesta, dan misi Rasulullah Muhammad Saw yang menyempurnakan akhlak mulia. NKRI harga mati, adalah rahmat bagi semesta, karena utuhnya NKRI menjadi bukti bahwa Indonesia tidak mentolerir hal-hal yang bersifat separatis, radikal, dan merendahkan SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan) tertentu.

NKRI harga mati hanya dapat diwujudkan dengan perilaku mulia, sarat kesalingan baik antara laki-laki dan perempuannya, negara dengan warganya, aparat dengan sipilnya, dimana kesemua ini telah terangkum dalam misi Rasulullah, yakni menyempurnakan akhlak mulia.

Bagiku, Rekomendasi KUPI juga sangat sejalan dengan firman Allah SWT pada surat Ali Imran ayat 103, yang artinya:

“Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk”.

Ayat ini jelas menunjukkan bahwa Allah memerintahkan hamba-Nya untuk bersatu, saling bersaudara dan tidak bercerai berai. Maka utuhnya NKRI sudah sejalan dengan firman Allah SWT.

Tidak hanya sampai di situ, bahkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Rasulullah Muhammad Saw berwasiat kepada umatnya agar menghindari perpecahan, bahkan dalam wasiatnya, Rasulullah mengatakan bahwa barang siapa yang menginginkan kemakmuran surga, hendaknya ia mengikuti jama’ah.

Bukankah ini makin menjelaskan bahwa dalam misi besar Rasulullah Saw perpecahan, permusuhan, yang ada dalam sikap separatis dan radikalis adalah hal yang dilarang, bahkan bagi yang menginginkan kemakmuran surga, hendaknya mengikuti jama’ah.

NKRI adalah jama’ah dengan beragam suku, agama, budaya dan bahasa, yang rentan akan perselisihan, permusuhan, hingga perpecahan. Namun bukan berarti NKRI harga mati tidak dapat terwujud, karena selama setiap individu dari warga negara masih memiliki empati, kesalingan dalam kebaikan, dan toleransi, maka perdamaian, persatuan, dan keutuhan NKRI bukanlah hal yang mustahil untuk diwujudkan. NKRI Harga mati tidak hanya terhenti dalam pekik slogan saja, namun terwujud dalam kehidupan yang nyata. []

Tags: IndonesiaislamNKRItanah airWawasan Kebangsaan
Sulma Samkhaty Maghfiroh

Sulma Samkhaty Maghfiroh

Penulis Merupakan Anggota Komunitas Puan Menulis, dan berasal dari Ungaran Jawa Tengah

Terkait Posts

Fatwa KUPI

Menanti Hasil Fatwa KUPI dari Kokohnya Bangunan Epistemologi Part II-Habis

28 Januari 2023
Pengalaman Perempuan

Writing for Healing: Mencatat Pengalaman Perempuan dalam Sebuah Komunitas

28 Januari 2023
Kampus Cantik

Akun Instagram Kampus Cantik, Sebuah Bentuk Glorifikasi Seksisme Bagi Perempuan

27 Januari 2023
Toxic Parents

Toxic Parents dan Akibatnya pada Pengasuhan Anak

26 Januari 2023
Pernikahan Tanpa Wali

Pernikahan Tanpa Wali dan Saksi ala Kyai FM Jember dalam Perspektif Mubadalah

25 Januari 2023
Budak Cinta

Budak Cinta, Bumi Cinta, dan Mubadalah Cinta

24 Januari 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Fatwa KUPI

    Menanti Hasil Fatwa KUPI dari Kokohnya Bangunan Epistemologi Part II-Habis

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 5 Pilar Keluarga Berencana dalam Perspektif Mubadalah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Atensi Pesantren Menjawab Isu Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Writing for Healing: Mencatat Pengalaman Perempuan dalam Sebuah Komunitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Konco Wingking Dalam Perspektif Mubadalah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • 3 Hal yang Perlu Ditegaskan Ketika Perempuan Aktif di Ruang Publik
  • Content Creator atau Ngemis Online?
  • 5 Pilar Keluarga Berencana dalam Perspektif Mubadalah
  • Menanti Hasil Fatwa KUPI dari Kokohnya Bangunan Epistemologi Part II-Habis
  • Terminologi Mubadalah Berguna Untuk Gagasan Relasi Kerjasama

Komentar Terbaru

  • Menjauhi Sikap Tajassus Menjadi Resolusi di 2023 - NUTIZEN pada (Masih) Perlukah Menyusun Resolusi Menyambut Tahun Baru?
  • Pasangan Hidup adalah Sahabat pada Suami Istri Perlu Saling Merawat Tujuan Kemaslahatan Pernikahan
  • Tanda Berakhirnya Malam pada Relasi Kesalingan Guru dan Murid untuk Keberkahan Ilmu
  • Tujuan Etika Menurut Socrates - NUTIZEN pada Menerapkan Etika Toleransi saat Bermoda Transportasi Umum
  • Film Yuni Bentuk Perlawanan untuk Masyarakat Patriarki pada Membincang Perkawinan Anak dan Sekian Hal yang Menyertai
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist