• Login
  • Register
Selasa, 20 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Belajar dari Anime One Piece: Laki-laki Bisa Menjadi Korban Pemaksaan Perkawinan

Karena apa yang Sanji alami dalam anime One Piece, mungkin terjadi juga di kehidupan nyata. Maka pemaksaan perkawinan tidak hanya terjadi pada perempuan saja, tetapi juga pada laki-laki

Mohamad Najmul Fuad Mohamad Najmul Fuad
10/12/2022
in Pernak-pernik, Personal
0
One Piece

One Piece

543
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Pemaksaan perkawinan ternyata tidak hanya terjadi pada perempuan saja, melainkan juga kepada laki-laki. Praktik ini tidak hanya terjadi di dalam di dunia nyata, melainkan dalam dunia perfilman juga demikian. Misalnya, praktik pemaksaan perkawinan ini saya temukan dalam anime One Piece.

Di episode ke 830, saya menemukan cerita yang unik, yaitu cerita tentang pemaksaan perkawinan yang dilakukan oleh sang ayah pada anak laki-lakinya.

Ceritanya seperti ini teman-teman. Ada sebuah kerajaan yang bernama Germa66. Kerajaan tersebut dipimpin oleh Vinsmoke Judge bajak laut yang terkenal dengan teknologinya yang mumpuni.

Keluarga Vinsmoke, mereka berniat membangun aliansi dengan bajak laut Big Mom, tujuan Vinsmoke adalah supaya kerajaan miliknya bisa menggunakan kekuatan bajak laut Big Mom untuk menguasai North Blue. Begitupun sebaliknya Big Mom bisa menggunakan teknologi canggih dari keluarga Vinsmoke.

Dalam rencana aliansi tersebut, Big Mom memberikan syarat kepada Vinsmoke Judge untuk menjodohkan anak mereka supaya adanya ikatan antara mereka.

Baca Juga:

Tonic Immobility: Ketika Korban Kekerasan Seksual Dihakimi Karena Tidak Melawan

Al-Qur’an Tidak Membedakan Kesaksian Perempuan dan Laki-laki

Alarm Bahaya Pencabulan Anak: Belajar dari Kasus Keluarga di Garut

Bagaimana Gerakan Kesalingan Membebaskan Laki-laki Juga?

Namun, Judge tidak setuju dengan persyaratan yang Big Mom berikan kepadanya, dan berusaha mencari solusi yang lain. Hingga akhirnya dia teringat dengan salah satu anak yang dibuangnya, yaitu bernama Sanji.

Memaksa Sanji Menikah

Menurut Judge, Sanji sangat cocok untuk dijodohkan dengan anak Big Mom, keluarga Vinsmoke bertekad mengarungi lautan untuk mencari Sanji. Serta memanfaatkannya sebagai batu loncatan supaya bisa menggunakan bajak laut Big Mom.

Hingga akhirnya, keluarga Vinsmoke sepakat untuk menjadikan Sanji sebagai perwakilan yang akan dinikahkan dengan Pudding putri dari Big Mom. Karena selain dia tidak mewarisi genetik keluarganya, dia juga telah dibuang lama oleh Judge karena dianggap sebagai anak yang gagal.

Namun, rencana perjodohan yang dibuat oleh Big Mom dan Judge tersebut ditolak mentah-mentah oleh Sanji.

Sanji merasa bahwa dia berhak untuk menentukan pilihan hidupnya sendiri. Sayangnya, penolakan tersebut membuat sang ayah marah dan mengancam Sanji untuk membunuh gurunya yang bernama Zef.

Singkat cerita, pernikahan Sanji dengan Pudding pun digelar. Big Mom menyuruh Pudding membunuh Sanji dengan menembaknya menggunakan pistol ketika akad sedang berlangsung.

Namun, sebelumnya Sanji sudah mengetahui bahwa pernikahan tersebut akan ada rencana licik dari calon mertuanya, Big Mom berniat membunuh seluruh keluarga Vinsmoke dan mengambil semua teknologi canggih milik keluarga Vinsmoke. Dan pada akhirnya pernikahan pun gagal.

Melihat cerita yang saya tonton dalam anime One Piece tersebut mengingatkan saya pada sebuah realitas bahwa pemaksaan perkawinan itu tidak hanya terjadi pada perempuan saja, tetapi juga bisa terjadi pada laki-laki, dalam hal ini Sanji.

Studi Gender

Seperti yang sering saya dengar dalam Mata Kuliah Studi Gender bahwa pemaksaan perkawinan itu melanggar Hak Asasi Manusia dan termasuk pada bentuk ketidakadilan gender.

Lebih dari itu, dalam sebuah hadis Nabi Saw pernah sampaikan bahwa seorang ayah tidak boleh memaksakan perjodohan untuk anaknya. Hal ini seperti dalam sebuah hadis Nabi;

عَنِ ابْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ أَبِيْهِ قَالَ جَاءَتْ فَتَاةٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ إِنَّ أَبِي زَوَّجَنِي ابْنَ أَخِيْهِ لِيَرْفَعَ بِي خَسِيْسَتَهُ. قَالَ فَجَعَلَ الأَمْرَ إِلَيْهَا. فَقَالَتْ قَدْ أَجَزْتُ مَا صَنَعَ أَبِي وَلَكِنْ أَرَدْتُ أَنْ تَعْلَمَ النِّسَاءُ أَنْ لَيْسَ إِلَى الْآبَاءِ مِنَ الْأَمْرِ شَىْءٌ. رواه ابن ماجه.

Abu Buraidah menuturkan dari ayahnya yang berkata, “Ada seorang perempuan muda datang kepada Nabi Muhammad Saw., dan bercerita, ‘Ayahku menikahkanku dengan anak saudaranya untuk mengangkat derajatnya melaluiku.’ Nabi Muhammad Saw. memberikan keputusan akhir di tangan sang perempuan. Kemudian, perempuan itu berkata, ‘Ya Rasulullah, aku rela dengan yang ayahku lakukan, tetapi aku ingin mengumumkan kepada para perempuan bahwa ayah-ayah tidak memiliki hak untuk urusan ini.” (Sunan Ibn Mājah).

Walaupun secara teks hadis ini untuk anak perempuan, namun jika kita maknai secara mubadalah teks ini juga bisa berlaku bagi anak laki-laki.

Dengan begitu seorang ayah tidak berhak memaksa anaknya untuk menikah dengan pasangan yang tidak ia kehendaki. Sebab yang akan hidup berumah tangga adalah anak tersebut.

Sehingga, ia harus benar-benar merasa nyaman, rela, dan tidak ada unsur paksaan sama sekali.

Pondasi Pernikahan

Sebagaimana yang disampaikan oleh Dr. Faqihuddin Abdul Kodir bahwa kerelaan dan kenyamanan adalah pondasi utama dalam mewujudkan pernikahan yang sakīnah, mawaddah, dan rahmah, yang diperintahkan al-Qur’an.

Di sisi lain, dalam musyawarah keagamaan KUPI II menyebutkan bahwa pemaksaan perkawinan itu hukumnya haram.

Karena pemaksaan perkawinan terhadap seseorang, baik laki-laki maupun perempuan bisa mendatangkan kemafsadatan. Salah satunya berdampak pada kesehatan mental dan psikis.

Sehingga tidak menutup kemungkinan juga akan berdampak pada sosial, ekonomi dan fisik.

Melihat dampak tersebut, perlu adanya kerjasama antara pihak pemerintah dan pihak lainnya dalam melakukan pencegahan pemaksaan perkawinan.

Karena apa yang Sanji alami dalam anime One Piece, mungkin terjadi juga di kehidupan nyata. Maka pemaksaan perkawinan tidak hanya terjadi pada perempuan saja, tetapi juga pada laki-laki.

Kemudian yang terakhir, setiap orang, laki-laki dan perempuan memiliki hak yang sama untuk memilih pasangan hidupnya masing-masing.

Karena pernikahan sebagai ikatan yang sakral memerlukan keridhoan calon pengantin laki-laki dan perempuan. Sebab, yang akan menjalani pernikahan tersebut mereka bedua, bukan orang tua ataupun pihak yang lain. []

Tags: belajarkorbanlaki-lakiOne PiecePemaksaan Perkawinan
Mohamad Najmul Fuad

Mohamad Najmul Fuad

Terkait Posts

KB

KB dalam Pandangan Riffat Hassan

20 Mei 2025
KB

KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

20 Mei 2025
Bangga Punya Ulama Perempuan

Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

20 Mei 2025
KB dalam Islam

KB dalam Pandangan Islam

20 Mei 2025
Aeshnina Azzahra Aqila

Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan

20 Mei 2025
Inspirational Porn

Stop Inspirational Porn kepada Disabilitas!

19 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Bangga Punya Ulama Perempuan

    Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB dalam Pandangan Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan
  • KB dalam Pandangan Riffat Hassan
  • Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman
  • Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version