• Login
  • Register
Senin, 19 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Bahagia ketika Dekat dengan Allah

Orang yang dekat dengan Allah, adalah orang yang mengikuti tuntunan-Nya. Jujur di tengah banyaknya kebohongan, menjauhkan diri dari kerumunan kecurangan

Mamang Haerudin Mamang Haerudin
24/04/2024
in Hikmah
0
Bahagia Dekat dengan Allah

Bahagia Dekat dengan Allah

667
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Uangnya banyak, istrinya cantik, suaminya ganteng, demikian juga dengan rumah, kendaraan dan segala keperluan yang bisa ia dapat lebih dari cukup, anak-anak tumbuh dengan ceria. Entah berapa kali memposting momen kebersamaan yang kelihatannya membahagiakan di media sosial.

Siapa yang menduga rumah tangganya ternyata kandas di tengah jalan. Segala apa yang dimiliki mendadak tidak berguna sama sekali, dunia terasa hancur, langit terasa runtuh, karena suami yang selama ini ia cintai malah mengkhianatinya.

Terpilih menjadi salah seorang anggota Dewan, terkenal sebagai keluarga pejabat, banyak sekali orang-orang yang mendatangi rumahnya dengan harapan mendapatkan bantuan, segala fasilitas dunia boleh kita bilang serba lengkap. Siapa sangka, endingnya justru berpisah dengan suaminya, sang Bapak pun wafat, ibunya sakit berkepanjangan, dan kini tidak terpilih menjadi anggota dewan untuk lima tahun berikutnya.

Dua paragraf di atas hanya contoh dari sekian banyak ketentuan dari Allah bagi siapapun yang justru menjauh dari-Nya. Kita sadari atau tidak, kelihatannya bahagia benar-benar telah ia raih, tetapi di saat yang sama kebahagiaan itu justru menjauhkannya dari Allah. Merasa hidupnya tenang bukan karena ingat Allah, melainkan karena hidupnya merasa terjamin karena uangnya banyak, jabatannya tinggi dan banyak disegani oleh orang. Ini potret hidup yang hanya sibuk mengejar kebahagiaan harta dan dunia. Bukan sibuk mengejar pertolongan Allah.

Itulah mengapa bahwa bahagia itu justru manakala dekat dengan Allah. Hidup yang pijakannya adalah Allah. Apapun yang akan dilakukannya karena Allah. Apapun yang Allah takdirkan untuknya akan ia terima dengan sepenuh hati. Sebab buat apa uang banyak, tetapi malah semakin menjauhkan diri dari Allah. Jangan sampai kebahagiaan yang tengah kita rasakan justru kebahagiaan semu yang akhirnya malah menjadi malapetaka.

Bahagia Dekat dengan Allah

Orang yang dekat dengan Allah, adalah orang yang mengikuti tuntunan-Nya. Jujur di tengah banyaknya kebohongan, menjauhkan diri dari kerumunan kecurangan. Apalagi hidup sekadar ikut-ikutan kebanyakan orang yang tidak peduli lagi halal-haram. Dengan alasan mengikuti anggah-ungguh zaman, segala cara pun dihalalkan. Akal sehat dan hati nurani semuanya tumpul kalau sudah bicara uang. Yang penting kenyang dan banyak mendapat keuntungan.

Baca Juga:

Mengapa Waktu Berlalu Cepat dan Bagaimana Mengendalikannya?

Hal-hal yang Tak Kita Hargai, Sampai Hidup Mengajarkan dengan Cara yang Menyakitkan

Ayat-ayat Al-Qur’an yang Menjelaskan Proses Perkembangan Janin dan Awal Kehidupan Manusia

Mandat Utama Manusia di Muka Bumi

Ibadahnya orang yang dekat dengan Allah, tercermin ke dalam perilaku dan amal salehnya. Ingin ini dan itu bukan dengan sibuk berpikir bagaimana caranya supaya segera tercapai, tidak peduli dosa dan haram, semuanya aturan syariat ia tabrak lantaran dilakukan banyak orang.

Padahal keinginan yang membahagiakan itu kalau ditolong Allah. Oleh karena itu, mestinya berpikir dan sibuk untuk bagaimana caranya agar kita pantas mendapatkan pertolongan Allah. Tidak ada yang mustahil, kalau Allah berkenan menolong kita.

Tidak akan ada satu takdir yang baik maupun buruk yang kemudian terlewat, apabila Allah sudah berkehendak. Allah akan menganugerahkannya di saat yang tepat dengan cara-Nya. Karena di sinilah keberkahan berada.

Tanpa pertolongan Allah, apapun yang kita dapatkan boleh jadi membahagiakan tetapi kebahagiaan itu tidak mengandung keberkahan. Fokus saja kepada ikhtiar kita agar bisa semakin dekat dengan Allah. Apakah melalui ibadah maupun amal saleh.

Terakhir, mengapa ada banyak orang yang seolah-olah bahagia karena merasa punya banyak jaminan harta, tetapi hatinya mudah robek, hidupnya menderita? Itu karena hatinya melekat kepada selain Allah. Oleh karena itu, tidak perlu kita iri dengan segala kemelekatan harta dan jabatan orang lain, irilah kepada orang yang hatinya melekat dengan Allah. Karena kebahagiaan hanya bisa kita raih ketika kita dekat dan melekat dengan Allah. Subhanallah. []

 

Tags: AllahbahagiaHikmahkehidupanmanusia
Mamang Haerudin

Mamang Haerudin

Penulis, Pengurus LDNU, Dai Cahaya Hati RCTV, Founder Al-Insaaniyyah Center & literasi

Terkait Posts

Pemukulan

Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

18 Mei 2025
Gizi Ibu Hamil

Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

17 Mei 2025
Pola Relasi Suami Istri

Pola Relasi Suami-Istri Ideal Menurut Al-Qur’an

17 Mei 2025
Peluang Ulama Perempuan

Peluang Ulama Perempuan Indonesia dalam Menanamkan Islam Moderat

16 Mei 2025
Nusyuz

Membaca Ulang Ayat Nusyuz dalam Perspektif Mubadalah

16 Mei 2025
Poligami dalam

Menggugat Poligami, Menegakkan Monogami

16 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan

    KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Ratu Junti, Sufi Perempuan dari Indramayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menghindari Pemukulan saat Nusyuz
  • Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami
  • Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial
  • Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version