• Login
  • Register
Selasa, 20 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom

Bagaimana Pandangan Islam Terhadap Kaum Perempuan?

Apriyanti Marwah Apriyanti Marwah
08/09/2022
in Kolom
0
Bagaimana pandangan Islam terhadap kaum perempuan?

Bagaimana pandangan Islam terhadap kaum perempuan?

4.2k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.Id– Bagaimana pandangan Islam terhadap kaum perempuan? Islam datang ke muka bumi ini untuk membebaskan manusia dari ketidakadilan. Karena sejatinya Islam mengajarkan keadilan. Islam memperkenalkan dirinya sebagai pembawa kasih untuk semesta, rahmatan lil alamin.

Namun dalam sejarah manusia, dari zaman dahulu sampai saat ini, persoalan yang masih kerap muincul ada dalam hubungan (relasi) gender. Relasi yang cenderung tidak menunjukkan keadilan. Masih terjadi ketimpangan gender, antara laki-laki dan perempuan.

Tidak sedikit orang yang tidak dapat memahami makna gender. Hal ini pun menjadi salah satu penyebab terjadinya penyimpangan terhadap maksud yang hendak dicapai dari makna gender tersebut.

Baca juga: Meluruskan Logika Bias Gender dengan Mubadalah

Menurut Nasaruddin Umar (2005) gender adalah suatu konsep yang digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan dilihat dari segi pengaruh sosial budaya. Gender dalam arti ini adalah suatu bentuk social constructions, bukannya suatu yang bersifat kodrati.

Baca Juga:

KB dalam Pandangan Islam

Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

Pola Relasi Suami-Istri Ideal Menurut Al-Qur’an

Relasi gender antara laki-laki dan perempuan tersebut menempatkan perempuan pada posisi yang tidak menggembirakan. Sebagai pihak yang berelasi, perempuan berada sebagai objek, sedangkan laki-laki adalah subjek.

Relasi yang tidak baik itu terus telah diproduksi sejak zaman dahulu kala, dan telah terjadi berabad-abad lamanya sebagai bagian dari sejarah manusia.

Sejarah tersebut tercatat sebagai sejarah panjang ketertindasan perempuan. Sejarah pahit dan sakit yang menempatkan perempuan sebagai makhluk kelas kedua, ketiga, keempat atau kesekian setelah laki-laki.

Baca juga: Bias Gender dalam Tradisi Agama dan Filsafat

Tak heran jika melalui sejarah tersebut telah melahirkan gerakan luar biasa yang sampai saat ini tidak pernah selesai diperjuangkan danhabis dibicarakan ,yakni Feminisme.

Pada konteks Indonesia, bicara soal ketimpangan pada relasi gender sudah bukan hal yang baru lagi. Indonesia sudah lama memiliki budaya kolot yang mengakar sampai hari ini. Budaya banyak memberikan pengaruh dan kontribusi bagi kebudayaan Indonesia telah mewariskan sistem patriarkhi dalam kehidupan sosial di Indonesia.

Seorang perempuan ditempatkan sebagai konco wingking, surga nunut neroko katut ; artinya Istri hanyalah merupakan teman dibelakang, bukan disamping yang berfungsi sebagai pendamping. Apa saja yang menjadi kehendak suami, istri wajib menaatinya. Kemana suami pergi istri harus mengikutinya baik itu menuju surga ataupun menuju neraka.

Islam tidak mengajarkan diskriminasi. Di hadapan Tuhan, laki-laki dan perempuan mempunyai derajat yang sama. Sebagaimana ditegaskan Allah dalam firmannya QS: 3: 195, yang artinya :

“Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman): Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain.

Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, sebagai pahala di sisi Allah. Dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik.“

Baca juga: Yang Islami Itu Monogami, Ini Dia Argumentasinya

Berdasarkan hal tersebut, sesungguhnya Islam datang membawa pesan moral kemanusiaan. Islam datang untuk membebaskan manusia dari belenggu kemanusiaan yang dipenuhi oleh kebodohan dan ketidakadilan. Islam datang membawa misi kesetaraan antara umat manusia.

Kemuliaan di sisi Allah adalah nilai ketakwaan yang dimiliki manusia. Dengan demikian, secara tegas dikatakan, tidak ada satu kekuatan pun yang boleh menekan dan mendiskriminasikan manusia satu dengan yang lainnya.

Demikian penjelasan terkait bagaimana pandangan Islam terhadap kaum perempuan? Semoga bermanfaat. [Baca juga: Alissa Wahid: Perempuan Berperan Penting untuk Cegah Ekstremisme Kekerasan ]

Tags: adilDiskriminasiGendergerakanislamkodratkonstruksilaki-lakiperempuanrahmatRelasisejarahsosialzaman
Apriyanti Marwah

Apriyanti Marwah

Terkait Posts

Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas

Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama

20 Mei 2025
Aeshnina Azzahra Aqila

Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan

20 Mei 2025
Kekerasan Seksual Sedarah

Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

19 Mei 2025
Inspirational Porn

Stop Inspirational Porn kepada Disabilitas!

19 Mei 2025
Kehamilan Tak Diinginkan

Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial

18 Mei 2025
Keberhasilan Anak

Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

17 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama
  • KB dalam Pandangan Islam
  • Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan
  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version